MERANCANG BELAJAR AKTIF SAAT DARING

Penulis: TATANG SUNENDAR

Dibaca: 609 kali

Tatang Sunendar

Oleh Tatang Sunendar

(Widyaiswara P4TK IPA/Anggota KACI)

 

Tahun Pelajaran baru 2021/2022 bagi seluruh sekolah sudah tiba pertanda mengawali proses panjang pembelaran bagi siswa. Semula sekolah  sudah mempersiapkan pembelajaran tatap muka namun pandemi covid 19 masih membuat khawatir orang tua untuk mengizinkan putra putrinya untuk pergi kesekolah. Jika kondisi ini masih berlangsung bisa dipastikan pembelajaran  daring masih menjadi pilihan.

Berangkat dari pengalaman setahun yang lalu semua sekolah telah mampu mendesain pembelajaran daring yang disesuaikan dengan situasi dan  kemampuan sekolah masing-masing. Muncul pertanyaan dari seorang guru kreatif di sebuah sekolah, “Bagaimana membuat pembelajaran aktif pada saat pembelajaran daring, sebab yang selama ini dilakukan hanya pembelajaran interaktif bukan belajar aktif? Apa bedanya belajar aktif dan pembelajaran  interaktif?

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pedidikan dinyatakan Proses belajar-mengajar pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. (Pasal 19, Ayat 1). Dari pasal ini terlihat bahwa pembelajaran interaktif merupakan salah satu bagian untuk menciptakan pembelajaran aktif.

Pendekatan belajar aktif dipengaruhi oleh aliran konstruktivisme dalam teori belajar. Dalam pelaksanaan belajar aktif siswa dibimbing untuk mengalami dan mendapatkan pengalaman melalui observasi atau pengamatan dengan pancaindera serta berbuat atau melakukan dialog dengan diri sendiri (refleksi) dengan orang lain melalui interaksi yang mencakup komunikasi. Karena itu, komponen belajar aktif yang saling berkaitan adalah observasi, berbuat, interaksi, dan komunikasi.

Pendekatan belajar aktif sangat penting sebagaimana hasil survei yang menunjukkan bahwa keinginan anak untuk belajar aktif dengan pertanyaan yang diajukan cara-cara belajar yang siswa sukai menunjukkan hasilnya: 1) Melakukan hal-hal praktis secara mandiri/belajar sendiri 45%, 2) Bersama-sama dalam kelompok dengan menerima instruksi 33%, 3) bertukar infomasi dengan sesama 32%, 4) mempraktikkan sendiri 27%, 5) Melihat demontrasi 24%, 6) Berpikir sendiri 22%, 7 ) Aktivitas kelompok yang difasilitasi 20% (Sumber: Campaign for Learning, Attitudes to Leaning)

Berdasarkan komponen-komponen prinsip-prinsip belajar aktif dan hasil survei menunjukkan bahwa anak mempunyai keinginan mengembangkan pembelajaran yang mendorong anak mendapatkan pengalaman yang mampu digali secara mandiri. Oleh karena itu saat guru merancang pembelajaran daring ada dua hal yang harus dipersiapkan yaitu materi untuk kegiatan tatap muka secara daring dan materi untuk kegiatan mandiri yang harus dilakukan oleh siswa  atau dalam istilah lain pembelajaran secara sinkronus dan asinkronus. Pembelajaran sinkronus adalah pembelajaran langsung di kelas maya (daring) sedangkan asinkronus pembelajaran secara mandiri yang dilakukan oleh siswa di rumah.

Untuk kegiatan tatap muka yang harus disiapkan oleh guru adalah 1). Materi esenial yang akan disampaikan, 2) Tujuan dan manfaat mempelajari pembelajaran, 3) Sumber bacaan yang bisa diakses oleh siswa, 4) Lembar aktivitas yang harus dikerjakan oleh siswa, serta 5) Format penilaian sikap dan keterampilan yang harus diisi oleh orang tua/wali. Adapun untuk kegiatan mandiri guru`hendaknya menyiapkan seperangkat aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa  di ntaranya 1) Adanya instruksi tugas yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa. 2) Adanya target waktu penyelesaian suatu tugas dari guru. 3) Adanya kegiatan eksplorasi jika dituntut kompetensi yang sedang dikembangkan dengan difasilitasi guru. 4) Adanya penugasan yang jelas yang dilakukan melalui kegiatan individual, pasangan, kelompok, 5) diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri tanpa harus diberi tahu lebih dulu oleh guru. 6) Mendorong siswa  berpikir secara aktif dan kreatif. 7) Mendorong rasa ingin tahu siswa untuk bertanya. 8) Mendorong siswa melakukan eksplorasi (penjelajahan). 8) Mendorong siswa mengekspresikan gagasan dan perasaan secara lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk tiga dimensi, gerak, atau permainan. 9) Mendorong siswa melakukan variasi kegiatan individual. 10) Kegiatan belajar banyak melibatkan berbagai indera. 11) Melibatkan kegiatan melakukan, seperti melakukan observasi, percobaan, penyelidikan, bermain peran, permainan (game). 12) Mendorong siswa mencari informasi, data, dan mencari jawaban atas pertanyaan. 14)  Mendorong siswa menemukan sendiri 15) mendorong siswa mengkomunikasikan hasil  kegiatannya melalui presentasi atau gelar karya yang dikemas dalam bentul video.

Dari kelima belas aktivitas tersebut merupakan pemenuhan komponen belajar aktif yang saling berkaitan yaitu observasi, berbuat, interaksi dan komunikasi. Dengan demikian selama siswa  belajar di rumah mampu mengoptimalkan aktivitas psikomotornya dalam rangka melakukan observasi, berbuat dan berkomunikasi selama mendapat tugas dari gurunya, sehingga siswa tidak hanya aspek pengetahuan yang dielaborasi tetapi mampu mengelaborasi pancainderanya agar   memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa itu sendiri.

Merancang belajar aktif membutuhkan kerja yang kolaboratif. Oleh karena itu sekolah wajib mengoptimalkan KKG atau MGMP masing-masing mata pelajaran, agar hasilnya optimal. Selanjutnya sekolah juga harus mampu memilih aplikasi yang tepat agar guru tidak mendapat kesulitan saatnya pembelajaran berlangsung. Dengan dirancangnya belajar aktif selama diberlakukan pembelajaran secara daring setidaknya mampu menghindari terjadinya learning loss siswa yang selama ini dikhawatirkan…. Semoga ada kemudahan.

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...