MEMBANGUN TIM SUKSES DENGAN MODEL PATRICK LENCIONI: Peluang Alternatif Menuju Keunggulan Kompetetitif di Era penuh tantangan dan ketidak pastian

Penulis Ahmad Rusdiana

Dibaca: 174 kali

Ahmad Rusdiana

Oleh Ahmad Rusdiana

 

Setiap organisasi pastinya bekeinginan untuk memiliki tim yang mampu bekerja sama secara efektif, beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, dan menghasilkan kinerja yang optimal.  Apalagi kebutuhan akan tim yang efektif dalam menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompleks, dihadapkan pada era yang penuh dengan ketidakpastian seperti saat ini. Hal itu menjadi perhatian Patrick Lencioni sejak tahun 2002.

Patrick Lencioni adalah seorang konsultan manajemen dan penulis buku-buku best-seller yang lahir pada tahun 1965 di California, Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai salah satu pemikir terkemuka dalam bidang kepemimpinan dan manajemen di dunia. Lencioni adalah presiden dan pendiri The Table Group, sebuah perusahaan konsultan manajemen yang membantu organisasi dalam mengembangkan kepemimpinan yang efektif, membangun tim yang kuat, dan meningkatkan kinerja bisnis. Selain itu, Lencioni juga sering menjadi pembicara di berbagai konferensi dan seminar bisnis di seluruh dunia.

Perhatian terhadap  organisasi untuk memiliki tim yang mampu bekerja sama secara efektif, beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, dan menghasilkan kinerja yang optimal, dituangkan dalam sebuah buku berjudul "The Five Dysfunctions of a Team" yang diterbitkan pada tahun 2002. Saat itu masih dinaggap belum bisa menjawab tatantangan yang diharapkan labu buku itu disempurnakan tahun 2005 dengan judul "Overcoming the Five Dysfunctions of a Team" yang merupakan pembaruan dari bukunya "The Five Dysfunctions of a Team".

Buku "Overcoming the Five Dysfunctions of a Team" tahun 2005. Secara sederhana, model teamwork ini diibaratkan seperti, daripada menjawab “Apa yang membuat tim sukses?” itu menjawab “Apa yang tidak membuat tim sukses?”  hal itu di ilustrasikan dalam bentuk piramid:


Gambar 1. Model Overcoming the Five Dysfunctions of a Team

Sumber: Patrick Lencioni 2005

Gambar 1. Model Overcoming the Five Dysfunctions of a Team, mengidikasikan Kelima disiplin dasar yang dikemukakan oleh Patrick Lencioni dalam model pembangunan tim suksesnya adalah:

Pertama: Disiplin Kepercayaan (Absence of Trust) - Tim yang sukses membangun kepercayaan di antara anggotanya. Kepercayaan ini dibangun melalui transparansi, kerentanan, dan saling mengenal satu sama lain.

Kedua; Disiplin Konflik Sehat (Fear of Conflict) - Konflik dalam tim tidak selalu buruk, bahkan kadang-kadang diperlukan untuk memperkuat keputusan yang diambil. Tim yang sukses mengatasi ketakutan mereka terhadap konflik dan belajar bagaimana menghadapi perbedaan pendapat secara konstruktif.

Ketiga: Disiplin Komitmen (Lack of Commitment) - Setelah mengambil keputusan, tim yang sukses harus berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama. Ini berarti bahwa semua anggota tim harus sepakat dan menyetujui keputusan tersebut, bahkan jika mereka memiliki pendapat yang berbeda.

Keempat: Disiplin Akuntabilitas (Avoidance of Accountability) - Setelah memutuskan suatu hal, tim yang sukses harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Hal ini melibatkan pengakuan kesalahan dan kegagalan, serta memperbaiki masalah yang timbul dengan cara yang konstruktif.

Kelima: Disiplin Fokus pada Hasil (Inattention to Results) - Akhirnya, tim yang sukses harus fokus pada hasil dan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti bahwa setiap anggota tim harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan dan kontribusinya terhadap pencapaian tujuan tersebut.

Kelima disiplin ini saling terkait dan harus diperkuat bersama-sama agar tim dapat mencapai keunggulan kompetitif di era penuh tantangan dan ketidakpastian seperti sekarang ini. Dengan menerapkan model Patrick Lencioni, organisasi dapat mengembangkan tim yang sukses dan mencapai kinerja yang optimal.

Layaknya sebuah model Lencioni pun memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan: Kelebihannya dari model lain, model Lencioni, mampu mengetahui celah apa saja yang membuat tim tersebut gagal, dan bisa dihindari di awal. dapat memberikan para leader mengenai “pitfall” yang akan bisa dihindari saat membuat sebuah tim baru.  Kekurangannya kenyataan di lapangan, masih ada berbagia faktor gagal yang disebabkan oleh eksternal namun tidak dijelaskan melalui model teamwork ini.

Telepas dari itu semua, Kelima disiplin ini saling terkait pada model Lencioni 2005, telah menginpirasi para pengembang organisai/perusahaan untuk disiplin. Kata kuncinya bertumpu pada kedisiplinan.  Bukankan Islam telah mengajarkan? bahwa: Disiplin positif akan membawa hasil yang lebih baik dari pada disiplin negatif. Disiplin positif bagi umat Islam, Al-Qur’an juga merupakan kumpulan dari perintah-perintah dan larangan-larangan (peraturan). Peraturan ini harus ditaati bagi umat-Nya. Dalam Al-Qur'an surat Asy-Syuura ayat 47: "Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya....". (QS. Asy-Syuura [42]: 47).

Selain itu disebutkan dalam Surat Al-Ashr,1-3: yang menjelaskan bahwa "Allah telah bersumpah atas nama waktu, celakalah bagi manusia yang menyia-nyiakan waktu untuk hal kurang bermanfaat, kecuali orang yang memiliki keiman, selalu beramal soleh saling berwaiat terahdap kebenaran dan kesabaran".

Implikasi nilai-nilai pendidikan kedisiplinan dalam Q.S Al-’Ashr Ayat 1-3 adalah sebagai berikut: (a) Niat disiplin akan timbul keikhlasan, ketenangan, dan kenyamanan. (b) Membuat planing maka hidup akan jelas dan terarah dan adanya persiapan. (c) Disiplin yang terjaga akan memiliki ketegasan dan kesuksesan. (d) Menanamkan disiplin kepada orang lain maka akan meluasnya kedinamisan sifat memanfaatkan waktunya, akan banyak saudara sepemikiran dan keyakinan kuat dalam upaya melatih dirinya berbuat kebaikan, dan akan muncul menjadi suatu gerakan yang berupaya mengembalikan identitas diri manusia sebagai makhluk yang paling mulia dimuka bumi.

Wallahu A'lam Bsowab.

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan; Penulis buku: Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen. Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kec.n. Panawangan Kab.Ciamis Jabar. Karya lengkap dapat diakses melalui: https:(1)//a.rusdiana.id(2)http://tresnabhakti.org/webprofil

(3)http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators (4) https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5) https://play.google.com/store/books/author?id.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...