Keniscayaan Adanya Upaya Penyajian Proses Pembelajaran yang Bermakna

Penulis: Ade Fathurahman

Dibaca: 983 kali

Ade Fathurahman

Oleh Ade Fathurahman

(Guru Geografi SMAN 1 Kota Sukabumi)

 

Saya tidak begitu faham tentang jenis tulisan ini. Apakah narasi, atau opini, bahkan mungkin tak termasuk ke dalam jenis tulisan apapun. Biarlah, yang penting saya harus menulis untuk menceritakan suatu hal yang saya anggap pantas untuk ditulis. Ini tentang hal yang berkenaan dengan teman sejawat, seorang guru yang lebih muda dari saya, tetapi memiliki kompetensi profesionalisme di atas rata-rata.

Sepertinya saya sekarang ini lebih tepatnya sedang menulis tentang seorang penulis. Ya, seorang penulis artikel yang beberapa bulan belakangan sampai bulan ini like dan komen yang berkenaan dengan tulisan-tulisannya memenuhi panel notifikasi di FB dan wA saya.

Sedikitnya sudah 3 redaksi online yang beliau kirim tulisannya dalam berbagai judul.

Terakhir kali tulisannya tentang peristiwa yang masih hangat, yakni tentang "Tragedi Kanjuruhan" dari perspektif bidang studi yang beliau ampu di sekolah. Kajian kontekstual yang tentu saja tidak fokus untuk menempatkan orang-orang yang hadir di TKP sebagai tersangka, ataupun korban.

Sepertinya, jika dikaitkan dengan kajian Geografi akan mengingatkan saya pada salah satu teori dari beberapa teori yang pernah ada dalam Geografi, yakni Ecolofmgy Approach. Ya, sebuah teori yang menawarkan manusia untuk senantiasa menjaga hubungan timbal balik yang seimbang dengan lingkungannya.

Di awal tahun pembelajaran Mata Pelajaran Geografi Kelas 10, kisaran Juli, secara kebetulan, mengacu pada RPP yang dipergunakan, saya harus membimbing siswa untuk memperkenalkan teori-teori tentang Hubungan Timbal Balik Antara Mannusia dengan Lingkungannya (Human and Environment Relationship Teories). Secara runtun selama bertahun-tahun saya harus menjelaskan tentang teori-teori tersebut mulai dari Determinism, Possibilism, Culture Relatifism, Anthroposentrist hingga Ecology Approach.

Jika diambil benang merah antar kedua mata pelajaran tadi, Kimia dan Geografi, maka dalam penyajiannya di KBM kita dituntut untuk menghadirkan psebuah peristiwa yang mewakili tataran-tataran konseptual yang kita jelaskan. Intinya proses KBM harus menganut pada "Contextual Learning" agar para peserta didik memahami tujuan pembelajaran yang diharapkan kurikulum. Pesan Paedagogiknya "Sesungguhnya kita para guru, mediator pendidikan pada  umumnya termasuk saya dengan rekan  sejawat tadi, tentu saja harus terus mengasah Kompetensi Paedagogik agar pembelajaran kontekstual senantiasa hadir pada setiap MP yang diampu.

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...