Penulis: Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Setiap kelakuan manusia lahir dari suatu kehendak yang digerakkan oleh
naluri (insting). Naluri merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir, jadi
merupakan suatu pembawaan asli. Insting (naluri), dalam bahasa Arab disebut garizah
atau fitrah. Di antara ahli memberikan pengertian naluri atau insting
sebagai berikut: "Naluri ialah sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang
menyampaikan pada tujuan dengan terpikir lebih dahulu kearah tujuan itu tanpa
didahului latihan perbuatan itu. Dalam ensiklopedia arti dari naluri adalah
menyangkut pola-pola prilaku dan respon-respon yang komplek, tidak di pelajari,
muncul begitu saja dari kelahiran seseorang, dan diperoleh oleh turun-temurun
(secara filogenetik)".
Naluri atau jiwa kewirausahaan adalah sifat-sifat yang dimiliki oeleh
seseorang wirausahawan. (Kompri, 2017). Setiap kepala sekolah harus memiliki
naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar peserta didik. Artinya, untuk
menghasilkan guru dan siswa yang bernaluri kewirausahaan sejak usia dini, maka
kepala sekolah harus menjadi contoh bagaimana bernaluri kewirausahaan. Sebelum
naluri kewirausahaan kepala sekolah menjadi contoh para guru dan siswanya, maka
kepala sekolah harus menilai potensi dirinya terlebih dahulu apakah ia memang
sudah memiliki jiwa kewirausahaan.
Dikerenakan fungsi manusia akan tumbuhkembang sempurna bila pembinaan
dilaksanakan, sebaliknya, ketidaksempurnaan dan kerusakan atau kehilangan dari
salah satu unsur tersebut, akan mengakibatkan hal-hal negative pada manusia
yang bersangkutan, bahkan bisa fatal. Untuk hal iu, globalsearch (2013),
mengidentifikasi fungsi manusia akan tumbuh sempurna bila pembinaan
dilaksanakan menuruti 4 tahap prioritas yaitu:
Pertama pembinaan Sikap Mental;
Dalam meminij dan menjalankan sebuah usaha,
akan ada begitu banyak halangan yang akan menghadapi anda. Untuk itu, memiliki mental
yang kuat adalah sebuah keharusan untuk menjaga bisnis anda tetap berjalan. Di
samping strategi yang matang, kekuatan mental akan menentukan bagaimana bisnis
anda dapat bertahan di tengah berbagai ujian yang ada. Untuk itu beberapa sikap
mental yang perlu anda miliki jika anda ingin memiliki masa depan yang sukses:
Berani Mengambil Resiko; Niat dan Tekad yang Kuat; Senantiasa Ikhlas dan Bersyukur.
Kedua pembinaan Kepemimpinan;
Kepemimpinan yang
dimaksud disini adalah kepemimpinan sebagai nilai atau kualitas, bukan
pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia. Mungkin akn lebih tepat
kalau disebut sebagai “kepeloporan” sedangkan pemimpin adalah orang yang
menunjukan arah. Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan akan selalu tahu
arah yang harus dimbil. Keputusan-keputusanya mantap dan didasari oleh
keyakinan diri disertai data-data dan informasi yang akurat.
Dalam dunia usaha, jiwa kepemimpinan dan kepeloporan ini mutlak diperlukan
karena secara sadar atau tidak seseorang yang berwiraswasta telah menempatkan
dirinya pada posisi pemimpin. Kedudukan tersebut mengharuskannya untuk selalu
mampu mengambil keputusan yang menurut perhitungannya paling baik dan
bijaksana.
Ketiga Pembinaan Ke-Tata Laksanaan
Tata laksana merupakan terjemahan dari kata management, artinya
pengelolaan. Manajemen bukan semata-mata konsumsi para manager di
perusahaan-perusahaan tetapi diperlukan semua orang. Tata laksana merupakan
metode atau serangkaian cara dan prosedur yang berguna untuk menghasilkan
efektivitas dan efisiensi setiap pekerjaan agar mendapat hasil yang baik dalam
mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya. Berbeda dengan sikap mental dan
kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi nilai atau kualitas, maka
manajemen merupakan pengetahuan bersifat praktis. Kalau sikap mental berada di
dalam (jiwa), manajemen terdapat di luar, mirip keterampilan teknis atau keprigelan
Manajemen kegunaannya juga sangat universal, dan semua orang atau
organisasi memerlukan manajemen. Bila manajemen terabaikan, maka sebuah
organisasi akan menjadi kacau dan morat-marit. Perusahaan tanpa manajemen yang
baik, bias dipastikan akan mengalami hambatan besar dalam perkembangannya.
Keempat Pembinaan Keterampilan; Lapisan terluar dari struktur prioritas
adalah keterampilan. Keterampilan teknis yang meliputi keterampilan perorangan
yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memproduksi sesuatu, baik
secara fisik dan non fisik termasuk keterampilan manajerial dan
keterampilan pemasaran jelas merupakan faktor yang amat penting, karena
disinilah nantinya kualitas produk ditentukan tinggi rendahnya.
Banyak pihak berpendapat bahwa dengan berbekal penguasaan keterampilan,
seseorang pasti bisa menjdi enterpreuneur (wiraswastawan) yang berhasil.
Namun demikian, kalau kita mau meneliti lebih jauh ternyata
keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh keterampilan
semata melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha.
Keterampilan hanyalan sarana, sehingga tidak cukup untuk mengantar orang ke
jenjang kehidupan yang sukses, terutama kehidupan dalam dunia usaha.
Ada tiga hal yang memungkinkan seseorang baik terampil maupun tidak, untuk
bisa tampil sebagai tokoh yang sukses atau orang berkecukupan, yaitu: (1) Memanfaatkan
Leadership yang berasal dari diri sendiri (2) Memanfaatkan Leadership
orang lain (3) Faktor keberuntungan (luck and hoki).
Semua disiplin ilmu tidak memperhitungkan adanya factor keberuntungan,
demikian juga dengan ilmu kewiraswastaan. Rata-rata orang besar dan tokoh
wiraswastaan sejati mengandalkan sepenuhnya pada jiwa kepeloporan yang dimiliki
oleh diri sendiri sehingga mencapai tingkat kemapanan.
Endingnya, setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan
ketajaman naluri. Demikian juga dengan wiraswastaan pengusaha bersaing bukan hanya
dengan perusahaan-perusahaan pesaing, tetapi juga dengan keadaan dan
situasi-situasi tertentu seperti moneter, ekonomi, politik perubahan kebijakan
pemerintah, dan lain-lain. Untuk dapat mengantisipasi setiap perkembanganjyang
mungkin terjadi, seorang wiraswastaan perlu melatih naluri kewirausahaannya,
agar selalu siap menghadapi hal apapun dan tetap bertahan hidup.
Wallahu A'lam Bishowab.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis
buku: Manajemen Pengembngan Human Capital; Pengembangan Orgasisasi Lembaga
Pendidikan. Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan
Pendidikan; Perencanaan Pendidikan; Manajemen SDM Pendidikan. .Guru Besar
Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan
Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung
Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun
1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya
Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus
sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama
mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna
Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak
tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat.
Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1)
http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search?
q=buku+a.rusdiana+shopee&source (3) https://play.
google.com/store/books/author?id.