MEMBANGUN TIM SUKSES DENGAN MODEL T7: Peluang Alternatif Menuju Keunggulan Kompetetitif di Era penuh tantangan dan ketidakpastian

Penulis Ahmad Rusdiana

Dibaca: 107 kali

Ahmad Rusdiana

Oleh Ahmad Rusdiana

 

Era yang penuh tantangan dan ketidakpastian, juga dikenal sebagai era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity), menjadi semakin relevan dalam segala aspek kehidupan sosial budaya ekonomi politikbisnis saat ini. Di era VUCA, dorongan menjadi faktor penting dalam memotivasi anggota tim sukses untuk menghadapi tantangan yang ada. Organisasi dituntut harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang memberikan dorongan dan motivasi bagi karyawan untuk terus berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi. Selain itu, organisasi juga harus mampu membangun kepercayaan di antara anggota tim sukses, karena kepercayaan menjadi fondasi penting dalam membangun hubungan kerja yang baik. Tidak kalah pentingnya lagi bakat dan keterampilan juga menjadi faktor penting dalam menghadapi era ini. Karyawan harus mampu mengembangkan bakat dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang ada. Organisasi harus memberikan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab.

Dalam kondisi demikian, membangun teamwork (tim sukses) menjadi suatu kebutuhan yang krusial bagi organisasi. Organisasi yang mampu membentuk tim sukses yang efektif dan efisien akan memiliki keunggulan kompetitif yang besar dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Untuk mencapai hal ini, organisasi harus memahami konsep dan model T7 (Thrust, Trust, Talent, Teaming Skills, Task Skills) yang menjadi landasan dalam membangun tim sukses yang handal.

Model teamwork T7 (Thrust, Trust, Talent, Teaming Skills, Task Skills)  digagas oleh Michael Lombardo dan Robert Eichinger pada tahun 1995 yang bertujuan untuk Model tersebut mengidentifikasi tujuh faktor berbeda untuk efektivitas tim (5 faktor internal  dan 2 faktor eksternal). Model teamwork ini cocok digunakan apabila Anda ingin membantu semua anggota tim agar bisa berkembang dengan tujuan yang lebih besar lagi. Model teamwork T7 dilambangkan sebagai sebuah lingkaran dengan masing-masing faktor memiliki porsi yang sama besar, hal ini berarti setiap faktor internalnya juga berperan penting dalam membentuk sebuah tim yang solid dan kuat. Faktor ini pun juga harus didukung dari luar (eksternal) seperti dengan bagaimana seorang leader bisa menempatkan diri dalam tim dan juga peran perusahaan atau organisasi dalam mendukung kerja tim. Tampak pada gambar berikut:


Gambar:

Model teamwork T7: Thrust, Trust, Talent, Teaming Skills, Task Skills

(Michael Lombardo dan Robert Eichinger 1995)

Sumber: Foto oleh Atlassian

Gambar di atas, memngidikasikan Model teamwork T7 akan melihat bagaimana sikap setiap individul dalam tim setelah berhasil mencapai target, dari sikap inilah seorang leader bisa memberikan gambaran bagaimana dan menggunakan cara apa saja agar timnya bisa lebih berkembang. Berikut adalah penjelasan mengenai 5 faktor internal dalam model teamwork T7:

Pertama: Thrust (Dorongan) Dalam membangun tim sukses, dorongan atau motivasi menjadi faktor yang sangat penting. Karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi akan berkontribusi lebih dalam mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, organisasi harus memberikan dorongan dan motivasi kepada karyawan agar mereka merasa termotivasi untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi.

Kedua: Trust (Kepercayaan) Kepercayaan adalah fondasi dari hubungan kerja yang baik di antara anggota tim sukses. Organisasi harus membangun kepercayaan dengan cara memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan memberikan ruang untuk berkreasi. Dengan demikian, karyawan akan merasa dihargai dan membangun kepercayaan dalam lingkungan kerja.

Ketiga: Talent (Bakat) Bakat atau kemampuan menjadi faktor penting dalam membangun tim sukses. Organisasi harus mampu mengenali dan mengembangkan bakat dari setiap anggota tim untuk meningkatkan kinerja mereka. Selain itu, organisasi harus memberikan pelatihan dan pengembangan kepada karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab.

Keempat: Teaming Skills (Keterampilan Berkelompok) Keterampilan berkelompok menjadi hal yang penting dalam membangun tim sukses. Karyawan harus mampu bekerja sama dan berkolaborasi dengan baik dalam tim. Organisasi harus menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kolaborasi dan keterampilan berkelompok, seperti memberikan kesempatan untuk bekerja dalam tim lintas departemen dan membentuk tim proyek.

Kelima: Task Skills (Keterampilan Tugas) Keterampilan tugas atau keterampilan teknis menjadi faktor penting dalam membangun tim sukses. Karyawan harus mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan baik. Organisasi harus memberikan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan tugas karyawan.

Lima faktor di atas, bisa efektif manakala seorang leader bisa memberikan gambaran bagaimana dan menggunakan cara apa saja agar timnya bisa lebih berkembang. Disinilah dorongan leader menjadi faktor penting dalam memotivasi.

Motivasi dalam pandangan Al-Qur'an. adalah dorongan yang positif yang ada dalam diri manusia untuk mengarahkan dan melakukan pekerjaan. Selama dorongan kerja itu kuat dan semakin besar pula peluang untuk meraih kesempatan pada tujuan yang hendak dicapainya. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur?an Surat an-Najm: 39-41: "Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, bahwa sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian dia akan diberi balasan atas (amalnya) itu dengan balasan yang paling sempurna, bahwa sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)," (QS. [53]: 39-41).

Firman Allah SWT di atas dapat menjadi bukti dari pentingnya ikhtiar. Berikhtiar juga dapat mendatangkan manfaat bagi pelakunya seperti, melatih kemandirian, menghargai usaha sendiri, tidak mudah putus asa, dan merasa puas hati karena berusaha maksimal. Sekaligus mengantarkan seseorang agar bermartabat di sisi manusia dan terhormat di hadapan Allah SWT.,

Wallahu A'lam Bsowab.

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan; Penulis buku: Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen. Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kec.n. Panawangan Kab.Ciamis Jabar. Karya lengkap dapat diakses melalui: https:(1)//a.rusdiana.id(2)http://tresnabhakti.org/webprofil

(3)http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators (4) https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5) https://play.google.com/store/books/author?id.

 

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...