LEBIH DEKAT DENGAN MANAJEMEN RAMADHAN ALA RASULULLAH

Penulis Ahmad Rusdiana

Dibaca: 212 kali

Ahmad Rusdiana

Oleh Ahmad Rusdiana

 

Berbicara tentang manajemen berarti kita berbicara tentang perencanaan, pengelolaan, strategi untuk suatu tujuan. Semua orang yang berpuasa pasti punya tujuan yang jelas, ingin mencapai derajat taqwa. Ibadah puasa sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Baqarah ayat 183, bertujuan mencapai derajat takwa, yakni lahirnya kesadaran diri bahwa Allah selalu hadir bersama kita, mengawasi dan melihat semua perbuatan kita. Dikrenakan Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa dengan berbagai keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalamnya, di lain sisi semua keutamaan itu tidak mustahil terlewatkan oleh seorang muslim jika ia tidak memanajemen waktunya bersama bulan ramadhan dengan baik.

Begitu hal nya dengan manajemen Ramadhan, berarti seorang muslim yang menginginkan seluruh keutamaan yang Allah tawarkan melalui bulan ramadhan ini harus memiliki perencanaan, pengelolaan, dan strategi yang baik. Pada tahapan perencanaan, seorang muslim semestinya sudah dapat memetakan apa yang ia harus lakukan ketika sebelum, sedang ataupun setelah tujuan itu tercapai, kemudiaan dilanjutan dengan pengelolaan dan strategi yang akan dijalankan.

Artikel ini, mencoba untuk manapaktilas bagaimana Rasulullah dan para Sahabat dari generasi Islam pertama dalam memanajemen Ramadhan. Seperti telah disebutkan di atas, Rasulullah dan Sahabat juga telah memetakan perencanaan untuk meraih keutamaan Ramadhan, Bagaimana ketika sebelum memasuki Ramadhan, kemudian saat memasuki Ramadhan lalu setelah memasuki Ramadhan dan bagaiaman ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadhan.

Pertama: Sebelum Memasuki Ramadhan; Para salafush shalih senantiasa merindukan kedatangan Ramadhan. Luapakan kebahagian itu tampak dari untaian-untaian doa yang senantiasa mereka senandungkan berupa kebaikan dan harapan akan dipertemukan dengan Ramadhan serta dikabulkan amalan-amalan mereka.

Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan satu riwayat yang menunjukkan semangat mereka dalam menyambut ramadhan. Ibnu Rajab menyebutkan keterangan Mu’alla bin Al-Fadhl – ulama tabi’ tabiin – yang mengatakan: “Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264).

Kedua: Ketika Memasuki Ramadhan; Ketika memasuki Ramadhan dengan ditandai terbitnya hilal di ufuk, Rasulullahi shalallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat menyambutnya dengan suka cita, sembari membaca doa (Doa umum di baca ketika melihat hilal di setiap bulannya): Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu bagi kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan islam, dan membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai bulan), adalah Allah.” (HR. Ahmad 888, Ad-Darimi dalam Sunannya no. 1729, dan dinilai shahih oleh Syua’ib Al-Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad, 3/171).

Ketiga: Setelah Memasuki Ramadhan; Setelah memasuki ramadhan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat terfokus pada amalan-amalan ketaatan yang akan mengantarkan pada kesempurnaan ibadah puasa, mereka menutup rapat-rapat celah-celah syahwat dan perbuatan yang dapat merusak puasa. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan para shabat senantiasa menghidupkan siang dan malam dengan berbagai amal ibadah dalam rangka ber-taqarrub kepada Allah, seperti membaca dan tadabbur al-Qur'an, bersedekah, qiyamullail, dzikir, dan berbagai aktifitas ibadah lainnya. (lengkapnya pada judul: Belajar dari Kebiasaan Ralullah ketika memasuki Bulan Ramadhan).

Sikap ini yang semestinya diteladani oleh setiap muslim ketika memasuki Ramadhan, bukan dengan praktik-praktif yang sama sekali tidak bersumber dari Rasulullahi shalallahu 'alaihi wa sallam.

Walalhu A'lam Bishowab

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Founder tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen pendidikan; Penulis buku: Risalah Ramadhan, Kepemimpinan Pendidikan; Kebijakan Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi; Manajemen Risiko, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan dll. (tidak kurang dari 50 buku& 30 Jurnal). Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan  Panawangan Kab. Ciamis Jawa Barat. Korespondensi :(1) http://a.rusdiana.id (2) http://tresnabhakti.org/webprofil;  (3) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators (4) https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5) https://play.google.com/store/books/author?id.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...