Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Oleh Ahmad
Rusdiana
Kemauan dan semangat adalah dua aspek
kunci dalam kepemimpinan yang terkait erat satu sama lain. Kedua hal tersebut
sangat penting dalam membentuk keberhasilan seorang pemimpin dan organisasi
yang dipimpinnya. Dalam teori kepemimpinan, Kemauan dan Semangat merupakan
aspek penting dalam model kepemimpinan transformasional. Model ini menempatkan
pemimpin sebagai agen perubahan yang dapat memotivasi bawahannya untuk mencapai
tujuan bersama dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Kemauan dan semangat saling mempengaruhi
seperti dua sisi dalam satu mata uang. Kemauan bukanlah segalanya, namun tanpa
kemauan segalanya tidak akan ada. Jika seorang pemimpin menjangkau orang lain
dengan penuh semangat maka dia juga akan disambut dengan penuh semangat. Tak
satu pun yang dapat menggantikan semangat dalam kehidupan seorang pemimpin.
Dakam Konteks 5K Lima pilar kepemimpinan Abad 21, Johanes Djohan, (2016),
menempatkan Kemauan dan semangat pada urutan keempat setelah Kekuasaan,
Kompetensi, Kredibilitas selanjunta keempat Kemauan dan semangat disebut (K-4).
Kemauan dan semangat, termasuk salahsatu
komponen pada teori kepemimpinan transformasional yang pertama kali
dikembangkan oleh James MacGregor Burns pada tahun 1978. Namun, konsep Kemauan
dan Semangat telah diperkenalkan sejak lama oleh berbagai tokoh pemikir dan
pemimpin yang terkenal seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King Jr. Mereka
dianggap sebagai pemimpin yang mampu memotivasi orang lain untuk mencapai
tujuan bersama dengan semangat yang luar biasa. Indikator Kemauan dan Semangat
mencakup beberapa aspek penting yang dapat mempengaruhi kinerja seorang
pemimpin dan organisasi yang dipimpinnya. Beberapa indikator ini antara lain:
Pertama Motivasi: Seorang pemimpin yang memiliki Kemauan dan
Semangat tinggi mampu memotivasi bawahannya untuk bekerja lebih baik dan
mencapai tujuan bersama. Motivasi ini biasanya didasarkan pada nilai-nilai dan
tujuan yang sama antara pemimpin dan bawahannya.
Kedua Kepedulian: Pemimpin yang memiliki Kemauan dan Semangat
tinggi juga harus memiliki rasa kepemilikan terhadap organisasi dan bawahannya.
Mereka harus peduli terhadap kesejahteraan dan perkembangan bawahannya agar
dapat memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik.
Ketiga Keterampilan interpersonal: Kemauan dan Semangat juga dapat dilihat
dari keterampilan interpersonal seorang pemimpin. Pemimpin yang mampu
berkomunikasi dengan baik dan membangun hubungan yang baik dengan bawahannya
dapat memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik.
Keempat Inovasi: Pemimpin yang memiliki Kemauan dan Semangat juga
harus memiliki kemampuan untuk berinovasi. Mereka harus mampu
mengembangkan ide-ide baru yang dapat meningkatkan kinerja organisasi dan
memotivasi bawahannya untuk mencapai tujuan bersama.
Namun, di era modern seperti saat ini, tantangan dan
peluang yang dihadapi oleh pemimpin dalam membangun Kemauan dan Semangat yang
kuat semakin kompleks dan dinamis. Salah satu tantangan utama adalah perubahan
yang cepat dan tidak terduga dalam lingkungan bisnis dan sosial yang
mempengaruhi kinerja organisasi. Selain itu, pemimpin juga harus mampu
menghadapi berbagai risiko dan ketidakpastian yang muncul dalam kehidupan bisnis
dan sosial. Untuk menghadapi tantangan dan peluang tersebut, seorang pemimpin
harus memiliki kekuatan dalam membangun Kemauan dan Semangat yang kuat. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangun Kemauan dan Semangat yang
kuat di era kepemimpinan abad 21 ini. Beberapa cara tersebut antara lain:
menetapkan tujuan yang jelas; memberikan pujian dan pengakuan: membangun
kepercayaan; memberikan peluang pengembangan; memperhatikan kesejahteraan
bawahannya; membangun budaya kerja yang positif dan menjadi teladan.
Dalam
era kepemimpinan abad 21, Kemauan dan Semangat menjadi sangat penting untuk
menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan inovatif. Pemimpin harus memiliki kemauan dan semangat yang
kuat untuk memotivasi dan memimpin bawahannya. Dengan membangun Kemauan dan
Semangat yang kuat, pemimpin dapat menghadapi berbagai tantangan dan peluang
yang muncul dalam kehidupan bisnis dan sosial dengan lebih percaya diri dan
efektif.
Motivasi dan
semangat bisa dapatkan dari Surat Al Baqarah ayat 286 yang berbunyi: “Allah
tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” (QS. Al-Baqarah
[2]: 286).
Ayat ini
memberikan penjelasan yang singkat dan padat bahwasanya ketika kita mendapatkan
musibah, Allah SWT tidak menurunkan suatu ujian atau cobaan kepada hamba-Nya
melainkan karena hamba tersebut mampu untuk menanggungnya. Maka dari itu,
janganlah berputus asa atau berprasangka ketika berada dalam posisi terpuruk.
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Founder
tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah
manajemen pendidikan; Penulis buku: Kepemimpinan Pendidikan; Kebijakan
Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi; Manajemen Risiko, Kewirausahaan Teori
dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan Panawangan Kab. Ciamis Jawa
Barat. Korespondensi :(1) http://a.rusdiana.id (2)
http://tresnabhakti.org/webprofil; (3)
http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators (4)
https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5)
https://play.google.com/store/books/author?id.