Penulis: A. Rusdiana
A. Rusdiana
“The mediocre teacher
tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great
teacher inspires” (William
Arthur Ward)
Oleh A. Rusdiana
Profesioalisme Guru atau
Pendidik merupakan sosok penting dalam dunia pendidikan sehingga perlu adanya
usaha peningkatan kualitas guru, baik di negara maju maupun berkembang sehingga
menjadi guru yang profesional. Mengapa tidak? Hilangnya motivasi belajar siswa
menjadi titik awal peran guru ini dibutuhkan dalam membangun pembelajaran
menggunakan kebijakan kurikulum baru. Motivasi dapat menjadi salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap ketercapaiannya tujuan pendidikan dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan. (Nurdyansyah&Fahyuni, 2016).
Jika
kita melihat dari sisi guru, masalah utama bagi guru dalam dunia pendidikan
bukan lagi tertumpu pada kesejahteraan guru. Dulu,
memang perlu diakui bahwa pendapatan seorang guru yang relatif kecil bisa
menjadi serangan psikologis bagi profesi seorang guru. Walaupun bisa dibilang
saat ini masih ada banyak guru yang masih merasakan hal itu, namun kita perlu
melihat juga adanya tunjangan sertifikasi guru adalah upaya pemerintah
menutup celah bobroknya sistem pendidikan. Selain itu, dengan kemajuan tingkat
teknologi yang semakin pesat, bisa dimanfaatkan guru untuk mengasah kreatifitas
mereka untuk menambah pundi-pundi. Akan tetapi, tunjangan sertifikasi guru dan
perkembangan teknologi nampaknya belum merubah guru menjadi good
teacher, superior teacher apalagi great teacher.
Untuk
itu, William Arthur Ward, salah satu pakar dan
praktisi dunia pendidikan yang terkemuka. Dengan quote nya
yang sangat terkenal, yaitu" “The mediocre teacher tells. The good
teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher
inspires” (William Arthur Ward). Ikram Benzouine, (2012) mendeskrikan
sebagai berikut:
Pertama: Mediocre Teacher (Tells). Guru medioker ini terkesan pergi ke sekolah hanya
untuk menggugurkan kewajibannya sebagai seorang guru. Bayangkan saja selama 2 x
45 menit jam belajar, siswa hanya mendengar suara guru dan pemandangan kelas
yang sangat amat monoton. Guru medioker pun biasanya susah menerima hal baru
dan sulit untuk menerima kritik. Mereka berpendapat apa yang mereka lakukan
sudah benar dan menutup diri mereka untuk berkembang.
Kedua: Good Teacher (Explains). Good
teacher, merupakan kategori dimana guru satu langkah lebih baik
dibanding guru medioker. Guru pada tahap ini selain mampu berceramah
berdasarkan buku, mereka juga bisa menjelaskan materi dengan analisa yang baik
dari latar belakang ilmu yang dimilikinya. Selain itu, gaya mengajarnya juga
masih bersifat teacher center. Nah, teacher
center ,kondisi dimana kesan diskriminasi terhadap pendapat siswa
terjadi di dalam ruang kelas. Menurut Pakar NLP Anthony Robbins, “tragedi
terbesar dalam dunia pendidikan adalah, sebagian besar guru kita memahami mata
pelajaran, namun tidak memahami murid-murid mereka”. Bila guru hanya mampu
menerangkan dan terampil daam men-transfer pengetahuan, maka suatu saat
guru pada tahap ini dapat digantikan dengan media teknologi modern. Saya selalu
beranggapan bahwa cara mengajar guru pada tahap ini bak memasukan cairan apapun
ke dalam gelas, yang belum tentu gelas itu mampu menampung cairan tersebut.
Ketiga: Superior Teacher (Demonstrates). Kebalikan dari good
teacher yang teacher centered , superior
teacher telah membuat suasana kelas menjadi lebih interaktif dan
kreatif. Tidak ada lagi yang namanya
diskriminasi pendapat dari para peserta didik, semua siswa berhak menyatakan
pendapat, sanggahan, kritik dan saran baik kepada materi, guru mapun siswa
lain. Guru yang superior malakukan cara atau mendemonstrasikan dengan dasar
materi pembelajaran kepada siswa. Guru pada jenis ini sudah jauh lebih baik
dibanding 2 jenis sebelumnya. Dalam proses pembelajaran guru superior selalu
membawa alat-alat pembelajaran untuk disajikan kepada siswa. Alat-alat
demonstrasi pada jaman sekarang sangat penting sekali keberadaannya, baik itu
yang bersifat teknologi ataupun konvensional (sederhana). Siswa pun lebih mampu
mengingat jika materi-materinya diwakili oleh suatu peragaan yang unik,
sehingga siswa tidak hanya mampu menyebutkan materinya tapi juga sudah mampu
mengetahui seperti apa bentuk secara visual materi yang mereka pelajari.
Keempat: Great Teacher (Inspires). Jenis guru ini lah yang sangat dibutuhkan bangsa ini
maupun dibelahan dunia manapun. Jenis guru yang selalu diharapkan oleh semua
peserta didik. Guru yang mempunyai x-factor dalam setiap
proses pembelajarannya, guru yang menjadikan pekerjaannya adalah ibadah, dan
guru yang merasa berdosa jika tidak bisa menginspirasi peserta didiknya.
Great Teacher mampu menentukan dan menemukan arah dan masa depan
peserta didik yang dampaknya otomatis guru itu akan menjadi teladan siswa
dalam menjalani kehidupannya baik di sekolah, rumah, lingkungan, dan masa
depannya kelak. Untuk itu, kehadiran great teacher sangatlah
penting untuk melahirkan siswa yang berkarakter mulia.
William Arthur Ward merekomendasikan bahwa Guru
terbaik (great teacher) adalah guru yang mampu menemukan dan
melejitkan potensi anak didiknya sehingga potensi anak didik tersebut bisa
menjadi profesinya dikemudian hari. Setidaknya, untuk menjadi guru
terbaik diperlukan tiga hal penting yang harus dipersiapkan guru, yaitu: 1. Motivasi, 2. Pengetahuan dan
3. Keterampilan. Perlu diakui, selama ini sekolah-sekolah telah terjebak dalam materialisme
kurikulum pendidikan.
Kebanyakan guru hanya berorientasi
pada aspek kognitif dari proses belajar mengajar. Guru hanya sebagai agen
pendidikan yang bertugas meyuapi pengetahuan pada anak-anak, tanpa berpikir
potensi apa saja kah yang terdapat pada anak didiknya. Mereka tidak bisa
berkembang sesuai dengan minat dan potensinya karena terperangkap oleh
orientasi kognitif. Menurut saya, hal ini turut menjadi salah satu faktor utama
yang membuat siswa mencari kegiatan negative di luar sekolah. Mereka telah
merasa jenuh dan bosan hanya duduk mendengarkan dan membaca buku.
Wallahu A'alam Bishowab.
_______________
*) Tulisan ini, semula dijadikan penguatan Materi Keprofesian PPG dalam
jabatan bagi Guru PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung
Djati Bandung. Batch II Tahun 2023. mulai 24 Agustus sd. 26 September 2023. Kalau
memungkinkan dapat di publis di MO-beritadissdik.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Dosen/Tutor pada Perkuliahan Pendalaman
Materi keprofesian PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tahun 2021-2022. Salah
seorang Dewan pakar PERMAPENDIS Provinsi Jawa Barat Periode 2023-2007.
Pemerhati Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku: Manajemen
Pengembangan Kurikulum, Kebijakan Pendidikan; Pendidikan Profesi Keguruaan,
Manajemen Penilaian Autententik; Manajemen Pelatihan; Inovasi Pendidikan,
Manajemen, Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan nilai, Manajemen
pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Kepenpemim-pinan Pendidikan;
Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan Teori
dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun
2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3)
https://play. google.com/ store/ books/author?id.