Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Oleh Ahmad Rusdiana
Memiliki tim kerja yang sukses dan efektif adalah impian bagi setiap
pemimpin apalagi bagi para candidat yang ingin jadi pemimpin. Ini menjadi
tantangan tersendiri dalam menggapai setiap visi dan tugas organisasi. Membangun
tim kerja yang efektif tentunya akan bertumpu pada kemampuan organisasi dalam
menjalankan tugas dan mencapai tujuannya. Tugas memimpin atau membangun tim
sukses merupakan pekerjaan yang kompleks dengan beragam tantangan. Pekerjaan
kompleks ini tentu tidak mungkin dikerjakan tanpa menggunakan tim yang solid
dan efektif.
Katzenbach and Smith, (1993). manyatakan
bahwa "Tim sukes adalah sekumpulan orang yang memiliki keterampilan yang
saling melengkapi dan memiliki komitmen untuk mencapai suatu tujuan bersama
dengan suatu proses kerja bersama dimana mereka saling bertanggung jawab
satu sama lain. Jika dikaitkan dengan kata efektif, maka tim efektif
dapat diartikan sebagai tim yang sukses berhasil mencapai tujuannya (teams
that are able to achieve their purpose).
Dalam sebuah tim efektif, seluruh komponen tim bekerja dengan
sungguh-sungguh sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing yang ditujukan
semata-mata untuk meraih tujuan tim, yang merupakan tujuan bersama. Rasa
memiliki/taking ownership terhadap tujuan tim harus tertanam pada setiap
anggota sehingga lahirlah apa yang disebut sebagai tanggung jawab dan
kerelaan untuk berkorban dalam mencapai tujuan bersama tersebut.
Maka dalam tim efektif perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu sasaran tim
kerja Jelas, keterampilan anggota tim relevan, saling percaya (trust),
komitmen yang disatukan, komunikasi yang baik, keterampilan negosiasi, dan
dukungan internal dan eksternal. Pentingya keberadaan tim efektif adalah
mempercepat tercapainya tujuan, menambah kreativitas dalam penyelesaian masalah
dan meningkatnya kualitas penyelesaian masalah.
Pertanyaannya bagaimana membagun tim yang efeketf? Bruce Tuckman, memberikan 5 tip tahapan untuk
membangun tim sukses antara lain:
1. Forming
(Tahap Pembentukan Tim)
Tahap awal adalah pembentukan tim, dalam tahap ini komposisi tim ditentukan
siapa pemimpin, anggota, dan penyelaras. Setelah komposisi tim terbentuk,
selanjutnya mempelajari peluang, tantangan, dan tujuan akhir (goals).
Fungsi
masing-masing anggota tim mulai memitigasi sesuai tugasnya, semakin lengkap
mitigasi semakin bagus kerja tim. Disini peran pemimpin sebagai coach
sangat penting, pemimpin harus bisa menyikapi perbedaan pandangan dari anggota
tim dengan sedikit perintah namun tepat dan efektif.
Tugas utama dari
pemimpin tim adalah memfasilitasi hubungan (facilitation contact) antar
para pihak yang masuk menjadi anggota tim. Kemampuan ini membutuhkan
keterampilan berkomunikasi dan memfasilitasi komunikasi antar pihak.
2. Storming
(Tahap Penentuan Aspirasi)
Pemimpin harus
bersikap independen terhadap perbedaan pendapat anggota tim.
Perbedaan bisa menjadi sebuah kekuatan bagi sebuah tim apabila bisa
dikelola dengan baik.
Tugas utama dari
pemimpin tim adalah mengelola konflik yang mungkin terjadi. Diskusi dan
negosiasi akan sangat membantu pada tahapan ini. Oleh karena itu, kemampuan
dalam mengelola konflik serta mengelola kepercayaan dari pihak yang
berkolaborasi dalam sebuah tim sangat dibutuhkan.
3. Norming
(Tahap Penentuan Aturan):
Adanya perbedaan
pendapat, karakter dan persaingan dari masing-masing anggota tim diperlukan
aturan atau tata tertib yang jelas, sehingga perbedaan dan persaingan
menjadikan anggota tim lebih solid karena memiliki satu tujuan yang sama.
Semua tujuan
bersama dan kesepakatan berbagi peran (coordinative action) telah terjalin. Pada tahap ini hal terpenting yang harus
dilakukan oleh pemimpin kolaborasi adalah mempertahankan saling kepercayaan
antara pihak-pihak terkait sehingga semua pihak dapat melakukan pekerjaan
masing-masing dengan baik dalam rangka mencapai tujuan bersama.
4. Performing (Tahap
Pelaksanaan)
Pada tahap ini
pada umumnya sudah didapatkan hasil dari pembentukan tim. Namun bisa terjadi
pula kembali pada tahap storming atau norming apabila ada
perubahan kepemimpinan karena masing-masing pimpinan bisa jadi mempunyai
perbedaan cara pandang. Hal terpenting yang dilakukan oleh pemimpin kolaborasi
adalah memberikan dukungan (facilitation of work) untuk semua anggota
tim agar melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, pada
tahapan ini juga pemimpin tim harus terus mempertahankan saling kepercayaan
antar anggota tim dengan memfasilitasi komunikasi yang baik diantara mereka (facilitation
of contact).
5. Adjourning
(Tahap Penghentian)
Proses pembubaran
tim ini menjadi perhatian juga, mengingat telah terbentuk ikatan yang kuat di
antara anggota. Pemimpin tim harus dengan baik menjalankan tahapan ini, misal
melakukan sesi pembubaran dengan memberikan apresiasi terhadap seluruh tim atas
pencapaian dan segala usaha yang telah dilakukan bersama.
Pemimpin juga menjadi kunci keberhasilan dari suatu organisasi. Proses
pembentukan tim efektif sangat erat kaitannya dengan peran hubungan yang melekat
pada pemimpin, yaitu peran pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim
kerja.
Komposisi tim
yang efektif idealnya terdiri dari: pemimpin, pembentuk, pemikir, pengevaluasi,
penyelidik sumber daya, pekerja tim, dan penyelaras akhir. Membangun barisan
yang kuat sangat dianjurkan, dalam Al-Qur'an: "Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur,
mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh"(QS. As-Saff
[61]: 4).
Ayat ini mengisyaratkan kepada kaum
Muslimin agar mereka menjaga persatuan yang kuat dan persatuan yang kokoh,
mempunyai semangat yang tinggi, suka berjuang, dan berkorban.
Walahu A'alam Bishowab
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Pegiat
Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan
pendidikan; Penulis buku: Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen. Manajemen
Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial
Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan
Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa,
melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang
didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan,
kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya
tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina
dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C.
Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kec.n. Panawangan
Kab.Ciamis Jabar.
Informasi Lengkap
dapat di akses melalui: (1) https://a.rusdiana.id-(2)
http://tresnabhakti. org/webprofil-(3) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators-
(4) https://www.google.com/search?q =buku+a.rusdiana+shopee&source (5) https://play.google.com/store/books/author?id.