Penulis: INDAR CAHYANTO
INDAR CAHYANTO
OLEH INDAR
CAHYANTO
(GURU SEJARAH DAN WAKIL
SEKRETARIS APKS PGRI PROVINSI DKI JAKARTA)
Awal Ajaran
2021-2022 pada semester genap sekolah kembali dibuka secara full di kategori
daerah dengan level 1 dan 2 PPKM seluruh Indonesia. Ada harapan yang dibangun
setelah sekian lama belajar secara daring ketika pandemic covid-19 mewabah di
seluruh penjuru nusantara. Harapan baru dalam pembelajaran era new normal
peserta didik dapat bertemu secara luring
bersama dalam kelas dengan gurunya.
Ruang kelas yang
dua tahun kosong tak berpenghuni di mana suara-suara peserta didik belajar
bersama dengan teman dan gurunya hilang diganti dengan suasana daring belajar
dengan menggunakan media zoom atau sejenisnya. Sunyi senyap yang ada tumpukan
bangku dan meja berjejer rapi nampak taka da suasana pembelajaran dalam kelas.
Ketika keluar
Surat keputusan bersama 4 menteri yang menerangkan bahwa proses pembelajaran
secara full dilakukan dalam kelas menghadirkan anak secara keseluruhan datang
ke sekolah di daerah yang menerapkan PPKM level 1 dan 2 di seluruh Indonesia.
Penerapan pembelajaran secara menyeluruh dengan pengaturan protokol kesehatan
sebagai syarat dibukanya pembelajaran luring di dalam kelas dihadiri siswa
secara penuh.
Ruang-ruang kelas
itu kembali bersenandung dengan suara merdu dari peserta didik dan gurunya.
Beragam interaksi kegiatan belajar mengajar mewarnai gerak dan giat kehidupan
di awal tahun 2022. Kelas luring kembali hidup tanpa dibatasi oleh kendala
jaringan seperti ketika daring. Suara gaduh pun mencul kembali seperti sedia
kala sebelum adanya pandemic.
Pandemi covid-19
memang memberikan pembatasan untuk bergerak dan melakukan giat secara bersama
dalam satu waktu. Tapi pandemic memiliki pembelajaran untuk kita agar
senantiasa menjaga kesehatan dan tak melanggar protocol kesehatan. Pembelajaran
kehidupan agar kita selalu bersinergi kepada alam dan Sang Pencipta untuk
selalu bersyukur dan berbaik sangka atas apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya.
Proses
pembelajaran dalam rangka membangun kualitas diri menjadi seorang yang
bermanfaat bagi orang banyak dan tentunya bagi dirinya sendiri ruang-ruang daring
ketika awal pandemic covid-19 sedang merebak adalah bagian dari rasa penyadaran
diri bahwa sesungguhnya kita perlu banyak belajar untuk menata hidup dari Sang
Maha Pemberi Kehidupan Allah SWT. Kita disadarkan bahwa sesungguhnya kita
manusia sebagai mahkluk yang lemah dan tak berdaya di hadapan Allah SWT.
Ruang-ruang kelas
daring yang terbatas walapun dengan pernak-pernik konten pengembangan teknologi
dan informasi yang serba canggih. Masih terdapat simbol-simbol yang kaku dalam
berinteraksi dan melakukan giat dalam kehidupan. Kaku karena kita tak bisa
memandang secara lebih luas dan berinteraksi secara sempurna dan hakiki.
Membangun suasana
belajar dengan semangat membersamai ilmu pengetahuan dengan membuka ruang-ruang
baru berbagai ragam diskusi dan wacana keilmuan. Sebagai parameter terbukanya
pola berfikir dalam mengembangkan kreatifitas pembelajaran. Pada sisi lain
membuka inspirasi untuk berliterasi secara mendalam.
Dalam surat Al
Alaq ayat 1-5 Allah SWT berfirman ““Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam
(pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Perintah Allah itu
disampaikan scara tegas “bacalah dengan menyebut nama Robbmu”. Artinya setiap
manusia dalam gerak kehidupan di dunia ini berproses dari “baca”. Dan Surat Al
Alaq termasuk kelompok Makkiyah yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW
diperintahkan oleh Allah untuk membaca yang dibarengi dengan kekuatan Allah
bersama manusia dan penjelasan sebagai sifat-sifat-Nya.
Di kala ruang
kelas itu kembali ke luring atau bertatap muka secara langsung maka proses
pembelajaran dengan literasi atau membaca kembali digerakkan secara
komprehensif. Maka ruang-ruang kelas itu dapat menciptakan aura berpikir secara
positif dan berkemajuan. Dan tumbuhnya kreativitas yang dikembangkan secara
nalar keilmuan dan terbinanya hubungan kolaboratif sesama peserta didik.
Membuka ruang
kelas yang rame dengan kreativitas butuh kejelian dari para guru dan pendidik
agar tercipta suasana kebermaknaan. Kreativitas dengan beragam ide yang perlu
dibangun ke peserta didik agar suasana kelas tidak mati dalam kegiatan belajar
mengajar. Ketika daring tercipta inovasi pembelajaran dengan ragam teknologi
maka dengan kembali luring inovasi pembelajaran pun beragaman dengan penguatan
teknologi.
Proses
pembelajaran yang bermakna dan berpusat kepada peserta didik memberikan arti
bahwa peran peserta didik dalam pengembangan karakter dirinya lebih dominan dan
dioptimalkan. Penguatan ragam metoda pembelajaran yang dijalankan oleh seorang
guru dalam rancangan program pembelajaran harus sesuai karakteristik peserta
didik. Dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diajarkan kepada peserta
didik di dalam kelas.
Menggerakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman dan penguasaan teknologi pada
abad ke -21. Proses Pembelajaran abad ke -21 dengan pendekatan berbasis proyek
dan pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang ideal untuk
memenuhi tujuan pendidikan abad ke-21, karena melibatkan prinsip 4C yaitu critical thinking, communication,
collaboration dan creativity (berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi dan
kreativitas).
Pembelajaran abad
ke -21 di mana peran guru sebagai fasilitator berupaya membantu mengaitkan
pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa dengan informasi dan pengetahuan
baru yang didapat sebelumnya, dengan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing, serta
mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya.
Guru juga berperan sebagai pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika
menemukan kesulitan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan
keterampilannya.
Ruang-ruang kelas secara luring pada masa era new normal tak
boleh sepi dengan aktifitas ragam pembelajaran peserta didik. Proses
pembelajaran tetap tak boleh melanggar protokol kesehatan yang telah ditetapkan
pemerintah. Apalagi pembelajaran yang dihadapi pada masa era new normal
berkaitan erat dengan pembelajaran era abad ke -21. Pengusaan dan pemanfaatan
teknologi dan informasi sangat penting bagi pesrta didik.
Siti Zubaidah
menjelaskan dalam makalahnnya pokok pembelajaran Abad ke-21 dikutip dari
pendapat Jennifer Rita Nichols (2013) prinsip pembelajaran abad ke-21 dijelaskan dan dikembangkan menjadi
empat hal sebagai berikut:
1. Instruction should be student-centered
Pembelajaran diharapkan menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Siswa
sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan
potensinya. Siswa tidak dituntut menghafal materi pelajaran yang diberikan
guru, tetapi mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan
kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, serta diajak berkontribusi
untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat. Hal ini
bukan berarti guru menyerahkan kontrol belajar kepada siswa sepenuhnya namun
intervensi guru masih tetap diperlukan
2. Education should be collaborative Siswa
harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain, yang berbeda
latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Siswa perlu didorong untuk bisa
berkolaborasi dengan temanteman di kelasnya dalam menggali informasi dan
membangun makna, menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana
mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka. Sekolah
(termasuk di dalamnya guru) seyogyanya dapat bekerja sama dengan lembaga
pendidikan (guru) lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi
informasi dan pengalaman tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah
dikembangkannya, dan bersedia melakukan perubahan metode pembelajarannya agar
menjadi lebih baik.
3. Learning
should have context Materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari siswa karena pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak
memberi dampak terhadap kehidupan siswa di luar sekolah. 15 Guru perlu
mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan
dunia nyata (real word). Guru juga perlu membantu siswa agar dapat menemukan
nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehariharinya.
4. Schools should be integrated with society
Sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan
sosialnya, dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang
bertanggung jawab. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program
yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan
hidup, dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi
panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.
Dengan kekuatan teknologi dan internet, siswa saat ini bisa berbuat lebih
banyak lagi. Ruang gerak sosial siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau
tempat tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di
berbagai belahan dunia.
https://www.researchgate.net/profile/Siti-Zubaidah
Proses pembelajaran abad ke-21 memiliki tujuan untuk
membangun kemampuan pengembangan diri
peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat, aktif, inovatif dan
pembelajar yang mandiri. Oleh karena itu peran guru perlu menjadi pelatih dan
fasilitator pembelajaran , sebuah peran yang sangat berbeda dari guru kelas
tradisional sebelumnya. Guru sebagai pelatih dan fasilitator pembelajaran akan
memberikan bimbingan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dan
menawarkan berbagai dukungan yang akan membantu peserta didik mencapai tujuan
belajar dan cita-cita mereka. Sehingga proses kreatif dan inovatif dalam rangka
pengembangan ranah psikomator dan pengetahuan serta sikap dapat tercapai dengan
baik.
Guru sebagai pelatih dan fasilitator pembelajaran akan
mendorong peserta didik untuk berinteraksi dengan ilmu pengetahuan. Hal ini
didapat ketika peserta didik tersebut dapat mengembangkan literasinya untuk
memahami, mengkritisi, memanipulasi, mendesain, membuat dan mengubahnya. Guru
perlu memperkuat keingintahuan intelektual siswa, keterampilan mengidentifikasi
dan memecahkan masalah, dan kemampuan mereka untuk membangun pengetahuan baru
dengan orang lain dan masyarakatnya. Ada produk yang dapat dihasilkan ketika
peserta didik dalam mengembangkan kegiatan pembelajarannya sperti buku,
teknologi tepat guna dan lain sebagainya.
Guru di abad ke-21 bukanlah guru yang mahir mengajarkan dalam setiap topik dalam program kurikulum,
namun harus mendesain program pembelajaran dalam mencari tahu untuk terlibat
belajar bersama peserta didik. Agar tahu bagaimana belajar dalam melakukan
sesuatu, dan untuk mengetahui sesuatu serta untuk melakukan sesuatu yang baru.
Peran penting seorang guru abad ke-21 adalah peran mereka memiliki fungsi untuk
membangun kepercayaan, keterbukaan, ketekunan dan komitmen bagi peserta didik
dalam menghadapi tantangan zaman dan berkembangnya IPTEK pada abad ke -21.
Transformasi pendidikan di era normal tak kala pandemic covid
19 masih mewabbah di nusantara dan penjuru dunia. Peningkatan kualitas dan program
pembelajaran diharapkan mampu membangun kemampuan pengetahuan dan psikomotor
serta sikap peserta didik. Pandemi covid 19 haruslah menjadi acuan untuk
belajar secara mandiri ataupun koloborasi dalam mengembangkan kualitas
pribadinya. Agar sesuai dengan paradigm pendidikan pada abad ke -21.
Firman Allah SWT dalam surat Ar-Ra’ad ayat 11 Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya
dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Ra'd:
11).
Ayat di atas kerap dimaknai sebagai suatu motivasi bahwa kita
sebagai manusia harus selalu berusaha belajar dan meraih cita-cita yang
diinginkan. Artinya proses pembelajaran diharapkan untuk dapat mengubah cara
pandang dan wawasan peserta didik dan pendidik berusaha memperbaiki kualitas
dirinya. Dia mau berusaha memperbaiki dan belajar sepanjang hayat sepanjang
masih diberikan kesempatan bernafas dan hidup dari Allah SWT.
Kelas itu harus selalu bersenandung dengan suara riuh peserta
didik, ragam diskusi, dan pengembangan diri peserta didik. Kelas tak boleh
membisu dengan suara dari sang guru saja tapi harus rame dengan kreatifitas
pembelajaran dari peserta didik. Guru dan peserta didik harus terlibat secara
bersama-sama dalam suasana pembelajaran.
NAMA :
INDAR CAHYANTO
JABATAN :
GURU SEJARAH
ORGANISASI :
WAKIL SEKRETARIS APKS PGRI PROVINSI DKI JAKARTA
TEMPAT TUGAS : SMA
NEGRI 25 JAKARTA
ALAMAT :
Jln AM SANGAJI NO 22-24 Petojo Utara Gambir Jakarta Pusat DKI JAKARTA