Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Setiap organisasi pastinya bekeinginan untuk memiliki tim yang mampu
bekerja sama secara efektif, beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, dan
menghasilkan kinerja yang optimal.
Apalagi kebutuhan akan tim yang efektif dalam menghadapi tantangan
bisnis yang semakin kompleks, dihadapkan pada era yang penuh dengan
ketidakpastian seperti saat ini. Hal itu menjadi perhatian Patrick Lencioni
sejak tahun 2002.
Patrick Lencioni adalah seorang konsultan manajemen dan penulis buku-buku
best-seller yang lahir pada tahun 1965 di California, Amerika Serikat. Ia
dikenal sebagai salah satu pemikir terkemuka dalam bidang kepemimpinan dan
manajemen di dunia. Lencioni adalah presiden dan pendiri The Table Group,
sebuah perusahaan konsultan manajemen yang membantu organisasi dalam
mengembangkan kepemimpinan yang efektif, membangun tim yang kuat, dan meningkatkan
kinerja bisnis. Selain itu, Lencioni juga sering menjadi pembicara di berbagai
konferensi dan seminar bisnis di seluruh dunia.
Perhatian terhadap organisasi untuk
memiliki tim yang mampu bekerja sama secara efektif, beradaptasi dengan cepat
terhadap perubahan, dan menghasilkan kinerja yang optimal, dituangkan dalam
sebuah buku berjudul "The Five Dysfunctions of a Team" yang
diterbitkan pada tahun 2002. Saat itu masih dinaggap belum bisa menjawab
tatantangan yang diharapkan labu buku itu disempurnakan tahun 2005 dengan judul
"Overcoming the Five Dysfunctions of a Team" yang merupakan
pembaruan dari bukunya "The Five Dysfunctions of a Team".
Buku "Overcoming the Five Dysfunctions of a Team" tahun 2005. Secara sederhana, model teamwork ini diibaratkan seperti, daripada menjawab “Apa yang membuat tim sukses?” itu menjawab “Apa yang tidak membuat tim sukses?” hal itu di ilustrasikan dalam bentuk piramid:
Gambar 1. Model Overcoming the Five Dysfunctions of a Team
Sumber: Patrick Lencioni 2005
Gambar 1. Model Overcoming the Five Dysfunctions of a Team,
mengidikasikan Kelima disiplin dasar yang dikemukakan oleh Patrick Lencioni
dalam model pembangunan tim suksesnya adalah:
Pertama: Disiplin Kepercayaan (Absence of Trust) - Tim yang sukses
membangun kepercayaan di antara anggotanya. Kepercayaan ini dibangun melalui
transparansi, kerentanan, dan saling mengenal satu sama lain.
Kedua; Disiplin Konflik Sehat (Fear of Conflict) - Konflik dalam
tim tidak selalu buruk, bahkan kadang-kadang diperlukan untuk memperkuat
keputusan yang diambil. Tim yang sukses mengatasi ketakutan mereka terhadap
konflik dan belajar bagaimana menghadapi perbedaan pendapat secara konstruktif.
Ketiga: Disiplin Komitmen (Lack of Commitment) - Setelah mengambil
keputusan, tim yang sukses harus berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama. Ini
berarti bahwa semua anggota tim harus sepakat dan menyetujui keputusan
tersebut, bahkan jika mereka memiliki pendapat yang berbeda.
Keempat: Disiplin Akuntabilitas (Avoidance of Accountability) -
Setelah memutuskan suatu hal, tim yang sukses harus bertanggung jawab atas
tindakan mereka. Hal ini melibatkan pengakuan kesalahan dan kegagalan, serta
memperbaiki masalah yang timbul dengan cara yang konstruktif.
Kelima: Disiplin Fokus pada Hasil (Inattention to Results) -
Akhirnya, tim yang sukses harus fokus pada hasil dan tujuan yang ingin dicapai.
Ini berarti bahwa setiap anggota tim harus memiliki pemahaman yang jelas
tentang tujuan dan kontribusinya terhadap pencapaian tujuan tersebut.
Kelima disiplin ini saling terkait dan harus diperkuat bersama-sama agar
tim dapat mencapai keunggulan kompetitif di era penuh tantangan dan
ketidakpastian seperti sekarang ini. Dengan menerapkan model Patrick Lencioni,
organisasi dapat mengembangkan tim yang sukses dan mencapai kinerja yang
optimal.
Layaknya sebuah model Lencioni pun memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan: Kelebihannya dari model
lain, model Lencioni, mampu mengetahui celah apa saja yang
membuat tim tersebut gagal, dan bisa dihindari di awal. dapat memberikan para leader
mengenai “pitfall” yang akan bisa dihindari saat membuat sebuah tim baru.
Kekurangannya kenyataan di lapangan, masih ada berbagia faktor gagal yang
disebabkan oleh eksternal namun tidak dijelaskan melalui model teamwork ini.
Telepas dari itu semua, Kelima disiplin ini saling terkait pada model Lencioni 2005, telah
menginpirasi para pengembang organisai/perusahaan untuk disiplin. Kata kuncinya
bertumpu pada kedisiplinan. Bukankan
Islam telah mengajarkan? bahwa: Disiplin positif akan membawa hasil yang lebih
baik dari pada disiplin negatif. Disiplin positif bagi umat Islam, Al-Qur’an juga merupakan
kumpulan dari
perintah-perintah dan larangan-larangan (peraturan). Peraturan ini harus
ditaati bagi umat-Nya. Dalam Al-Qur'an surat
Asy-Syuura ayat 47: "Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari
Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya....". (QS. Asy-Syuura
[42]: 47).
Selain itu disebutkan dalam Surat Al-Ashr,1-3: yang
menjelaskan bahwa "Allah telah bersumpah atas nama waktu, celakalah bagi
manusia yang menyia-nyiakan waktu untuk hal kurang bermanfaat, kecuali orang
yang memiliki keiman, selalu beramal soleh saling berwaiat terahdap kebenaran
dan kesabaran".
Implikasi nilai-nilai pendidikan kedisiplinan dalam Q.S Al-’Ashr Ayat 1-3
adalah sebagai berikut: (a) Niat disiplin akan timbul keikhlasan, ketenangan,
dan kenyamanan. (b) Membuat planing maka hidup akan jelas dan terarah dan
adanya persiapan. (c) Disiplin yang terjaga akan memiliki ketegasan dan
kesuksesan. (d) Menanamkan disiplin kepada orang lain maka akan meluasnya
kedinamisan sifat memanfaatkan waktunya, akan banyak saudara sepemikiran dan
keyakinan kuat dalam upaya melatih dirinya berbuat kebaikan, dan akan muncul
menjadi suatu gerakan yang berupaya mengembalikan identitas diri manusia
sebagai makhluk yang paling mulia dimuka bumi.
Wallahu A'lam Bsowab.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti,
Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan; Penulis buku:
Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen. Manajemen Kewirausahaan Pendidikan;
Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik,
Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al
Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs,
sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan
Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan
sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan
asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama
Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007
di Desa Cinyasag Kec.n. Panawangan Kab.Ciamis Jabar. Karya lengkap dapat
diakses melalui: https:(1)//a.rusdiana.id(2)http://tresnabhakti.org/webprofil
(3)http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators
(4) https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5)
https://play.google.com/store/books/author?id.