4 PRIORITAS PEMBINAAN NALURI KEWIRAUSAHAAN: Menuju Entrepreneurial Passion di Sekolah/Madrasah

Penulis: Ahmad Rusdiana

Dibaca: 134 kali

Ahmad Rusdiana

Oleh Ahmad Rusdiana

 

Setiap kelakuan manusia lahir dari suatu kehendak yang digerakkan oleh naluri (insting). Naluri merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir, jadi merupakan suatu pembawaan asli. Insting (naluri), dalam bahasa Arab disebut garizah atau fitrah. Di antara ahli memberikan pengertian naluri atau insting sebagai berikut: "Naluri ialah sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan terpikir lebih dahulu kearah tujuan itu tanpa didahului latihan perbuatan itu. Dalam ensiklopedia arti dari naluri adalah menyangkut pola-pola prilaku dan respon-respon yang komplek, tidak di pelajari, muncul begitu saja dari kelahiran seseorang, dan diperoleh oleh turun-temurun (secara filogenetik)".

Naluri atau jiwa kewirausahaan adalah sifat-sifat yang dimiliki oeleh seseorang wirausahawan. (Kompri, 2017). Setiap kepala sekolah harus memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar peserta didik. Artinya, untuk menghasilkan guru dan siswa yang bernaluri kewirausahaan sejak usia dini, maka kepala sekolah harus menjadi contoh bagaimana bernaluri kewirausahaan. Sebelum naluri kewirausahaan kepala sekolah menjadi contoh para guru dan siswanya, maka kepala sekolah harus menilai potensi dirinya terlebih dahulu apakah ia memang sudah memiliki jiwa kewirausahaan.

Dikerenakan fungsi manusia akan tumbuhkembang sempurna bila pembinaan dilaksanakan, sebaliknya, ketidaksempurnaan dan kerusakan atau kehilangan dari salah satu unsur tersebut, akan mengakibatkan hal-hal negative pada manusia yang bersangkutan, bahkan bisa fatal. Untuk hal iu, globalsearch (2013), mengidentifikasi fungsi manusia akan tumbuh sempurna bila pembinaan dilaksanakan menuruti 4 tahap prioritas yaitu:

Pertama pembinaan Sikap Mental; Dalam meminij dan menjalankan sebuah usaha, akan ada begitu banyak halangan yang akan menghadapi anda. Untuk itu, memiliki mental yang kuat adalah sebuah keharusan untuk menjaga bisnis anda tetap berjalan. Di samping strategi yang matang, kekuatan mental akan menentukan bagaimana bisnis anda dapat bertahan di tengah berbagai ujian yang ada. Untuk itu beberapa sikap mental yang perlu anda miliki jika anda ingin memiliki masa depan yang sukses: Berani Mengambil Resiko; Niat dan Tekad yang Kuat;  Senantiasa Ikhlas dan Bersyukur.

Kedua pembinaan Kepemimpinan; Kepemimpinan yang dimaksud disini adalah kepemimpinan sebagai nilai atau kualitas, bukan pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia. Mungkin akn lebih tepat kalau disebut sebagai “kepeloporan” sedangkan pemimpin adalah orang yang menunjukan arah. Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan akan selalu tahu arah yang harus dimbil. Keputusan-keputusanya mantap dan didasari oleh keyakinan diri disertai data-data dan informasi yang akurat.

Dalam dunia usaha, jiwa kepemimpinan dan kepeloporan ini mutlak diperlukan karena secara sadar atau tidak seseorang yang berwiraswasta telah menempatkan dirinya pada posisi pemimpin. Kedudukan tersebut mengharuskannya untuk selalu mampu mengambil keputusan yang menurut perhitungannya paling baik dan bijaksana.

Ketiga Pembinaan Ke-Tata Laksanaan

Tata laksana merupakan terjemahan dari kata management, artinya pengelolaan. Manajemen bukan semata-mata konsumsi para manager di perusahaan-perusahaan tetapi diperlukan semua orang. Tata laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur yang berguna untuk menghasilkan efektivitas dan efisiensi setiap pekerjaan agar mendapat hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya. Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan bersifat praktis. Kalau sikap mental berada di dalam (jiwa), manajemen terdapat di luar, mirip keterampilan teknis atau keprigelan

Manajemen kegunaannya juga sangat universal, dan semua orang atau organisasi memerlukan manajemen. Bila manajemen terabaikan, maka sebuah organisasi akan menjadi kacau dan morat-marit. Perusahaan tanpa manajemen yang baik, bias dipastikan akan mengalami hambatan besar dalam perkembangannya.

Keempat Pembinaan Keterampilan; Lapisan terluar dari struktur prioritas adalah keterampilan. Keterampilan teknis yang meliputi keterampilan perorangan yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memproduksi sesuatu, baik secara fisik dan non fisik  termasuk keterampilan manajerial dan keterampilan pemasaran jelas merupakan faktor yang amat penting, karena disinilah nantinya kualitas produk ditentukan tinggi rendahnya.

Banyak pihak berpendapat bahwa dengan berbekal penguasaan keterampilan, seseorang pasti bisa menjdi enterpreuneur (wiraswastawan) yang berhasil. Namun demikian, kalau kita mau meneliti lebih jauh ternyata keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh keterampilan semata melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha. Keterampilan hanyalan sarana, sehingga tidak cukup untuk mengantar orang ke jenjang kehidupan yang sukses, terutama kehidupan dalam dunia usaha.

Ada tiga hal yang memungkinkan seseorang baik terampil maupun tidak, untuk bisa tampil sebagai tokoh yang sukses atau orang berkecukupan, yaitu: (1) Memanfaatkan Leadership yang berasal dari diri sendiri (2) Memanfaatkan Leadership orang lain (3) Faktor keberuntungan (luck and hoki).

Semua disiplin ilmu tidak memperhitungkan adanya factor keberuntungan, demikian juga dengan ilmu kewiraswastaan. Rata-rata orang besar dan tokoh wiraswastaan sejati mengandalkan sepenuhnya pada jiwa kepeloporan yang dimiliki oleh diri sendiri sehingga mencapai tingkat kemapanan.

Endingnya, setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan ketajaman naluri. Demikian juga dengan wiraswastaan pengusaha bersaing bukan hanya dengan perusahaan-perusahaan pesaing, tetapi juga dengan keadaan dan situasi-situasi tertentu seperti moneter, ekonomi, politik perubahan kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Untuk dapat mengantisipasi setiap perkembanganjyang mungkin terjadi, seorang wiraswastaan perlu melatih naluri kewirausahaannya, agar selalu siap menghadapi hal apapun dan tetap bertahan hidup.

Wallahu A'lam Bishowab.

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku: Manajemen Pengembngan Human Capital; Pengembangan Orgasisasi Lembaga Pendidikan. Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Perencanaan Pendidikan; Manajemen SDM Pendidikan. .Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search? q=buku+a.rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/store/books/author?id.

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...