Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Fenona VUCA
mengganbarkan situasi perubahan sangat cepat dan cenderung sulit untuk ditebak.
Tidal lepas dari itu era VUCA telah menimbulkan persaingan ketat disegala
bidang. Hambatan dan kendala pasti tidak bisa dihindari, untuk itu diperlukan
suatu kepemimpinan yang cukup tangguh serta mampu membuat karyawan percaya
bahwa keberadaan mereka di perusahaan/organisasi tersebut cukup dihargai
sehingga mereka juga akan memberikan kemampuan terbaiknya tanpa memandang
perbedaan yang ada di sekitar mereka sebagai suatu masalah yang akan mengancam
eksistensi mereka. Persaingan global menuntut organisasi untuk inovatif.
organisasi secara aktif terlibat dalam menarik tenaga kerja yang mencerminkan
kondisi masyarakat dan membantu perusahaan berekspansi ke pasar-pasar yang
belum tersentuh. Untuk hal itu Susan Meisinger, presiden dan CEO SHRM.
mengidetifikasi: "Jika organisasi-organisasi ingin tetap berdaya saing
dalam pasar, keberagaman harus menjadi bagian dari tujuan stratejik".
Keragaman adalah variasi dari identitas sosial dan budaya antara
orang-orang yang ada bersama-sama dalam sebuah pekerjaan atau pengaturan pasar.
Keragaman merupakan banyak perbedaan individu dan persamaan yang ada di antara
orang. Ada banyak dimensi yang berbeda atau komponen keragaman yang membuat
kita semua unik dan berbeda dari orang lain. (Cox (2001) dalam Hoge (2010).
Mengelola perbedaan dapat meningkatkan keefektifan organisasi dan ketika
para manajer mengelola dengan efektif, maka perbedaan tersebut merupakan sumber
daya yang sangat penting yang dapat menolong organisasi memperoleh keuntungan
dan mampu menghadapi berbagai persaingan. Ide gaya manajemen ini adalah untuk
mendorong karyawan untuk menjadi nyaman dengan keragaman di tempat kerja
(Manthis, 2009).
Manajemen keragaman merupakan sebuah inclusive approach yang dimulai
dengan merekrut atau menarik individu berbeda masuk ke dalam orgganisasi/perusahaan,
kemudian mengusulkan dan membentuk pemahaman yang lebih luas mengenai individu
yang berbeda dengan mencakup berbagai faktor seperti orientasi, keterampilan
dan pengalaman yang dimiliki. (Peters&Poutsma 2010).
Manajemen keragaman adalah pemberian fasilitas kepada pekerja dengan latar
belakang yang berbeda agar turut mengikuti proses dan tujuan organisasi untuk
mencapai keunggulan yang kompetitif (Femi&Prasetya, 2017). Keragaman dapat mencakup banyak karakteristik
manusia yang berbeda seperti ras, usia, keyakinan, kebangsaan, agama, etnis,
orientasi seksual. Hal ini dapat diperluas untuk mencakup komitmen organisasi
dalam meningkatkan karir peluang beragam pada karyawan dan memperluas
partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan organisasi. Organisasi mencoba
menanamkan kesetaraan dalam kebijakan keragaman dan sebagai contoh positif dan
efektif dalam mengelola inisiatif keragaman (Prasad&Mills,1997 dalam
Kamenou, 2007).
Organisasi dapat melakukan pendekatan terhadap pengelolaan keragaman dari
beberapa perspektif yang berbeda. Rangkaian ini dapat dimulai dari perlawanan
sampai pada penciptaan dari budaya beragam yang inklusif. Maka dari itu,
organisasi besar dan kecil melihat alasan-alasan penting untuk secara proaktif
menghadapi masalah keragaman. Hal ini berarti mengambil langkah untuk
memaksimalkan keunggulan potensi keragaman dengan meminimalkan halangan
potensial seperti prasangka dan dugaan yang dapat mengurangi fungsi keragaman
tenaga kerja. Berdasarkan pada tinjauan studi riset (Mondy, 2008), menyimpulkan
bahwa terdapat lima aktivitas sukarela organisasi yang menjadi inti dari
program manajemen keragaman:
Pertama: Memiliki
kepemimpinan yang kuat (Provide Strong Leadership): Organisasi/ Perusahaan
dengan reputasi yang sangat baik dalam mengelola keragaman biasanya memiliki
pemimpin yang sangat menghargai sebab-sebab keragaman.
Kedua: Menilai
situasi (Assess the Situation): Perusahaan harus menilai keadaan dengan
memperhatikan manajemen keragaman. Satu studi perangkat yang paling umum digunakan
untuk mengukur keragaman kesempatan yang setara dalam mendapatkan pekerjaan dan
matriks, retensi, survei perilaku karyawan.
Ketiga: Memberikan
pelatihan dan pendidikan keragaman (Provide Diversity Training and Education):
Ada sejumlah tujuan berbeda untuk pelatihan keragaman. Satu tujuan yang umum
adalah untuk meminimalkan tuntutan hukum diskriminasi dan pelecehan. Tetapi
tujuan lain mempunyai fokus pada peningkatan penerimaan dan pemahaman orang
dengan latar belakang, pengalaman, kapabilitas, dan gaya hidup yang berbeda.
Keempat: Mengubah
budaya dan sistem manajemen (Change Culture and Management System): idealnya
program pendidikan harus digabungkan dengan langkah–langkah pencapaian yang
nyata pada sistem kultur dan manajemen organisasi yang selalu berubah.
Kelima: Melakukan
evalusi program keberagaman (Evaluate the Diversity Management Program):
sebagai contoh, apakah survei perilaku karyawan sekarang menunjukkan adanya
perbaikan dalam perilaku terhadap keberagaman.
Manajemen keragaman mengacu pada tindakan
organisasi yang bertujuan untuk mempromosikan inklusi yang lebih besar dari
karyawan dari latar belakang yang berbeda ke dalam struktur organisasi melalui
kebijakan dan program tertentu. Organisasi mengadopsi strategi manajemen keragaman
sebagai tanggapan terhadap keragaman tenaga kerja yang tumbuh di seluruh dunia.
Kemudian membentuk
pemahaman lebih luas mengenai individu yang berbeda orientasi, keterampilan dan
pengalaman yang dimiliki. Organisasi yang berhasil mengelola keragaman
menemukan sikap inklusif dengan cepat akan menyebar dengan sendirinya. Bukan
kah? Islam telah mengajarkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat 13:"Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal" (QS. Al-Hujurat[49]:13).
Keragaman merupakan sunnatullah dan anugerah dan sekaligus sebagai
rahmad Allah swt,. Menjadi potensi strategis kekuatan atau energi untuk
mewujudkan kebersamaa. Dengan adanya kebersamaan tercipta peluang atau
kesempatan untuk mengekspresikan diri, hidup berdampingan, dan
bekerjasama antar berbagai kelompok dalam membangun kebaikan dan keunggulan
kompetitif.
Wallahu A'lam Bishowab.
__________________
*) Tulisan ini
merupakan Penguatan wawasan kepemimpinan dalam mendukung "Ingin Jadi
Manajer Kewirausahaan Sukses?"
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Pegiat
Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah Manajemen Strategis Penulis
buku: Manajemen Risiko; Manajemen Kewirausahaan pendidikan; Manajemen
Strategis; Manajemen Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan
Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana
Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA,
MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan
Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun
1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan
pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70
mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca
Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan
Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses
melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/search? q=buku+ a.rusdiana+shopee&source (3)
https://play.google.com/store/ books/ author?id.