Penulis: A. Rusdiana
A. Rusdiana
TAK
TERASA, waktu berjalan begitu cepatna, kita baru saja berpisah dengan bulan
Ramadhan. Kini kita sudah berada pada 1 Syawal. Untuk sebagian orang momen Idul
Fitri menjadi hari yang spesial karena bisa berkumpul dengan keluarga. Apalagi
untuk para perantau dan jauh dari orangtua, di saat Lebaran bbisa melepas rindu
dengan orang tersayang dijamin bisa membuat rasa lelah setelah bekerja jadi
hilang. Manusia terlahir tanpa beban kesalahan apa pun. Tiap insan lahir suci
tanpa noda dan dosa. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda dalam sebuah hadis,
"Setiap kelahiran itu adalah fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan
(anak-anak mereka) Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi." Idul Fitri ini juga
populer dengan sebutan Lebaran. Lebaran berasal dari akar kata lebar yang
maknanya tentu agar di hari raya kita harus berdada lebar (lapang dada). Sifat
lapang dada untuk meminta dan sekaligus memberi maaf (al-‘afwu: menghapus,
yakni menghapus kesalahan) kepada sesama.
Makna Idul Fitri bagi
setiap orang akan memiliki arti yang berbeda. Selain jadi waktu untuk berkumpul
dengan keluarga, Idul Fitri juga memberikan makna hari suci untuk membersihkan
segala kesalahan. Baik itu kesalahan yang kamu lakukan ataupun orang lain
lakukan untuk kamu. Momen hari suci ini juga memberikan limpahan rahmat untuk
umat muslim, yuk pahami seperti apa saja makna Idul Fitri itu:
Pertama: Sbagai Ungkapan Rasa Syukur; Datangnya momen Lebaran selalu disambut suka cita oleh umat muslim.
Nggak heran, karena hari raya ini memberikan arti penting tersendiri untuk
masing-masing orang. Apalagi setelah menjalani puasa selama satu bulan penuh,
akan ada beberapa perubahan yang terjadi dalam diri umat muslim. Menahan haus,
lapar, amarah, dan segala hawa nafsu harus dilalui selama bulan Ramadhan. Dalam
30 hari itu, bisa menjadi momen untuk umat muslim dalam melakukan introspeksi
diri. Merasakan beberapa kondisi yang di luar kebiasaan sehari-hari mungkin
ngga selalu berjalan lancar. Dengan datangnya Lebaran, membuat bisa merasa
lebih bersyukur dengan segala hal yang kita. Makna ini akan menimbulkan
perasaan menghargai segala yang kamu miliki dan bisa memancing perasaan untuk
lebih peduli dengan sesama.
Kedua: Kembali Menjadi Suci; Ungkapan tersebut bukan hanya sekedar kata kata, kembali ke suci bisa
diartikan seseorang kembali bersih secara jiwa dan raga. Saat momen Lebaran,
akan dimanfaatkan umat muslim untuk saling memaafkan. Biasanya masing-masing
orang akan memulai permintaan maaf dari mulai orangtua, keluarga, dan
sahabat-sahabat. Meskipun permintaan maaf bisa dilakukan kapan saja, namun
meminta maaf di momen ini memberikan makna yang begitu spesial. Dengan saling
memaafkan, kamu bisa membersihkan hati dari segala dendam dan perasaan pahit
lainnya. Diharapkan kamu dan orang di sekitarmu bisa menjalani hari lebih
ringan tanpa ada beban kesalahan. Itulah mengapa disaat Idul Fitri penting
untuk meminta maaf kepada orang di sekitarmu.
Ketiga: Hari Kemenangan; Kemenangan bisa dirasakan ketika sudah berjuang dan berhasil
mendapatkan sesuatu; Untuk meraihnya tentu ada pengorbanan dan usaha yang kamu
lakukan. Begitu juga dengan hari raya Idul Fitri. Setelah berpuasa selama 30
hari penuh dan menghilangkan segala hal negatif, kamu bisa meraih kemenanganmu
di hari raya Idul Fitri. Oleh karena itulah salah satu sunah sebelum
melaksanakan shalat Idul Fitri adalah makan atau minum walaupun sedikit. Hal
ini untuk menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri 1 Syawal itu waktunya berbuka
dan haram untuk berpuasa.
Keempat: Meleburkan Dosa; Salah satu makna istimewa dari Idul Fitri adalah meleburkan dosa. Kata
lebur ini mungkin akan mengingatkan mu dengan istilah Lebaran. Yaps, kamu nggak
salah kok. Lebaran berasal dari istilah Jawa yang berarti
lebar-lebur-luber-labur. Lebar artinya seseorang akan bisa terlepas dari
kemaksiatan. Lebur artinya lebur dari dosa. Luber artinya luber dari pahala,
luber dari keberkahan, luber dari rahmat Allah SWT. Labur artinya bersih sebab
bagi orang yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa, maka hatinya akan
dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa. Selain itu, saat Lebaran terdapat
hidangan khas yaitu ketupat. Dalam istilah Jawa, ketupat diartikan dengan ngaku
lepat alias mengaku kesalahan, bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna
kiblat papat lima pancer yang berarti empat arah mata angin dan satu pusat
yaitu arah jalan hidup manusia di mana pusatnya adalah Allah SWT.
Alangkah
ruginya jika umat Islam tak memanfaatkan mudik untuk mengonstruksi hablun
minannas dengan saksama dan optimal. Selain itu, kita juga bisa
memanfaatkan halalbihalal, yang merupakan tradisi khas bangsa, yang telah
diwariskan oleh nenek-moyang sejak bertahun-tahun. Barangkali ‘lembaga’ ini
bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk wadah silaturahim masyarakat. Dengan
catatan tidak mementingkan pesta dan hura-huranya, akan tetapi lebih
mengutamakan pendekatan kekeluargaan yang diwarnai kasih sayang di antara
sesama insan.
Semoga
kita bisa dapat menjaga fitrah. Minal ‘aidin wal faizin (artinya:
mudah-mudahan kita termasuk yang kembali ke fitrah dan jadi orang-orang yang
sukses).
Wallahu
A’lam Bissowab
Penulis
Ahmad Rusdiana, Lahir di Ciamis, 21 April 1961. Guru Besar
Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan
Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang
mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket
A-B-C. Pegiat Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa
Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd.
Tahun 2022 dapat di akses melalui:
(1)http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators.2)https://www.google.com/search?q=buku+a.rusdiana+shopee&source(3)https://play.google.com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M.