Penulis: Sutisna
Sutisna
Oleh Sutisna
(Guru Informatika SMA Negeri 1 Kota Sukabumi)
Pada periode kedua
Jokowi memimpin pemerintahan ini, publik dihebohkan dengan banyak wajah-wajah
baru di kabinet Indonesia bersatu Jilid II ini, tidak terkecuali dunia
pendidikan juga dihebohkan dengan dipilihnya Nadiem Makarim sebagai pembantu
presiden yang membidangi seluk beluk tentang pendidikan. Bagaimana publik tidak
bertanya-tanya, pasalnya Mas Menteri begitulah sapaan akbar Mendikbudristek ini
merupakan mantan bos dari salah satu perusahaan transportasi online terbesar
Indonesia yaitu go-jek.
Mas Menteri Nadiem
Makarim di awal kepemimpinanya di dunia pendidikan membuat gebrakan yang cukup
signifikan dengan meluncurkan sebuah program yang diberi nama Merdeka Belajar
Kampus Merdeka (MBKM), tak cukup sampai di situ Mas Menteri juga meluncurkan
kembali sebuah program dengan nama Guru Penggerak. Inilah tema yang akan
penulis bahas pada tulisan kali ini.
Sebelum kita bahas
lebih jauh mengenai Idealisme dan Pragmatisme pada Program Guru Penggerak ini.
Mari kita tengok sejenak arti dari Idealisme dan Pragmatisme ini menurut KBBI versi
dikbudristek. Idealisme menurut KBBI adalah aliran ilmu filsafat yang
menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang
dapat dicamkan dan dipahami, arti lain juga masih menurut kbbi mendikbudristek
adalah hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang
dianggap sempurna. Atau arti yang lain adalah aliran yang mementingkan khayal
atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai
dengan kenyataan, itulah beberapa arti dari idealisme menurut KBBI.
Sedangkan
pragmatisme menurut KBBI adalah kepercayaan bahwa kebenaran atau nilai suatu
ajaran (paham, doktrin, gagasan, pernyataan, ucapan, dan sebagainya),
bergantung pada penerapannya bagi kepentingan manusia, arti lain adalah paham
yang menyatakan bahwa segala sesuatu tidak tetap, melainkan tumbuh dan berubah
terus, pengertian lain juga sebagai pandangan yang memberi penjelasan yang
berguna tentang suatu permasalahan dengan melihat sebab akibat berdasarkan
kenyataan untuk tujuan praktis.
Jika memang esensi
guru penggerak dilihat dari idealisme merupakan sesuatu yang diharapkan oleh
semua pihak, termasuk harapan yang disampaikan oleh mas menteri dimana diawal
peluncuran program ini dimana beliau menyampaikan bahwa guru penggerak
merupakan pemimpin pembelajaran yang
mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam
mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang
berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem
pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Pada awal bulan September
tahun lalu penulis dan beberapa rekan guru dari satuan pendidikan tempat
penulis megabdi mengikuti program dari Kemendikbud ristek, yaitu ikut serta
dalam seleksi Guru Penggerak. Program ini digagas langsung oleh Mas Menteri
Nadiem Makarim, pada seleksi tahun ini kami tergabung dalam gelombang ke
delapan.
Jadwal runut seleksi
resmi yang didapat dari panitia penyelenggara sudah dipublish di laman resmi
dari kementerian, tahap demi tahap keikutsertaan didalam seleksi sebagai calon
guru penggerak sudah dilalui mulai dari pengisian curriculum vitae yang isian
didalamnya meliputi pengisian biodata pribadi dasar, riwayat pendidikan,
riwayat keikutsertaan dalam organisasi, riwayat satuan pendidikan tempat
mengabdi, dan seterusnya.
Selanjutnya isian
yang harus diselesaikan sebagai peserta untuk dapat submit dan mengirimkan dokumen
adalah pengisian essay, yang beberapa pertanyaan diantaranya menanyakan tentang
pengalaman dan keikutsertaan calon guru penggerak dilingkungan tempat bekerja
dan dilingkungan masyarakat umum, dimana beberapa perntanyaan mengarah pada
bagaimana calon guru penggerak tersebut dapat menggerakan sebuah komunitas yang
tujuannya dapat bermanfaat untuk masyarakat yang lebih luas lagi.
Dalam jalannya
seleksi tahap ke satu calon guru
penggerak gelombang ke delapan ini sempat jadwalnya tidak sesuai dengan yang sudah
diberikan dari panitia seleksi , memang
sungguh disayangkan dan ironis yang seharusnya pemilihan calon guru penggerak
ini cepat dan sesuai jadwal, ternyata ini diluar dugaan sempat tidak sesuai
jadwal yang sudah di tentukan oleh kementerian, semoga ini jadi bahan evaluasi
untuk kementerian dalam penyelenggaraan seleksi tahap berikutnya, saat ini tahapan yang sudah
berjalan yaitu tes simulasi mengajar dan dilanjutkan tahap wawancara secara
daring, untuk kemudian jika sudah loloh dari tahapan tersebut calon guru
penggerak akan mendapatkan pendidikan selama kurang lebih enam bulan lamanya.
Dari program
seleksi guru penggerak ini selanjutnya
penulis berharap dari lulusannya nanti tidak hanya sebatas pragmatisme belaka
yang dikejar demi mendapatkan kepuasan
secara pribadi pendidik tersebut, tetapi hasilnya sesuai dengan idealisme
sebagaimana yang diharapkan oleh mas menteri yang merintis program ini, dan
tentunya juga menghasilkan pendidik-pendidik yang berkarakter yang dapat
membantu mensukseskan program pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa, Aamiin...