Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Dunia saat ini sudah penuh dengan
kekacauan dan pergolakan. Ketidakpastian memiliki menjadi urutan pertama
hari ini. Segala sesuatu di sekitar kita tampaknya terus berubah. Semua terjebak dalam pusaran
siklon perubahan yang tiada henti. Keberadaan jenis manusia itu sendiri dalam
keadaan keseimbangan dinamis, sehingga untuk mengatakan. Kita sebagai spesies
berjuang dan berjuang untuk bertahan hidup di dunia yang paling baik dapat
dideskripsikan secara ringkas oleh akronim empat huruf yang disebut VUCA
(Volatile, Tidak pasti, Kompleks, Ambigu). VUCA di era industri 4.0 tetap berlaku pada
era society 5.0. Fenomena ini menjadikan tertekannya
perusahaan akibat gangguan VUCA terjadi di berbagai industri. Namun sayangnya, banyak pelaku ekonomi
yang belum menyadari bahwa mereka sudah berada di garis depan dari titik
kritis kelangsungan hidup. Dari titik ini rupanya dunia pada
umumnya dan dunia usaha pada khususnya dituntut untuk berpikir ulang menyusun
strategi konkret untuk mengatasi tantangan yang ditawarkan oleh ini empat
gelombang karakteristik dominan menyapu lingkungan. Maka tidak
mengherankan, jika kesadaran akan komplikasi VUCA baru saja terlihat, biasanya
sudah terlambat untuk merespons dan kerusakan tidak dapat dihindari. Manajer
harus bersikap tidak konvensional. Keterampilan dan pengetahuan yang dulunya
menjadi andalan mungkin sudah tidak relevan lagi. Sebagian besar tenaga
kerja sebelumnya mungkin saja sekarang justru dapat menjadi beban bagi
perusahaan.
Istilah VUCA muncul dalam teori
kepemimpinan Warren Bennis dan Burt Nanus pada 1987, yang kemudian digunakan
dalam pelatihan kepemimpinan militer di US Army War College untuk
menggambarkan situasi politik-keamanan yang berubah cepat di era 1990-an, dari
keruntuhan Soviet hingga Perang Teluk. Sejak itu, VUCA juga digunakan dalam
pelatihan kepemimpinan bisnis sebagai salah satu keterampilan yang harus
dikuasai dalam perencanaan strategis. Sekarang, sekolah-sekolah bisnis
menawarkan sertifikasi VUCA.
VUCA bukanlah situasi baru bagi dunia usaha.
Para pemimpin organisasi dihadapkan pada lingkungan yang berubah dan
tidak dapat diprediksi. Setelah adanya krisis di COVID-19, membuat VUCA
ini semakin intens dan sangat berpengaruh dalam dunia bisnis. Pemimpin bisnis
tidak hanya menghadapi era kehancuran digital yang mengguncang struktur pasar
dan melemahkan industri lama, tetapi juga menghadapi wabah yang telah
menewaskan lebih dari 3 juta orang dan menjerumuskan negara ke dalam
resesi dan masa depan bisnis menjadi semakin tidak pasti.
Untuk mengenal VUCA:
Volatility, Uncertainty, Complexity
dan Ambiguity, keadaan di mana perubahan
terjadi penuh dengan ketidak pastian. Deepti
Sinha & Sachin Sinh (2020) dalam jurnalnya Managing in a VUCA World:
Possibilities and Pitfalls, dibangun atas 4 komponen:
Pertama: Volatility/Volatilitas: Volatilitas ditandai dengan
munculnya tantangan baru yang penyebabnya sulit ditentukan. Tidak ada
pola yang konsisten untuk tantangan baru ini. Mereka berubah sangat cepat. Satu
ancaman di dua tahun lalu sekarang dapat digantikan oleh yang lain. Pada
peristiwa ini tidak tahu apa yang seharusnya menjadi penyebab masalahnya. Apa
yang dimaksudkan sebagai inisiatif solusi ternyata justru
sebaliknya. Perubahan-perubahan yang terjadi saat ini bisa dikatakan berada pada kecepatan yang
tidak dapat diperkirakan. Frekuensi, besar
maupun perkiraan perubahan tersebut tidak
dapat ditebak, maka dari itu, hal ini yang menjadi penyebab akan ketidakstabilan. Volatilitas tidak hanya terjadi pada bidang teknologi maupun bisnis, namun juga sosial, ekonomi juga. Faktor-faktor inilah yang mempengaruhi
laju perubahan.
Kedua Uncertainty/Ketidakpastian. adalah tragedi tragis bagi para pebisnis.
Kecemasan lingkungan adalah kondisi umum dalam dunia bisnis yang suka atau
tidak suka menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam proses untuk mencapai
tujuan, ketidak pastian akan selalu ditemukan
di setiap tahapnya. Ketidak pastian dapat
dikendalikan dengan informasi. Semakin banyak informasi dan pemahaman
yang dikumpulkan, semakin kecil kemungkinan suatu ketidak pastian akan muncul. Namun, meskipun banyaknya informasi telah dikumpulkan
sebagai bentuk antisipasi, ada banyak variabel
yang tidak dapat diketahui yang mampu
mempengaruhi hasil.
Ketiga: Complexity/Kompleksitas muncul
seiring dengan perkembangan yang terus terjadi. Semakin banyak pembangunan yang dilakukan, semakin berlapis komponen-komponen yang mengisi, semakin kompleks juga hal yang dihadapi. Kompleksitas dalam lingkungan
VUCA sulit untuk secara langsung memahami penyebab masalah. Itulah sebabnya
kompleksitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain munculnya
pesaing baru, gangguan teknologi, perubahan pola konsumsi, regulasi yang
kompleks, perubahan pola rantai pasok, dan masih banyak faktor lainnya.
Keempat: Ambiguity/Keunikan; sama
dengan “membingungkan atau menyesatkan”. Ini dapat dibandingkan dengan melihat
melalui kaca buram. Pada masa ini, sulit menemukan suatu keputusan yang jelas mengarah pada satu titik. Akan selalu ada dua sisi dari hal apapun itu. Berbeda dengan ketidak pastian, ambiguitas lebih mengacu kepada pesan yang disampaikan oleh informasi yang diperoleh. Informasi yang didapat tidak mengacu kepada satu tujuan; maka di situlah dapat dikatakan adanya ambiguitas. Sementara itu ketidak pastian lebih berpengaruh terhadap ada atau tidaknya informasi yang dapat mempengaruhi hasil yang ingin dicapai.
Organisasi zaman baru dihadapkan dengan tantangan yang penuh
dengan kontradiksi dan ketidakpastian. Manajerial pengambilan keputusan mempertanyakan esensinya dari sistem
nilai. Pengambilan keputusan
bukanlah tugas yang mudah tetapi hari ini menjadi jauh lebih sulit. Keberanian untuk menghadapi konsekuensi
dan kesiapan untuk berkomitmen kesalahan adalah bahan penting dari pengambilan
keputusan hari-hari ini.
Metode
ini dapat diandalkan sampai lingkungan VUCA (volatilitas,
ketidakpastian, kompleksitas, ambiguitas) terjadi. Dikerenakan volatilitas
mengacu pada perubahan yang cepat dan singkat. Karena itu perubahan yang
cepat dan pesat, para pelaku bisnis sulit untuk memprediksi apa yang akan
terjadi selanjutnya.
Wallahu
A'lam Bishowab.
__________________
*) Tulisan ini
merupakan Penguatan wawasan Kewirausahaan dalam mendukung "Ingin Jadi
Manajer Kewirausahaan Sukses?"
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Pegiat
Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah Manajemen Strategis; Manajemen
Kewirausahaan pendidikan; Penulis buku: Manajemen Strategis; Manajemen Kewirausahaan
Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun
2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/search? q=buku+ a.rusdiana+shopee&source (3) https://play.google.com/store/
books/ author?id.