Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Oleh Ahmad Rusdiana
Uncertainty atau ketidakpastian dalam Konteks PUCA (Perubahan,
Ketidakpastian, Kompleksitas, dan Ambiguity), merupakan tantangan kedua yang
dihadapi oleh para pemimpin perusahaan atau organisasi, tidak terkecuali
kepemimpinan pendidikan. Ketidakpastian
ini dapat berasal dari berbagai sumber seperti perubahan kebijakan, perubahan
sosial dan budaya, serta perubahan teknologi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
informasi yang jelas dan akurat mengenai perubahan yang terjadi.
Perubahan yang
cepat dan tidak terduga membuat para pemimpin harus mengambil keputusan dengan
informasi yang terbatas. Johansen menyarankan agar Uncertainty diatasi
dengan Understanding’. Dalam hal ini, ‘Understanding’ (pemahaman)
akan membawa semua anggota tim berbagi cara pikir (mindset) yang sama, dan
membangun pengertian dan pemahaman yang selaras tentang bagaimana mereka dapat
berkontribusi untuk kesuksesan organisasi. Sejalan dengan prinsip-prinsip yang
mempromosikan praktik dan komunikasi aktif yang melibatkan banyak pihak, hal
ini membutuhkan komunikasi dua arah yang terus-menerus.
Untuk hal itu,
Anderson dan Krathwohl (2010) menguatakan
bahwa "pemahaman" merupakan proses kognitif, dalam kategori pemahaman
meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan,
membandingkan, dan menjelaskan. Dari tingkatan proses kognitif kategori pemahaman tersebut dapat diketahui.
Oleh karena itu, Johansen menyarankan agar para pemimpin dalam mengatasi
ketidakpastian dengan pemahaman (Understanding). Sedikitnya ada 5 indikator
sikap pemimpin yang memiliki pemahaman untuk mengatasi ketidakpastian antara
lain adalah:
Pertama; Aktif mencari informasi dan mempelajari trend
terbaru dalam bidang pendidikan dan lingkungan sosialnya.
Kedua; Mengembangkan kemampuan analisis yang baik untuk
menganalisis dan menginterpretasikan data yang tersedia, sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks dan ambigu.
Ketiga; Membangun hubungan dan kerjasama yang baik dengan
para pemangku kepentingan pendidikan, termasuk dengan siswa, orangtua, guru,
serta pemerintah dan masyarakat sekitar.
Ketempat; Berkomunikasi dengan baik dan memberikan arahan
yang jelas dan tepat kepada semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.
Kelima; Mengembangkan program pelatihan dan pengembangan
diri bagi guru dan tenaga pendidik, sehingga mereka dapat lebih siap menghadapi
perubahan dan mengatasi ketidakpastian yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
Dalam menghadapi ketidakpastian, pemimpin
pendidikan juga harus mampu membentuk tim yang solid dan terampil untuk bekerja
sama mencapai tujuan bersama. Tim ini harus mampu berkolaborasi dan berinovasi
dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang dihadapi.
Intinya, para pemimpin tidak terkecuali
pemimpin pendidikan harus memiliki sikap terbuka dan mampu mengatasi ketidakpastian
dengan pemahaman. Hal itu terkait dengan Tugas semua para Nabi adalah
menyampaikan literasi, dalam arti ajaran dan petunjuk dari sang Maha pemberi
Ilmu untuk disampaikan kepada umat manusia agar tidak tersesat. Hingga
sampailah malaikat Jibril utusan Allah SWT yang mengajarkan kepada nabi yang
terakhir, Muhammad Saw. dengan kata "IQRA" (Bacalah...!) Artinya, kita
sebagai umat manusia diperintahkan untuk Membaca, memahami dan mengamalkan
apa yang sudah diajarkan oleh para Nabi. Sebagaimana tugas nabi Muhammad Saw
yang membawa umat manusia dari kegelapan menuju cahaya. "Mina dzulumati
ila nnur..." (QS. [2]:257). Itulah membaca/memahami sangat penting
agar tidak terjerumus dalam kebodohan dan kesesatan.
Walalhu A'lam Bishowab
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Founder
tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah
manajemen pendidikan; Penulis buku: Manajemen Risiko, Manajemen Kewirausahaan
Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang
mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kec.n.
Panawangan Kab.Ciamis Jabar. Karya lengkap dapat diakses melalui:
https:(1)//a.rusdiana.id(2)http://tresnabhakti.org/webprofil
(3)http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators
(4) https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5)
https://play.google.com/store/books/author?id.