Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Isra Mi'raj adalah dua perjalanan yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa
penting bagi umat Islam. Sebab, pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat
perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Isra Mi'raj terjadi
pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke
Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi'raj terjadi pada tahun
pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah
al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian,
dan inilah yang populer. Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri
menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah ra meninggal pada bulan
Ramadhan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab.
John Renerd dalam buku ”In the
Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience,” (dalam Azyumardi),
menyatakan bahwa Isra Mi’raj adalah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam
sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra
Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga,
perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang
rendah menuju langit yang tinggi.
Isra Mi’raj, benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh
kesempurnaan dunia spiritual. Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada
662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada
yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj
menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang pencipta
(al-Khalik).
Lantas! Apa pelajaran yang dapat
kita ambil dari peringatan Isra’ Mi’raj? Ali Muhammad Shalabi dalam Sirah
Nabawiyah: ‘Irdlu Waqâi’ wa Tahlîl Ihdats, juz 1 hal. 209;
menjelaskan, empat hal penting yang dapat diambil dari peringatan Isra’ Mi’raj:
Pertama, Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan
melihat secara langsung kebesaran Allah subhanahu wata’ala. Sehingga
hati Nabi semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan Agama Allah subhanahu
wata’ala. "Ini memberikan pelajaran kepada kita, bahwa siapa pun yang
berjuang di jalan Allah, dan menegakkan agama, seperti dengan memakmurkan
masjid, memakmurkan majlis ilmu, Allah akan memberikan kebahagiaan dan
keistimewaan baginya".
Kedua, kewajiban menjalankan shalat lima
waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Siba’i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus
wa Ibar, jilid 1 hal.54; menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan Isra’
Mi’raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat; Sebuah keharusan bagi tiap Muslim menghadap
(mi’raj) kepada Allah subhanahu wata’ala lima kali sehari dengan jiwa dan hati
yang khusyu’.
Ketiga,
dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu
Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita
bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian dari tempat suci umat Islam. Wajib hukumnya
bagi tiap muslim sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk selalu berjuang
dan berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqhsa Palestina. Baik dengan diplomasi politik, bantuan
sandang pangan, maupun dengan harta.
Keempat,, Isra’ Mi’raj adalah mukjizat Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha
menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, Itu adalah perjalanan pertama
manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat.
Jika hal ini telah terjadi di zaman Nabi, 1400 tahun yang
lalu, hal tersebut "memberikan pelajaran bagi umat Islam agar mandiri,
belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak hanya dalam masalah agama,
sosial, politik, dan ekonomi, namun juga harus melek terhadap sains dan
teknologi".
Perjalanan
menuju ke luar angkasa adalah sains dan teknologi tingkat tinggi yang menjadi
salah satu tolak ukur kemajuan umat dan bangsa. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) menjadi kunci untuk membangun kekuatan daya saing agar
menghasilkan produk bernilai tambah dan memberikan keunggulan kompetitif.
Bagi
bangsa Indonesia, kesadaran akan pentingnya iptek telah disampaikan sejak 60
tahun yang lalu, dimana saat itu Presiden Soekarno, Dalam pidatonya pada
kongres Ilmu Pengetahuan Indonesia yang pertama di Malang, tahun 1958,
menyatakan bahwa “Bangsa ini hanya akan maju dan sejahtera jika pembangunannya
dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi”.
Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan
bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. Mari
kita jadikan Peristiwa Isro Miraj ini sebgai momentum peningkatan kapasitas
kemampuan, dalam kehidupan untuk tetap tawadu dan bertaqwa kepada Allah SWT. Semoga
kita menjadi umat yang selalu dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra’
Mi’raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya.
Allahumma Aamin.
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Pegiat
Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan;
Penulis buku: Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen. Manajemen
Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung
Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan
Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan
Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa,
melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang
didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan,
kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya
tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina
dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C.
Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan.
Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di
akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3)
https://play. google.com/store/books/author?id.