Penulis: KAMAJAYA
KAMAJAYA
Oleh KAMAJAYA
Pendidikan vokasi
melalui pembelajaran secara teori dan praktek yang sesuai dengan program
keahlian yang diampu oleh siswa/mahasiswa dengan tambahan pola link and match dengan pihak DUDI fokus
untuk bisa menghasilkan lulusan yang bisa Bekerja (B), Melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi (M), dan diharapkan pula dengan bekal penguasaan
kompetensi yang dimilikinya mereka juga dapat melakukan Wirausaha mandiri (W).
BMW yang
diusahakan oleh pendidikan vokasi ini bukan akan diberikan kepada
siswa/mahasiswa, melainkan pendidikan vokasi ini akan mengusahakan dengan keras
agar siswa/mahasiswa dapat meraih BMW.
Jadi akhir dari
proses pendidikan vokasi kembali pada diri siswa/mahasiswa apakah akan mendapatkan
BMW atau tidak, maka dengan demikian mengenai masalah BMW perlu diusahakan
untuk diraih melalui perjuangan siswa/mahasiswa sendiri.
Dengan adanya
fenomena ketidaksetimbangan antara supply
(pencari kerja/jobseeker) dan demand (lowongan kerja yang tersedia/daya
serap) yang minim menjadi tantangan tersendiri utamanya bagi para freshgraduate dalam mendapatkan BMW.
Informasi lain
berdasarkan keterangan data BPS (Badan Pusat Statistik) menyebutkan bahwa pada
bulan Februari Tahun 2022 terdapat 5,83% dari angkatan kerja yang berjumlah
144,2 juta orang atau masih terdapat 8,40 juta orang mereka yang masih belum
mendapatkan kesempatan kerja/menganggur.
Dengan adanya
hambatan/tantangan dalam usaha mendapatkan BMW tersebut, maka para lulusan terutama
lulusan freshgraduate tidak boleh tinggal diam, harus terus mencari
mengusahakan sedemikian rupa dalam perjuangan untuk mendapatkan BMW.
Pergunakan waktu
dengan sebaik-baiknya dalam mendapatkan setiap informasi peluang/ kesempatan
yang tersedia, baik melalui BKK yang ada di sekolah/kampus, atau dari situs:
Kemenaker, Dinas Tenaga Kerja, BP2MI, UPTBP2MI, Media Cetak/Media Sosial, dll.
Semoga dengan
aktifnya para lulusan dalam mencari peluang/kesempatan dalam mendapatkan BMW
akan memperoleh peluang lebih besar untuk meraihnya.