Penulis: Abdul Rahman, S.Ag
Abdul Rahman, S.Ag
Oleh Abdul Rahman, S.Ag
(Guru PAI Sekolah Dasar Islam As Shofa Pekanbaru, Riau,
dan DUTA LITERASI QURUTA di Riau)
Memasuki tahun kedua (2019-2021), sejak pandemi COVID-19 terinfeksi di Indonesia, masyarakat dibuat panik, resah, bingung, dan rasa takut yang berlebihan. Diperketatnya masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar rumah, pandemi telah memberikan efek ketidakmenentuan semua aspek kehidupan, termasuk mata pencaharian. Apakah dunia pendidikan terdampak hiruk pikuk penyebaran COVID-19?
Siswa Siswi SD Islam As-Shofa Pekanbaru Aktif dalam Pembelajaran Daring
Sejak Maret 2020,
dunia Pendidikan mengalami fase baru di mana hubungan guru dengan siswa menjadi hubungan maya. Ini dikarenakan isu
besar yang terjadi di belahan dunia dengan
munculnya makhluk aneh yang membuat semua orang menjadi ketakutan. Takut
bersalaman, apalagi bersentuhan. Menjaga jarak 2 meter sudah menjadi kebiasaan,
memakai masker menjadi hal yang wajib, selalu curiga dengan orang yang bersin, dan
batuk di lingkungan kantor, rumah ibadah, di pasar dan di lingkungan tetangga.
Rasa ingin menjauh dan menghindar dari makhluk aneh terkadang
terasa berlebihan, karena sangat takut akan bahaya yang diberitakan tentang
suatu wabah COVID-19. Munculnya COVID-19 bagaikan halilintar di siang bolong,
semua menjadi kaget, takut, gelisah, was-was dan mudah curiga. Ini merubah
watak dan karakter masyarakat, walau tanpa disadari, ingin menjauhi atau
menghindar dari teman, saudara dan keluarga yang mempunyai ciri-ciri seperti
dijelaskan tadi. Padahal sebelumnya hanya menjadi hal yang dianggap biasa saja.
Pola
Pembelajaran yang Berubah
Pembelajaran di Indonesia
mengalami perubahan drastis. Awalnya
pembelajaran dilakukan secara normal, dan akhirnya dengan begitu cepat berubah menjadi pembelajaran during. Pembelajaran
daring adalah metode belajar yang menggunakan model interaktif
berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS). Seperti menggunakan
Zoom, Google Meet, dan lainnya Sedangkan pembelajaran luring merupakan sistem
pembelajaran yang memerlukan tatap muka.
Menurut KBBI Kemendukbud, luring adalah akronim dari luar
jaringan; terputus dari jejaring komputer. Misalnya, saat siswa belajar
melalui buku pegangan siswa dan pegangan tenaga pengajar. Pandemi virus Corona
(Covid-19) membuat sejumlah lembaga kesulitan menjalankan aktivitas. Tak
terkecuali lembaga pendidikan yang 'gagap' lantaran harus melakukan kegiatan
belajar mengajar (KBM) dari rumah.
Semua ruang-ruang kelas yang biasa digunakan KBM kini
harus digantikan dengan sistem daring. Para pelajar siswa/siswi maupun guru
dipaksa untuk siap belajar dari rumahnya demi menghindari virus corona.
Dalam pelaksanaan pembelajaran during juga dilaksanakan
dengan cara beragam. Ada yang hanya apa adanya seperti tugas dan informasi
melalu chat dan kirim file melaluai
whatsapp, cara ini dianggap tradisional. Bahkan ada pula yang hanya sekedar
menjemput dan mengantar tugas ke sekolah sekali dalam seminggu.
Untuk di sekolah tertentu sudah memodifikasi pembelajaran dengan berbagai inovasi baru, memasukkan unsur teknologi dengan pengembangan keterampilan dan pengalaman mengajar online.
Kepala Sekolah dan Dewan Guru SD Islam As-Shofa Pekanbaru Bersinergi dalam Menyiapkan Pembelajaran Daring
Alienasi
Interaksi dengan Dunia Luar, Munculkan Ide Kreatif
Semua yang dirasakan telah dilalui, pandemi menjadikan
hiruk pikuk kehidupan masyarakat yang tidak beraturan, semua bergerak seolah hanya
boleh belajar dari rumah saja dan tak boleh keluar rumah. Di bulan-bulan
berikutnya ternyata pandemi ini belum juga usai walau harapan dari banyak pihak
sudah sangat merindukan pembelajaran offline.
Munculnya ide-ide kreatif dari berbagai unsur pencinta
dunia Pendidikan unuk mengadakan webinar dengan tema penggunaan multi media
saat during di masa pandemi sangat membantu. Ini tentu disambut baik oleh guru untuk
meningkatkan lagi kemampuan ilmu teknologinya, sehingga mampu memberikan materi
jarak jauh dengan kreatif. Diantara pelatihan yang diikuti guru di berbagai
penjuru tanah air adalah Pelatihan PPT, Zoom
Meeting, Quizizz, Sparkol, Camtasia, Animeker, Zapeto dan mempelajari berbagai
aplikasi pembuatan video melalui Fielmora,
Kine Master dan bahkan ada yang menggunakan program LMS secara terstruktur
dan terarah seperti yang dilakukan di Yayasan As Shofa Pekanbaru dengan
bimbingan Bapak Prof. DR. Zainal Hasibuan, beliau adalah guru besar di
Universitas Indonesia di bidang IT.
Penantian panjang dari
para siswa, guru dan orangtua untuk belajar offline juga belum terealisasi. Pandemi yang terjadi lebih dari
satu tahun membuat semua pihak, berkhayal dan bertanya-tanya, kapan pandemi
benar-benar berakhir.
Sampai Maret 2021 ini, harapan untuk bisa hidup normal
seperti dulu masih dalam tarap harapan, dan hidup normal di dunia Pendidikan
belum bisa terwujud.
Kak Seto pernah mengungkapkan, orangtua atau wali murid juga
harus menyadari tahun
ajaran baru bukan berarti anak langsung masuk sekolah. Ia tak
ingin orangtua atau wali murid di Tanah Air bingung dan panik sehingga
mengartikan tahun ajaran baru sama dengan seluruh anak langsung masuk ke
sekolah.
"Intinya, masuk sekolah itu melihat situasi dan juga berdasarkan
koordinasi Gugus Tugas Covid-19, Ikatan Dokter Anak Indonesia, dan pemangku
lainnya," Jelas Seto.
Walau banyak pihak menginginkan pembelajaran offline segera dilaksanakan, namun rasa
khawatir akan meningkatnya penyebaran virus corona menjadi salah satu alasan
mengapa pemerintah belum membolehkan melakukan pembelajaran secara luring
secara total.
Membangun
Kesadaran Secara Total dalam Berbagai Kendala
Upaya pihak sekolah dalam menyikapi masalah ini juga
beragam, untuk sebahagian sekolah ingin melakukan tatap muka walaupun siswa
yang masuk datang secara bergantian dalam sepekan.
Sementara itu untuk sebagian sekolah swasta tetap melakukan
PJJ murni dan siswa tidak didatangkan ke sekolah. Guru mempersiapkan semua
bahan ajar dari sekolah, penyiapan PPT, video pembelajaran, jadwal belajar.
Siswa seolah belajar seperti biasa dengan memakai seragam sekolah setiap
dilaksanakan PBM during, siswa melakukan absen pukul 07.00 dengan mengisi geogle form dan mengirimkan foto pribadi
kesiapan untuk belajar.
Pembelajaran during dengan menggunakan zoom berbayar
dengan dilengkapi pembelajaran terstruktur, baik absen siswa, materi
pembelajaran, tugas dan Latihan bahkan PH, PTS dan PAS berada dalam satu sitem
LMS. Kegiatan PBM dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB sampai 12.00 WIB, bagi siswa SD dan dilanjutkan
dengan pengiriman video pembelajaran dari pukul 13.00–15.00 WIB. Inilah yang
dilakukan di sekolah SD Islam As Shofa Pekanbaru Riau.
Namun belajar during tetap menyisahkan persoalan baik
dikalangan orangtua peserta didik maupun guru. Diantara persoalan yang muncul
adalah tidak semua orangtua yang mampu membekali anaknya dengan android sebagai
media belajar during, besarnya biaya paket untuk pembelajaran during, terjadinya
gangguan sinyal ketika proses during berlangsung dan kurangnya persiapan guru
untuk memberikan variasi media dalam pembelajaran during.
Fenomena di atas akan merubah gerak kebiasaan masyarakat
Indonesia khususnya di bidang Pendidikan
kearah teknologi, walaupun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum
bersentuhan langsung dengan teknologi.
Kembali kepada kebiasaan baru (new normal, PSBB adaptif) menjadi kebebasan yang tak terbendung.
Masyarakat merasakan hidup sehat itu sangat penting, dan menjaga kesehatan
menjad utama. Hiruk pikuk pandemi secara perlahan-lahan dapat dilawan dengan
PROKES yang sudah menjadi pembiasaan tanpa harus ada aturan pun tetap berlaku
dengan kesadaran diri sendiri.
Sambil menunggu keberakhiran pandemi ini, hiruk pikuk
dalam menjalani kehidupan sehari-hari bermasyarakat, berinteraksi dengan
lingkungan dilakukan dengan batasan, saling mengingatkan, saling menjaga dan
menghormati keadaan kepentingan masing-masing, utamanya pendidikan anak-anak
sebagai generasi penerus bangsa harus tetap dilaksanakan secara merata dengan
pola dan berbagai cara yang mencerdaskan
dan berkarakter.q
#Salam Sehat Anak
Indonesia
#Salam Cerdas di Masa
Pandemi
#Salam Generasi
Milenial; Terampil, Cerdas, Kritis