MENYINGKAP MAKNA SILATURAHMI IDUL FITRI

Penulis: A. Rusdiana

Dibaca: 178 kali

A. Rusdiana

Oleh A. Rusdiana

SILATURAHMI merupakan salah satu agenda utama pada momen Idul Fitri atau Lebaran untuk masyarakat dalam tradisi Muslim di Indonesia. Selain agenda utama, silaturahmi secara syariat juga merupakan amalan utama karena mampu menyambungkan apa-apa yang tadinya putus dalam relasi hablum minannas atau hubungan sesama manusia. Sabda Rasulullah SAW:“Bukanlah bersilaturhmi orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturahmi adalah yang menyambung apa yang putus.” (HR Bukhari).

Dari Sabda Nabi Muhammad tersebut, jelas termaktub bahwa silaturahmi menyambung apa yang telah putus dalam hubungan hablum minannas. Manusia tidak terlepas dari dosa maupun kesalahan sehingga menyebabkan putusnya hubungan. Di titik inilah silaturahmi mempunyai peran penting dalam menyambung kembali apa-apa yang telah putus tersebut.

Quraish Shihab menjelaskan arti silaturahmi ditinjau dari sisi bahasa, silaturrahim adalah kata majemuk yang terambil dari kata bahasa Arab, shilat dan rahim. Kata shilat berakar dari kata washl yang berarti menyambung dan menghimpun. Ini berarti hanya yang putus dan terserak yang dituju oleh kata shilat itu. Sedangkan kata rahim pada mulanya berarti kasih sayang, kemudian berkembang sehingga berarti pula peranakan (kandungan).

Arti ini mengandung makna bahwa karena anak yang dikandung selalu mendapatkan curahan kasih sayang. Salah satu bukti yang paling konkret tentang silaturahmi yang berintikan rasa rahmat dan kasih sayang itu adalah pemberian yang tulus. Sebab itu, kata shilat juga diartikan dengan pemberian atau hadiah.  Inilah alasan momen Lebaran idyul fitri identik dengan silaturahmi, karena memang maknanya sepenting itu di dalam Islam. Bahkan, Allah menyebutkan keutamaan silaturahmi sebagai salah satu amalan yang dapat melapangkan rezeki dan memudahkan jalan ke surga.  Ada beberapa hikmah Silaturahmi, sebagai berikut:

Pertama Melapangkan rezeki; Ada kalanya seseorang mengalami kesulitan dalam mencari rizki. Mudah bagi Allah memberikan rizki bagi hambanya bahkan dari arah yang tidak diduga-duga. Rasulullah menyampaikan dalam sebuah hadits bahwa salah satu manfaat silaturahmi dalam islam adalah melapangkan rezeki/rizki. “Barangsiapa ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (H.R Bukhari & Muslim).

Kedua: Memperpanjang umur; Setiap manusia tentu ingin diberikan umur yang panjang, sebab dengan panjangnya umur akan memperbanyak kesempatan untuk berbuat kebaikan. Manusia juga tempatnya salah dan lupa, maka dari itu dengan umur yang panjang akan memilik kesempatan untuk bertaubat atas dosa-dosa yang telah lalu.

Ketiga: Menghibur kerabat; Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dengan bersilaturahmi bisa menghibur dan membantu kerabat yang sedang kesulitan. Terkadang ada orang yang segan meminta bantuan padahal ia membutuhkan, sebagai kerabat sudah seharusnya untuk membantu tanpa harus menunggu diminta.

Bukan tidak mungkin saat kita yang sedang kesulitan maka aka nada kerabat kita yang membantu. Sebab segala amal perbuatan kita akan dibalas sesuai dengan apa yang kita kerjakan. Jika tidak dibalas di dunia, tentu kita akan mendapatkan balasannya di akhirat. Firman Allah: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Q.S Ar-Rahmaan: 60).

Keempat: Sebagai Tanda Ketaatan Kepada Allah; Silaturahmi adalah salah satu ajaran yang diperintahkan oleh Allah. Dalam sebuah hadits bahkan Rasullah menyebutkan bahwa orang yang menyambung tali silaturahim adalah orang yang beriman kepada hari akhir. Sabda Raululllah: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (H.R Bukhari & Muslim).

Kelima: Menghilangkan perselisihan; Salah satu bentuk hikmah silaturahmi dalam islam adalah dapat menghilangkan perselisihan yang sedang terjadi. Dengan saling bertegur sapa, bukan tidak mungkin masalah akan dapat diselesaikan dengan baik-baik.

Keenam: Mendapatkan Rahmat; Mencari rahmat Allah adalah bentuk usaha kita sebagai umat muslim untuk mendapatkan tempat terbaik di yaummul akhir nanti. Salah satu amalan yang paling mudah agar mendapat rahmat Allah adalah dengan menyambung tali silaturrahim, sebagaimana hadits berikut: Allah berfirman: “Aku adalah Mahapengasih dan ia adalah Rahim, nama itu diambil dari bagian nama-Ku, siapa yang menyambungnya, maka Aku memberikan rahmat-Ku kepadanya, dan siapa yang memutuskannya, maka Aku memutuskan rahmat-Ku darinya.” (HR Abu Dawud)

Ketujuh: Jaminan Masuk Surga; Tidak ada balasan lain yang lebih besar balasannya daripada surga. Menyambung tali silaturahmi bukan hanya sekadar urusan kita dengan kerabat, tetapi juga sebagai bentuk ikhtiar dan ketaatan atas apa yang Allah perintahkan. Hadits yang menyampaikan bahwa balasan dari menyambung tali silaturahmi adalah masuk surga: “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (H.R Ibnu Majah).

Alangkah ruginya jika umat Islam tak memanfaatkan siaturrahmi untuk mengonstruksi hablun minannas dengan saksama dan optimal. Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan halalbihalal, yang merupakan tradisi khas bangsa, yang telah diwariskan oleh nenek-moyang sejak bertahun-tahun. Barangkali ‘lembaga’ ini bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk wadah silaturahim masyarakat. Dengan catatan tidak mementingkan pesta dan hura-huranya, akan tetapi lebih mengutamakan pendekatan kekeluargaan yang diwarnai kasih sayang di antara sesama insan.

Semoga siaturrahmi kita bisa dapat menjaga fitrahMinal ‘aidin wal faizin (artinya: mudah-mudahan kita termasuk yang kembali ke fitrah dan jadi orang-orang yang sukses).

Wallahu A’lam Bissowab

 

Penulis

Ahmad Rusdiana, Lahir di Ciamis, 21 April 1961. Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Pegiat Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui:

(1)http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators.2)https://www.google.com/search?q=buku+a.rusdiana+shopee&source(3)https://play.google.com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...