Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Oleh Ahmad Rusdiana
Era yang penuh tantangan dan
ketidakpastian, juga dikenal sebagai era VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, dan Ambiguity), menjadi semakin relevan dalam segala aspek
kehidupan sosial budaya ekonomi politikbisnis saat ini. Di era VUCA, dorongan
menjadi faktor penting dalam memotivasi anggota tim sukses untuk menghadapi
tantangan yang ada. Organisasi dituntut harus mampu menciptakan lingkungan
kerja yang memberikan dorongan dan motivasi bagi karyawan untuk terus
berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi. Selain itu, organisasi juga
harus mampu membangun kepercayaan di antara anggota tim sukses, karena
kepercayaan menjadi fondasi penting dalam membangun hubungan kerja yang baik. Tidak
kalah pentingnya lagi bakat dan keterampilan juga menjadi faktor penting dalam
menghadapi era ini. Karyawan harus mampu mengembangkan bakat dan keterampilan
yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang ada. Organisasi harus
memberikan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab.
Dalam kondisi demikian, membangun
teamwork (tim sukses) menjadi suatu kebutuhan yang krusial bagi organisasi.
Organisasi yang mampu membentuk tim sukses yang efektif dan efisien akan
memiliki keunggulan kompetitif yang besar dalam menghadapi persaingan bisnis
yang semakin ketat. Untuk mencapai hal ini, organisasi harus memahami konsep
dan model T7 (Thrust, Trust, Talent, Teaming Skills, Task Skills) yang menjadi
landasan dalam membangun tim sukses yang handal.
Model teamwork T7 (Thrust,
Trust, Talent, Teaming Skills, Task Skills) digagas oleh Michael
Lombardo dan Robert Eichinger pada tahun 1995 yang bertujuan untuk Model
tersebut mengidentifikasi tujuh faktor berbeda untuk efektivitas tim (5 faktor
internal dan 2 faktor eksternal). Model teamwork ini cocok digunakan
apabila Anda ingin membantu semua anggota tim agar bisa berkembang dengan
tujuan yang lebih besar lagi. Model teamwork T7 dilambangkan sebagai sebuah
lingkaran dengan masing-masing faktor memiliki porsi yang sama besar, hal ini
berarti setiap faktor internalnya juga berperan penting dalam membentuk sebuah
tim yang solid dan kuat. Faktor ini pun juga harus didukung dari luar
(eksternal) seperti dengan bagaimana seorang leader bisa menempatkan
diri dalam tim dan juga peran perusahaan atau organisasi dalam mendukung kerja
tim. Tampak pada gambar berikut:
Gambar:
Model teamwork T7: Thrust,
Trust, Talent, Teaming Skills, Task Skills
(Michael Lombardo dan Robert Eichinger 1995)
Sumber: Foto oleh Atlassian
Gambar di atas, memngidikasikan
Model teamwork T7 akan melihat bagaimana sikap setiap individul dalam tim
setelah berhasil mencapai target, dari sikap inilah seorang leader bisa
memberikan gambaran bagaimana dan menggunakan cara apa saja agar timnya bisa
lebih berkembang. Berikut
adalah penjelasan mengenai 5 faktor internal dalam model teamwork T7:
Pertama: Thrust (Dorongan) Dalam membangun tim sukses, dorongan atau
motivasi menjadi faktor yang sangat penting. Karyawan yang memiliki motivasi
yang tinggi akan berkontribusi lebih dalam mencapai tujuan bersama. Oleh karena
itu, organisasi harus memberikan dorongan dan motivasi kepada karyawan agar
mereka merasa termotivasi untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi.
Kedua: Trust (Kepercayaan) Kepercayaan adalah fondasi dari hubungan
kerja yang baik di antara anggota tim sukses. Organisasi harus membangun
kepercayaan dengan cara memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan memberikan ruang untuk
berkreasi. Dengan demikian, karyawan akan merasa dihargai dan membangun
kepercayaan dalam lingkungan kerja.
Ketiga: Talent (Bakat) Bakat atau kemampuan menjadi faktor
penting dalam membangun tim sukses. Organisasi harus mampu mengenali dan
mengembangkan bakat dari setiap anggota tim untuk meningkatkan kinerja mereka.
Selain itu, organisasi harus memberikan pelatihan dan pengembangan kepada karyawan
untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas
dan tanggung jawab.
Keempat: Teaming Skills (Keterampilan Berkelompok) Keterampilan
berkelompok menjadi hal yang penting dalam membangun tim sukses. Karyawan harus
mampu bekerja sama dan berkolaborasi dengan baik dalam tim. Organisasi harus
menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kolaborasi dan keterampilan
berkelompok, seperti memberikan kesempatan untuk bekerja dalam tim lintas
departemen dan membentuk tim proyek.
Kelima: Task Skills (Keterampilan Tugas) Keterampilan tugas
atau keterampilan teknis menjadi faktor penting dalam membangun tim sukses.
Karyawan harus mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
dengan baik. Organisasi harus memberikan pelatihan dan pengembangan untuk
meningkatkan keterampilan tugas karyawan.
Lima faktor di atas, bisa
efektif manakala seorang leader bisa memberikan gambaran bagaimana dan
menggunakan cara apa saja agar timnya bisa lebih berkembang. Disinilah dorongan
leader menjadi faktor penting dalam memotivasi.
Motivasi dalam pandangan Al-Qur'an.
adalah dorongan yang positif yang ada dalam diri manusia untuk mengarahkan dan
melakukan pekerjaan. Selama dorongan kerja itu kuat dan semakin besar pula
peluang untuk meraih kesempatan pada tujuan yang hendak dicapainya. Seperti
yang tercantum dalam Al-Qur?an Surat an-Najm: 39-41: "Bahwa manusia
hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, bahwa sesungguhnya usahanya itu
kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian dia akan diberi balasan atas
(amalnya) itu dengan balasan yang paling sempurna, bahwa sesungguhnya kepada
Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)," (QS. [53]: 39-41).
Firman Allah SWT di atas dapat
menjadi bukti dari pentingnya ikhtiar. Berikhtiar juga dapat mendatangkan manfaat
bagi pelakunya seperti, melatih kemandirian, menghargai usaha sendiri, tidak
mudah putus asa, dan merasa puas hati karena berusaha maksimal. Sekaligus
mengantarkan seseorang agar bermartabat di sisi manusia dan terhormat di
hadapan Allah SWT.,
Wallahu A'lam Bsowab.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti,
Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan; Penulis buku:
Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen. Manajemen Kewirausahaan Pendidikan;
Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik,
Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al
Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs,
sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan
Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan
sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan
asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama
Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007
di Desa Cinyasag Kec.n. Panawangan Kab.Ciamis Jabar. Karya lengkap dapat
diakses melalui: https:(1)//a.rusdiana.id(2)http://tresnabhakti.org/webprofil
(3)http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators
(4) https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5)
https://play.google.com/store/books/author?id.