Penulis: Hasbulllah Fudail
Hasbulllah Fudail
Oleh Hasbulllah Fudail
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia. Data IDI dikumpulkan dengan menggunakan dua metode pendekatan: kuantitatif (review surat kabar dan dokumen) dan kualitatif (FGD). Data yang dikumpulkan dalam IDI adalah kumpulan kejadian/fakta lapangan. IDI tidak pernah mengumpulkan berbagai komentar, persepsi, pendapat, argumen, ataupun analisis dari siapapun, meskipun mereka adalah para pakar, ahli, pejabat, ataupun orang-orang tertentu yang ditokohkan. Cakupan Wilayah Pengumpulan data IDI dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dan di level pusat. Seluruh kejadian yang dikumpulkan harus terjadi di wilayah masing-masing. Periode Waktu Kejadian Seluruh fakta/kejadian terkait indikator IDI harus terjadi dalam periode waktu 1 Januari 2021 hingga 31 Desember 2021.
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) merupakan ukuran pembangunan politik yang
digunakan pemerintah pada RPJMN 2010 – 2014, 2015 – 2019, serta 2020–2024. IDI
merupakan kerja bersama instansi pemerintah yaitu Kemenkopolhukam, BPS,
Bappenas, Kemendagri, serta Pemerintah Daerah. Indeks Demokrasi Indonesia
pertama kali diukur tahun 2009. Mulai tahun 2021, Indeks Demokrasi Indonesia
diukur dengan metode baru. Dalam RPJMN 2020-2024 Indeks Demokrasi Indonesia
ditargetkan mencapai angka 78,37 pada tahun 2024.
IDI metode baru
terdiri dari tiga angka indeks, yaitu: 1. Indeks demokrasi di tingkat provinsi,
2. Indeks demokrasi di tingkat pusat, dan 3. Indeks demokrasi di tingkat
nasional sebagai gabungan dari nilai provinsi dan pusat. Indeks Demokrasi
Indonesia (IDI) Provinsi Jawa Barat tahun 2020 mencapai angka 71,00 dalam skala
0 sampai 100 sementara target tahun 2024 adalah
78.37 . Capaian kinerja demokrasi
di Jawa Barat tersebut masih berada pada kategori “sedang”.
Dalam model IDI digunakan 3 aspek dengan 22 indikator yaitu : aspek pertama Kebebasan dengan 7 indikator, aspek kedua Kesetaraaan dengan 7 indikator dan terakhir aspek ketiga Kapasitas Lembaga Demokrasi dengan 8 indikator.
Sumber data yang
digunakan di provinsi Jawa Barat yakni dengan Berita Online diperoleh dengan
scrapping data 7 portal berita online (antaranews, kompas.com, detik.com, tirto.id,
kumparan.com, jpnn.com. Tribunnews.com). Sementara Dokumen Berupa Perda,
Pergub, Perbup, Surat Edaran, Data Resmi K/L/D/I,dsb. Focus Group Discussion (FGD) Untuk
mengkonfirmasi dan menambah informasi dari stakeholder.
Dari sekian banyak
di idikantor yang ada 22, pembahasan yang banyak terjadi di Jawa Barat yakni indikator 1 yaitu Terjaminnya Kebebasan Berkumpul, Berserikat,
Berekspresi, dan Berpendapat oleh Aparat disusui Indikator 2. Terjaminnya
Kebebasan Berkumpul, Berserikat, Berekspresi, dan Berpendapat Antar Masyarakat
dan Indikator 3. Terjaminnya Kebebasan Berkeyakinan terakhir
indikator 4 berupa Terjaminnya
Kebebasan Berkumpul, Berserikat, Berekspresi, Berpendapat, dan Berkeyakinan
dalam Setiap Kebijakan.
Demikian beberapa
permasalahan utama yang berkembang dalam FGD Indeks Demokrasi Jawa Barat tahun
2021 yang dihadiri Hasbullah Fudail
Kepala Bidang HAM Kanwil Kemenkumham Jawa Barat di Hotel Aston Bandung, Rabu. (9/2/2022).