Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Berbicara tentang manajemen berarti kita berbicara tentang perencanaan,
pengelolaan, strategi untuk suatu tujuan. Semua orang yang berpuasa pasti punya
tujuan yang jelas, ingin mencapai derajat taqwa. Ibadah puasa sebagaimana
dijelaskan pada surat Al-Baqarah ayat 183, bertujuan mencapai derajat takwa,
yakni lahirnya kesadaran diri bahwa Allah selalu hadir bersama kita, mengawasi
dan melihat semua perbuatan kita. Dikrenakan Bulan Ramadhan adalah bulan
istimewa dengan berbagai keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalamnya, di lain
sisi semua keutamaan itu tidak mustahil terlewatkan oleh seorang muslim jika ia
tidak memanajemen waktunya bersama bulan ramadhan dengan baik.
Begitu hal nya dengan manajemen Ramadhan, berarti seorang muslim yang
menginginkan seluruh keutamaan yang Allah tawarkan melalui bulan ramadhan ini
harus memiliki perencanaan, pengelolaan, dan strategi yang baik. Pada tahapan
perencanaan, seorang muslim semestinya sudah dapat memetakan apa yang ia harus
lakukan ketika sebelum, sedang ataupun setelah tujuan itu tercapai, kemudiaan
dilanjutan dengan pengelolaan dan strategi yang akan dijalankan.
Artikel ini, mencoba untuk manapaktilas bagaimana Rasulullah dan para
Sahabat dari generasi Islam pertama dalam memanajemen Ramadhan. Seperti telah
disebutkan di atas, Rasulullah dan Sahabat juga telah memetakan perencanaan
untuk meraih keutamaan Ramadhan, Bagaimana ketika sebelum memasuki Ramadhan,
kemudian saat memasuki Ramadhan lalu setelah memasuki Ramadhan dan bagaiaman
ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadhan.
Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan satu riwayat yang menunjukkan semangat
mereka dalam menyambut ramadhan. Ibnu Rajab menyebutkan keterangan Mu’alla bin
Al-Fadhl – ulama tabi’ tabiin – yang mengatakan: “Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka
berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama
enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka
selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264).
Kedua: Ketika
Memasuki Ramadhan; Ketika memasuki Ramadhan dengan ditandai terbitnya
hilal di ufuk, Rasulullahi shalallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat
menyambutnya dengan suka cita, sembari membaca doa (Doa umum di baca ketika
melihat hilal di setiap bulannya): Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu
bagi kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan islam, dan
membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau
ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai bulan), adalah Allah.” (HR.
Ahmad 888, Ad-Darimi dalam Sunannya no. 1729, dan dinilai shahih oleh Syua’ib
Al-Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad, 3/171).
Ketiga: Setelah Memasuki Ramadhan; Setelah
memasuki ramadhan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat terfokus
pada amalan-amalan ketaatan yang akan mengantarkan pada kesempurnaan ibadah
puasa, mereka menutup rapat-rapat celah-celah syahwat dan perbuatan yang dapat merusak
puasa. Rasulullah shalallahu 'alaihi
wa sallam dan para shabat senantiasa menghidupkan siang dan malam dengan
berbagai amal ibadah dalam rangka ber-taqarrub kepada Allah, seperti membaca
dan tadabbur al-Qur'an, bersedekah, qiyamullail, dzikir, dan berbagai aktifitas
ibadah lainnya. (lengkapnya pada judul: Belajar dari Kebiasaan Ralullah ketika
memasuki Bulan Ramadhan).
Sikap ini yang semestinya diteladani oleh setiap muslim ketika memasuki
Ramadhan, bukan dengan praktik-praktif yang sama sekali tidak bersumber dari Rasulullahi shalallahu 'alaihi wa sallam.
Walalhu A'lam Bishowab
Penulis:
Ahmad Rusdiana,
Founder tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah
manajemen pendidikan; Penulis buku: Risalah Ramadhan, Kepemimpinan Pendidikan;
Kebijakan Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi; Manajemen Risiko,
Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan dll. (tidak
kurang dari 50 buku& 30 Jurnal). Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina
Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan
pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina
Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang
didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan,
kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya
tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan
mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C.
Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan Panawangan Kab. Ciamis Jawa Barat.
Korespondensi :(1) http://a.rusdiana.id (2) http://tresnabhakti.org/webprofil; (3) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators
(4) https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5)
https://play.google.com/store/books/author?id.