Penulis: TATANG SUNENDAR
Ilustrasi
OLEH TATANG SUNENDAR
Tulisan dengan
judul guru dan budaya refleksi mendapat respons guru-guru dan salah satunya
yang mempertanyakan kaitannya dengan inovasi pembelajaran yang dirancang guru. Secara
langsung saya respons balik justru refleksi yang dilaksanakan guru merupakan
pintu masuk pengembangan inovasi proses belajar mengajar yang dirancang dari
hasil gagasan guru berdasarkan refleksinya. Ini memantik untuk mengurai lebih
lanjut terkait refleksi dan inovasi dengan judul guru: refleksi lahir inovasi
pembelajaran.
Inovasi
pembelajaran telah menjadi pendorong utama perubahan dalam proses belajar
mengajar. Dari penemuan-penemuan baru hingga perkembangan teknologi pembelajaran,
inovasi telah mengubah cara guru berinteraksi dengan siswa. Namun, di balik
setiap inovasi pembelajaran yang menginspirasi, ada proses yang panjang yaitu serangkaian
refleksi yang diperlukan untuk mencapai titik tersebut.
Refleksi adalah
proses kritis dan introspektif yang melibatkan evaluasi diri dan pengalaman
yang kita alami selama proses belajar mengajar. Dalam konteks inovasi, refleksi
menjadi langkah penting dalam menghasilkan ide-ide baru, memecahkan masalah,
dan mengatasi tantangan yang ada di kelas. Ketika guru merefleksikan pengalaman
atau situasi yang mereka hadapi di kelas, guru dapat melihat peluang baru,
mengidentifikasi kekurangan, dan memperoleh wawasan yang mendalam. Inovasi
pembelajaran yang sukses sering kali muncul dari refleksi yang jeli dan
pengamatan teliti seorang guru.
Salah satu aspek
penting dari refleksi adalah kemampuan untuk belajar dari kegagalan. Dalam
proses menciptakan sesuatu yang baru, sangat mungkin untuk mengalami kegagalan
atau kesalahan. Namun, justru dari kegagalan tersebut, kita dapat belajar dan
memperoleh pengetahuan yang berharga. Melalui refleksi, kita dapat menggali
penyebab kegagalan, menganalisis apa yang bisa kita perbaiki, dan mencari
solusi yang lebih baik. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk terus maju dan
mencapai kesuksesan dalam inovasi pembelajaran.
Refleksi juga
memainkan peran penting dalam mempertajam ide dan mengidentifikasi potensi guru.
Ketika guru merefleksikan ide-idenya, guru dapat melihat sisi-sisi yang belum
terpikirkan sebelumnya, menggali potensi yang lebih dalam, dan menguji
kelayakan konsep tersebut. Dalam proses ini, guru mungkin menemukan cara-cara
baru untuk meningkatkan ide tersebut, mengatasi batasan yang ada, atau
menemukan aplikasi yang tidak terduga. Dengan merefleksikan ide-ide guru secara
teratur, kita dapat mengasah pemikiran kreatif kita dan melahirkan inovasi yang
luar biasa.
Selain itu,
refleksi juga membantu guru dalam melihat masalah dari sudut pandang yang
berbeda. Terkadang, kita terjebak dalam rutinitas atau cara berpikir yang
terbatas. Dengan merefleksikan pengalaman dan pemikiran kita, guru dapat melihat
masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Ini membuka peluang baru
untuk memecahkan masalah secara inovatif dan melahirkan ide-ide yang belum
terpikirkan sebelumnya. Refleksi membebaskan pikiran guru dari batasan dan membuka jalan bagi pemikiran
kreatif yang revolusioner.
Refleksi bisa
melahirkan inovasi jika melibatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
dan mengantisipasi kebutuhan masa depan siswa. Dunia pembelajaran terus
berkembang dengan cepat, dan inovasi pembelajaran yang berhasil adalah yang
dapat mengikuti perubahan tersebut. Melalui refleksi yang cermat, Guru dapat
mengidentifikasi kecenderungan dan
pergeseran yang sedang terjadi dalam pebelajaran di kelas, memprediksi
kebutuhan siswa, dan menciptakan solusi yang relevan bagi siswa. Refleksi
memberi kepekaan guru terhadap perubahan dan memungkinkan guru untuk menjadi
pelopor dalam menciptakan kehidupan masa depan siswa yang cerah. Adapun faktor
pendukung sebuah refleksi bisa membantu melahirkan inovasi. Di antaranya adalah
sebagai berikut:
Dukungan Lingkungan
sekolah: Lingkungan sekolah yang mendukung inovasi pembelajaran seperti budaya yang mendorong eksperimen,
kolaborasi, dan kebebasan berpikir. Satuan Pendidikan yang memberikan ruang
bagi guru untuk berbagi ide, dan belajar dari kegagalan akan mendorong
timbulnya inovasi pembelajaran yang kreatif.
Kolaboratif:
Inovasi sering kali muncul dari kerja tim yang kolaboratif dan inklusif. Ketika
guru dengan latar belakang dan keahlian yang berbeda bekerja bersama, guru dapat
saling menginspirasi, berbagi perspektif unik, dan memecahkan masalah secara
holistik. Kolaborasi memperluas jangkauan ide dan meningkatkan kualitas inovasi
pembelajaran.
Kreativitas: Kreativitas
merupakan faktor penting dalam melahirkan inovasi pembejaran. Kemampuan guru untuk
berpikir out of the box, menggali
kemungkinan-kemungkinan ide baru, dan menciptakan solusi yang belum terpikirkan
sebelumnya dapat membuka jalan bagi guru merancang inovasi pembelajaran.
Sumber Daya:
Sumber daya yang memadai, seperti dana, waktu, dan infrastruktur, memberikan
dukungan yang diperlukan untuk mengembangkan ide-ide inovatif. Ketersediaan
sumber daya ini memungkinkan inovator untuk menguji, mengembangkan, dan
mewujudkan ide-ide guru dengan lebih
baik.
Melek Teknologi:
Perkembangan teknologi terus berlanjut dengan cepat, dan keberhasilan inovasi
sering kali terkait dengan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi baru.
Inovator yang beradaptasi dengan teknologi terbaru, seperti kecerdasan buatan,
dapat menggali potensi baru dan menciptakan solusi yang inovatif. Banyak media
sosial maupun aplikasi yang bisa dikembangkan oleh guru berupa video, aplikasi
lain yang mendukung.
Keterlibatan Komite
pembelajaran: Melibatkan pihak komite pembelajaran dalam proses inovasi
pembelajaran sangat penting untuk memahami kebutuhan guru dan mendapatkan
masukan berharga dari teman sejawat. Dengan mendengarkan dan merespons umpan
balik teman sejawat, guru inovator dapat mengarahkan pengembangan layanan guru ke
arah yang tepat, meningkatkan nilai tambah, dan memberikan solusi yang sesuai
dengan kebutuhan PBM di kelas.
Hasil dari inovasi
pembelajaran berdasarkan refleksi yang dikembangkan guru akan menghasilkan
perencanaan pembelajaran yang berpihak pada siswa, pelaksanaan pembelajaran
yang mendorong siswa aktif kreatif, efektif dan menyengangkan (PAKEM),
penilaian yang ramah siswa sehingga siswa bisa mengoptimalkan potensinya serta mampu
merancang program tindak lanjut pembelajaran yang berkesinambungan yang mengacu
pada capaian pembelajaran sesuai dengan perkembangan psikologi siswa.
Lebih lanjut inovasi
pembelajaran yang dirancang dari hasil refleksi akan menciptakan perubahan
dalam pembelajaran yang dirancang oleh guru, dan capaiannya akan menghasilkan
proses belajar mengajar dengan suasana yang mendorong siswa tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kompetensi,
karakter dan nilai-nilai profil pelajar Pancasila. Atmosfer budaya refleksi di
satuan pendidikan khususnya di sekolah penggerak telah menjadi perhatian diharapkan
bisa menginspirasi guru-guru di sekolah lainnya...semoga.