Penulis: TATANG SUNENDAR
Tatang Sunendar
Oleh Tatang Sunendar
(Widyaiswara P4TK
IPA/Anggota KACI)
Tahun Pelajaran
baru 2021/2022 bagi seluruh sekolah sudah tiba pertanda mengawali proses panjang
pembelaran bagi siswa. Semula sekolah sudah mempersiapkan pembelajaran tatap muka
namun pandemi covid 19 masih membuat khawatir orang tua untuk mengizinkan putra
putrinya untuk pergi kesekolah. Jika kondisi ini masih berlangsung bisa
dipastikan pembelajaran daring masih
menjadi pilihan.
Berangkat dari
pengalaman setahun yang lalu semua sekolah telah mampu mendesain pembelajaran
daring yang disesuaikan dengan situasi dan
kemampuan sekolah masing-masing. Muncul pertanyaan dari seorang guru
kreatif di sebuah sekolah, “Bagaimana membuat pembelajaran aktif pada saat
pembelajaran daring, sebab yang selama ini dilakukan hanya pembelajaran
interaktif bukan belajar aktif? Apa bedanya belajar aktif dan pembelajaran interaktif?
Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pedidikan dinyatakan Proses
belajar-mengajar pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis
siswa. (Pasal 19, Ayat 1). Dari pasal ini terlihat bahwa pembelajaran interaktif
merupakan salah satu bagian untuk menciptakan pembelajaran aktif.
Pendekatan belajar
aktif dipengaruhi oleh aliran konstruktivisme dalam teori belajar. Dalam
pelaksanaan belajar aktif siswa dibimbing untuk mengalami dan mendapatkan pengalaman
melalui observasi atau pengamatan dengan pancaindera serta berbuat atau
melakukan dialog dengan diri sendiri (refleksi) dengan orang lain melalui
interaksi yang mencakup komunikasi. Karena itu, komponen
belajar aktif yang saling berkaitan adalah observasi, berbuat, interaksi, dan
komunikasi.
Pendekatan belajar
aktif sangat penting sebagaimana hasil survei yang menunjukkan bahwa keinginan
anak untuk belajar aktif dengan pertanyaan yang diajukan cara-cara belajar yang
siswa sukai menunjukkan hasilnya: 1) Melakukan hal-hal praktis secara mandiri/belajar
sendiri 45%, 2) Bersama-sama dalam kelompok dengan menerima instruksi 33%, 3)
bertukar infomasi dengan sesama 32%, 4) mempraktikkan sendiri 27%, 5) Melihat demontrasi
24%, 6) Berpikir sendiri 22%, 7 ) Aktivitas kelompok yang difasilitasi 20% (Sumber:
Campaign for Learning, Attitudes to Leaning)
Berdasarkan
komponen-komponen prinsip-prinsip belajar aktif dan hasil survei menunjukkan
bahwa anak mempunyai keinginan mengembangkan pembelajaran yang mendorong anak
mendapatkan pengalaman yang mampu digali secara mandiri. Oleh karena itu saat
guru merancang pembelajaran daring ada dua hal yang harus dipersiapkan yaitu
materi untuk kegiatan tatap muka secara daring dan materi untuk kegiatan mandiri
yang harus dilakukan oleh siswa atau
dalam istilah lain pembelajaran secara sinkronus dan asinkronus. Pembelajaran
sinkronus adalah pembelajaran langsung di kelas maya (daring) sedangkan
asinkronus pembelajaran secara mandiri yang dilakukan oleh siswa di rumah.
Untuk kegiatan
tatap muka yang harus disiapkan oleh guru adalah 1). Materi esenial yang akan
disampaikan, 2) Tujuan dan manfaat mempelajari pembelajaran, 3) Sumber bacaan
yang bisa diakses oleh siswa, 4) Lembar aktivitas yang harus dikerjakan oleh
siswa, serta 5) Format penilaian sikap dan keterampilan yang harus diisi oleh orang
tua/wali. Adapun untuk kegiatan mandiri guru`hendaknya menyiapkan seperangkat
aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa
di ntaranya 1) Adanya instruksi tugas yang jelas dan mudah dipahami oleh
siswa. 2) Adanya target waktu penyelesaian suatu tugas dari guru. 3) Adanya kegiatan
eksplorasi jika dituntut kompetensi yang sedang dikembangkan dengan difasilitasi
guru. 4) Adanya penugasan yang jelas yang dilakukan melalui kegiatan
individual, pasangan, kelompok, 5) diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri
tanpa harus diberi tahu lebih dulu oleh guru. 6) Mendorong siswa berpikir secara aktif dan kreatif. 7) Mendorong
rasa ingin tahu siswa untuk bertanya. 8) Mendorong siswa melakukan eksplorasi
(penjelajahan). 8) Mendorong siswa mengekspresikan gagasan dan perasaan secara
lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk tiga dimensi, gerak, atau
permainan. 9) Mendorong siswa melakukan variasi kegiatan individual. 10) Kegiatan
belajar banyak melibatkan berbagai indera. 11) Melibatkan kegiatan melakukan,
seperti melakukan observasi, percobaan, penyelidikan, bermain peran, permainan
(game). 12) Mendorong siswa mencari informasi, data, dan mencari jawaban atas
pertanyaan. 14) Mendorong siswa
menemukan sendiri 15) mendorong siswa mengkomunikasikan hasil kegiatannya melalui presentasi atau gelar
karya yang dikemas dalam bentul video.
Dari kelima belas aktivitas
tersebut merupakan pemenuhan komponen belajar aktif yang saling berkaitan yaitu
observasi, berbuat, interaksi dan komunikasi. Dengan demikian selama siswa belajar di rumah mampu mengoptimalkan
aktivitas psikomotornya dalam rangka melakukan observasi, berbuat dan berkomunikasi
selama mendapat tugas dari gurunya, sehingga siswa tidak hanya aspek pengetahuan
yang dielaborasi tetapi mampu mengelaborasi pancainderanya agar memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa itu sendiri.
Merancang belajar
aktif membutuhkan kerja yang kolaboratif. Oleh karena itu sekolah wajib
mengoptimalkan KKG atau MGMP masing-masing mata pelajaran, agar hasilnya
optimal. Selanjutnya sekolah juga harus mampu memilih aplikasi yang tepat agar
guru tidak mendapat kesulitan saatnya pembelajaran berlangsung. Dengan
dirancangnya belajar aktif selama diberlakukan pembelajaran secara daring
setidaknya mampu menghindari terjadinya learning loss siswa yang selama ini dikhawatirkan….
Semoga ada kemudahan.