Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Oleh Ahmad Rusdiana
Mendengar kata pemimpin kita sering membayangkan mereka adalah bupati,
gubernur, jenderal, pendeta, uskup, atau pimpinan partai. Padahal sebagian
besar kita adalah pemimpin atau berpotensi menjadi pemimpin seperti sebagai
kepala rumah tangga, ketua kelompok arisan, mengorganisasi sebuah tim kecil,
menjaga suasana tenang di rumah dan sebagainya. Ungkapan tersebut, relevan
dengan potongan hadist, Rasullah bersabda; "...... Setiap kalian adalah
pemimpin dan akan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (H.R.Muslim
No.3408).
Dalam pandangan Islam, tanggung jawab kepemimpinan ialah suatu hal yang
penting dan perlu dibahas, karena setiap dari kita merupakan pemimpin dan
perlulah memahami konteks kepemimpinan yang sesuai dengan posisinya. Dalam
Hadits di atas sangat jelas menerangkan tentang kepemimpinan setiap orang
muslim dalam berbagai posisi dan tingkatannya. Mulai dari tingkatan pemimpin
rakyat sampai tingkatan penggembala, bahkan sebenarnya tersirat sampai
tingkatan memimpin diri sendiri. Semua orang pasti memiliki tanggung jawab dan
akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. atas kepemimpinanya kelak
di akhirat.
Para ahli memaknai "Kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordinasikan
dan memberikan dorongan terhadap individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
yang diinginkan"(John Pfiffner). Kepemimpinan adalah proses
mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas dari
anggota kelompok. (Stoner) Kepemimpinan adalah suatu hubungan dua orang atau
lebih di mana yang satu mempengaruhi yang lain untuk tercapainya tujuan
bersama. (Ivancevich). Kepemimpinan adalah hubungan kerja yang efisien antara
pemimpin dan yang berkepentingan dengan pemimpin/konstituen. (Kouzes
&Posner).
Dari berbagai definisi tersebut dapat
dipetik kata-kata kunci: mempengaruhi, memotivasi, tujuan. Kata kunci utama
adalah mempengaruhi, ternyata sama seperti yang dikemukakan oleh Maxwell (2013)
Leadership is influence. (Kepemimpinan adalah pengaruh). Ken Blanchard
menyatakan "The key to successful leadership is influence, not
authority” (Kunci kepemimpinan yang sukses adalah
pengaruh, bukan otoritas). Dari berbagai teori seperti The Leadership Triad yang di kemukan oleh Dale E Zand, survey dari
Kouzes dan Posner (1993), karakteristik para pemimpin besar serta pengalaman
lainnya, dibuatlah sintesa yang dinyatakan dalam 5 pilar kepemimpinan untuk
menjadi pemimpin yang bermutu, yaitu: Kekuasaan. Kompetensi.
Kredibilitas. Kemauan
dan semangat Keberanian. (Johanes Djohan,
2016). Masing-masing pemimpin memiliki kekuatan pilar yang berbeda, dan
masing-masing organisasi juga memerlukan kekuatan pilar yang berbeda sesuai
dengan karakteristik organisasinya. Kelima pilar tersebut saling berhubungan
dan saling mempengaruhi sehingga merupakan suatu sistem. Untuk memudahkan
mengingat, penulis membuat huruf depan pilar-pilar tersebut dengan huruf
"K", sehingga menjadi 5K. duraikan sebagai berikut:
Pertama Kekuasaaan
(K-1); Untuk bisa
menggerakkan orang lain, maka pemimpin harus memiliki kekuasaan. Tanpa
kekuasaan maka pemimpin tidak bisa berbuat apa-apa. Kekuasaan berarti kemampuan
untuk menyuruh orang lain agar berbuat sesuatu atau tidak berbuat, memeriksa,
memutuskan, membuat agenda. Kekuasaan dibagi menjadi dua, yaitu kekuasaan yang
berasal dari organisasi dan kekuasaan yang berasal dari individu.
Kedua Kompetensi (K-2); Dalam pengertian sempit
dan praktis, kompetensi sering dimaknai sebagai pengetahuan dan keterampilan.
Dalam arti luas kompetensi adalah segala bentuk tentang motif, sikap,
pengetahuan, keterampilan, perilaku, atau karakteristik pribadi lain yang
penting untuk melaksanakan atau yang membedakan antara kinerja rata-rata dan
superior.
Ketiga Kredibilitas (Credibility) (K-3); Kredibilitas, atau sifat
dapat dipercaya, jauh
melebihi rasa suka atau persahabatan. Kredibilitas membuat yang dipimpin rela
meletakkan nasib mereka pada pemimpin. Kredibilitas akan menimbulkan hubungan
kerja yang efisien antara pemimpin dan yang dipimpin, meningkatkan keeratan
hubungan dan meningkatkan produktivitas.
Keempat Kemauan dan Semangat (K-4); Kemauan dan semangat saling mempengaruhi
seperti dua sisi dalam satu mata uang. Kemauan bukanlah segalanya, namun tanpa
kemauan segalanya tidak akan ada. Jika seorang pemimpin menjangkau orang
lain dengan penuh semangat maka dia juga akan disambut dengan penuh semangat.
Tak satu pun yang dapat menggantikan semangat dalam kehidupan seorang pemimpin.
Kelima Keberanian
(K-5); Keberanian
berarti kemampuan bertahan dari rasa khawatir dan rasa takut. Ada dua jenis
keberanian pemimpin, yaitu keberanian internal dan keberanian eksternal.
Pada prisipnya, dalam pandangan Islam, seorang pemimpin adalah orang yang
diberi amanat oleh Allah SWT. untuk memimpin rakyat (amanahnya), yang di
akhirat kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. Walaupun
demikian, seorang pemimpin tersebut bisa saja meloloskan diri dari tanggung
jawabnya, namun apabila ia ingat akan posisinya dan amanah yang diembannya
serta memiliki iman yang kuat, maka tidak mungkin ia dapat meloloskan dirinya.
Maka perteballah iman dan perluaslah ilmu kita, agar kita sebagai khalifah
di muka bumi ini dapat menjalankan amanah yang Allah berikan sesuai dengan
tempatnya.
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Founder
tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah
manajemen pendidikan; Penulis buku: Kepemimpinan Pendidikan; Kebijakan
Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi; Manajemen Risiko, Kewirausahaan Teori
dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan Panawangan Kab. Ciamis Jawa
Barat. Korespondensi :(1) http://a.rusdiana.id (2)
http://tresnabhakti.org/webprofil; (3)
http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators (4)
https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5)
https://play.google.com/store/books/author?id.