Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Oleh Ahmad Rusdiana
Dalam era revolusi digital dan revolusi
komunikasi, tantangan yang dihadapi oleh para pemimpin di masa depan semakin
kompleks dan dinamis. Kemudian oleh
Warren Bennis dan Burt Nanus sejak tahun 1987 disebut PUCA. VUCA adalah akronim
dari Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity. Istilah ini muncul
dalam teori kepemimpinan Warren Bennis dan Burt Nanus pada 1987, yang kemudian
digunakan dalam pelatihan kepemimpinan militer di US Army War College untuk
menggambarkan situasi politik-keamanan yang berubah cepat di era 1990-an, dari
keruntuhan Soviet hingga Perang Teluk.
Seorang penulis dan futurolog yang dikenal
karena karya-karyanya membahas mengenai revolusi digital, dan revolusi
komunikasi bernama Alvin Toffler. Alvin mengatakan bahwa buta huruf di abad 21 bukanlah mereka yang tidak
bisa membaca atau menulis, melainkan mereka yang tidak belajar (learn) hal-hal
baru yang penting untuk dikuasai, mereka yang membuang apa-apa yang sudah tidak
relevan dengan perubahan zaman (unlearn), dan belajar kembali hal-hal yang
pernah dikuasai sebelumnya, namun sekarang telah berubah (relearn). Apa yang
disampaikan Alvin Toffler saat ini sangat relevan dalam membahas kepemimpinan
adaptif dalam menghadapi tantangan masa depan. Dengan demikian, kita harapkan
Indonesia dapat melahirkan profil generasi muda masa depan yang berjiwa
kepemimpinan adaptif yang dapat meraih momentum dari segala tantangan zaman.
Tentunya hal itu harus diraih dengan sungguh-sungguh secara aktif untuk belajar
dan menyesuaikan diri dengan tantangan zaman dalam menghadapi kondisi dinamika
yang ada terutama pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi di masa
depan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut,
diperlukan kepemimpinan yang adaptif, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan zaman dan memimpin dengan cara yang fleksibel dan inovatif. Teori
Kepemimpinan Adaptif digagas oleh Ronald A. Heifetz dan Marty Linsky pada tahun
1994, dengan latar belakang pengalaman mereka dalam menghadapi perubahan di
bidang politik dan sosial di Amerika Serikat. Indikator dari Kepemimpinan
Adaptif meliputi kemampuan untuk mengidentifikasi masalah yang kompleks,
memahami berbagai perspektif yang berbeda, berani mengambil risiko,
mengembangkan jaringan kolaborasi, dan memfasilitasi proses perubahan yang
berkelanjutan. Langkah-langkah pembentukan Kader Pemimpin Futuristik
yang berjiwa kepemimpinan adaptif adalah sebagai berikut:
Pertama:
Meningkatkan kesadaran akan perubahan zaman; Kader Pemimpin Futuristik
harus memiliki kesadaran yang tinggi akan perubahan zaman dan perkembangan
teknologi yang berlangsung dengan sangat cepat. Mereka perlu belajar secara
aktif dan terus menerus untuk memahami tren dan perubahan di lingkungan sekitar
mereka.
Kedua
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah; Pemimpin adaptif harus memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi masalah yang kompleks dan mencari solusi yang
inovatif. Mereka harus mampu memahami berbagai perspektif yang berbeda dan
menyeimbangkan kepentingan yang bertentangan.
Ketiga:
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi; Pemimpin adaptif harus mampu
berkomunikasi dengan jelas dan efektif. Mereka harus dapat memfasilitasi diskusi yang produktif dan membangun
jaringan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Keempat: Meningkatkan kemampuan
beradaptasi dengan perubahan; Pemimpin adaptif harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan mengambil
risiko. Mereka harus memiliki keberanian untuk mencoba hal-hal baru dan belajar
dari kegagalan.
Kelima: Meningkatkan kemampuan memimpin
perubahan; Pemimpin
adaptif harus mampu memimpin perubahan yang berkelanjutan. Mereka harus dapat
memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk berubah dan berinovasi.
Dalam
rangka membentuk Kader Pemimpin Futuristik yang berjiwa kepemimpinan adaptif,
diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan,
organisasi masyarakat, dan pemerintah. Institusi pendidikan perlu mengembangkan
kurikulum yang memperkuat kemampuan pemecahan masalah, komunikasi, dan adaptasi
dengan perubahan. Organisasi masyarakat perlu menyediakan ruang bagi para
pemuda untuk belajar dan berinovasi. Pemerintah perlu mendukung pembentukan
Kader Pemimpin Futuristik dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi inovasi
dan perubahan. Pemerintah harus mendorong kolaborasi antara berbagai sektor
untuk mengatasi tantangan yang kompleks dan mendukung pengembangan
program-program yang memperkuat kemampuan kepemimpinan adaptif. Kata kuncinya
terletak pada "kolaborasi"
Ajaran
Islam sangat menganjurkan "berkolaborasi" (Ta'awun) Allah SWT,
berfirman dalam QS. al-Maidah:2; "Tolong-menolonglah kalian dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya" (QS al-Maidah[5]:2).
(https://rumahbaca.id/taawun-kolaborasi-dalam-pandangan-islam).
Singkatnya,
dapat dikatakan bahwa kolaborasi adalah salah satu akhlak yang penting dalam
Islam dan perintah al-Quran tentang kolaborasi yang harus diikuti oleh manusia
menunjukkan pentingnya dan nilai kolaborasi. Allah perintahkan orang-orang yang
beriman, untuk selalu saling bekerja sama dalam kebaikan dan tidak pernah
bekerja sama dalam dosa dan mungkar.
Walahu
A’lam Bisshawab.
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Founder
tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah
manajemen pendidikan; Penulis buku: Manajemen Risiko, Manajemen Kewirausahaan
Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna
Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kec.n.
Panawangan Kab.Ciamis Jabar. Karya lengkap dapat diakses melalui:
https:(1)//a.rusdiana.id(2)http://tresnabhakti.org/webprofil
(3)http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators
(4) https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5)
https://play.google.com/store/books/author?id.