Penulis: Rahmi Ifada, S.Ag, M.Pd.I
Rahmi Ifada, S.Ag, M.Pd.I
Oleh Rahmi Ifada,
S.Ag, M.Pd.I
(Guru PAI SMAN 1
Cigombong Bogor)
Sesungguhnya
Indonesia bukanlah negara Islam tapi negara yang tetap bisa menjaga Islam
rahmatan lil 'aalamin.
Islam rahmatan lil
alamin terdiri dari dua kata, yakni rahmat yang berarti kasih sayang dan lil
'aalamin yang berarti seluruh alam. Namun, ulama tafsir berbeda pendapat
mengenai maksud rahmatan lil alamin yang terdapat dalam Al Quran surat Al
Anbiya ayat 107, Allah Swt berfirman mengenai rahmatan lil alamin, yaitu:
Wa m? arsaln?ka
ill? ra?matal lil-'?lam?n
Artinya: Dan Kami
tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh
alam.
Menurut
Ath-Thabari yang paling benar adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman maka
sesungguhnya Allah Swt memberikan petunjuk kepadanya dan memasukkan keimanan ke
dalam dirinya serta akan memasukkanya ke dalam surga dengan mengerjakan amal
yang diperintahkan Allah Swt.
Sementara itu,
Islam rahmatan lil alamin adalah konsep abstrak yang mengembangkan pola
hubungan antar manusia yang pluralis, humanis, dialogis, dan toleran. Selain
itu, konsep ini mengembangkan pemanfaatan dan pengelolaan alam dengan rasa
kasih sayang.
Sederhananya,
maksud Islam rahmatan lil alamin adalah Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam
semesta.
Ruh keislaman yang
memberikan rahmat bagi seluruh alam harus terus menerus dijaga lewat pendidikan
terbaik yang diberikan kepada anak-anak terpelajar.
Generasi muda ke
depan harus lebih terarah dan jelas bagaimana lembaga pendidikan bisa
memberikan sumbangsih terbesar kepada mereka dalam memperluas wawasan
keIslaman.
Tidak memperbesar
perbedaan/ikhtilafi karena akan memecah belah persatuan dan kesatuan umat
Islam.
Sebuah kerugian
besar bagi umat Islam dan peradaban Islam jika selalu memperuncing ikhtilafi.
Masyarakat
terdidik tidak hanya kaya dengan anugerah kesamaan, tapi juga ada ujian
ikhtilafi/perbedaan. Dan ini harus diantisipasi oleh kita semua, karena itu
sesungguhnya adalah khasanah keilmuan berharga bagi ruh setiap generasi bangsa.
Karena dengan
berbeda, maka kita akan saling menolong dan saling membutuhkan. Dan karena
memiliki ketidaksamaan, maka harus bisa
saling komunikasi dan bekerjasama.
Begitulah hakikinya ketika kita mensikapi dalam segala hal perbedaan. Ibarat
grup band yang terdiri beragam alat-alat musik, ketika dimainkan akan bersatu memadu rasa dan menghasilkan suara
musik yang indah dan harmoni.
Kita disatukan
bukan hanya oleh kesamaan tetapi juga oleh perbedaan. Karenanya, dengan
kesamaan tidak melahirkan sikap menang sendiri, arogansi dan dikarenakan
perbedaan tidak menyebabkan permusuhan
dan saling menyalahkan.
Selanjutnya peran
mendasar yang paling penting adalah umat Islam harus mempunyai wawasan
pengetahuan jauh lebih luas agar energi umat untuk melakukan keilmuan menjadi
lebih besar.
Ruh panca jiwa
seperti pendidikan pesantren Gontor dengan motto kebebasan, artinya berfikiran
bebas setelah berpengetahuan luas menunjukkan keikhlasan dan kesederhanaan
dalam bersikap dan berperilaku.
Dengan kearifan
bahwa kebebasan harus bersyaratkan pengetahuan luas dan cerdas dalam berwawasan
keislaman.
Pendidikannya
berdiri di atas semua golongan dan untuk semua golongan.
Dapat
menjadikannya sebagai perekat umat dan mengedukasi umat Islam agar tidak
terjebak dengan ikhtilafiah/perbedaan.
Rasulullah SAW
mengajarkan dalam haditsnya yang berbunyi “ikhtilafu ummati rahmah,” yang
artinya perbedaan umatku merupakan sebuah rahmat. Jadi, sudah semestinya rahmat
itu dimaknai dengan saling melengkapi, membangun dan memperbaiki, bukan menjadi
perselisihan dan perpecahan. Ironisnya, ajaran tersebut seolah tak lagi
terdengar dan tersampaikan.
Jika ini tidak
dikembalikan lagi dalam konteks ke-Indonesiaan, menjadi Bhinneka Tunggal Ika,
berbeda tetapi menuju satu tujuan. Yang terjadi sekarang, perbedaan malah
menjadi perpecahan. Tugas kita untuk mengembalikan semuanya ini.
Karena perbedaan
itu rahmat, maksudnya adalah dengan adanya perbedaan pendapat, maka kita akan
lebih bisa atau mampu menghargai dan menghormati orang lain. Dengan begitu,
sikap toleransi dan ukhuwah antar sesama pun semakin erat. Hal inilah merupakan
rahmat dari Allah Swt yang harus terus menerus dijaga menuju kerukunan umat
beragama dan antar umat beragama.
Islam di masa
depan sudah seharusnya damai dan akan terus melahirkan generasi mujaddid yang
berpegang teguh kepada Alqur'an dan Hadis secara benar dan kaffah menuju Izzul
Islam wal muslimin.
Wallahu a'lam
bissowaab.