Penulis: Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Membangun mental entrepreuner itu dibutuhkan disaat menghadapi persaingan
bisnis di bidang konveksi, Oleh karena itu, dengan kita membangun mental
tersebut, diharapkan kita dapat bersaing menghadapi persaingan bisnis di bidang
konveksi saat ini. Selain itu juga di harapkan kepada pengusaha agar lebih
cerdas melihat peluang maupun strategi bisnis yang jitu guna meraih hasil yang
maksimal serta demi kelangsungan usaha yang jangka panjang. Dengan harapan yang
besar, kegiatan ini dapat memberi ide maupun gagasan baru kepada peserta agar
lebih meningkatkan inovasi, strategi dan menciptakan peluang baru agar tetap
eksis di dunia usaha konveksi. Serta tidak lupa tetap menjaga kwalitas dan
kepercayaan pelanggan (konsumen) dengan hasil produksi yang telah dihasilkan.
Tata laksana merupakan terjemahan dari kata management, artinya
pengelolaan. Manajemen bukan semata-mata konsumsi para manager di perusahaan-perusahaan
tetapi diperlukan semua orang. Tata laksana merupakan metode atau serangkaian
cara dan prosedur yang berguna untuk menghasilkan efektivitas dan efisiensi
setiap pekerjaan agar mendapat hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu
dalam penyerahannya. Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk
dalam klasifikasi nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan
bersifat praktis. Kalau sikap mental berada di dalam (jiwa), manajemen terdapat
di luar, mirip keterampilan teknis atau keprigelan. Manajemen
kegunaannya juga sangat universal, dan semua orang atau organisasi memerlukan
manajemen. Bila manajemen terabaikan, maka sebuah organisasi akan menjadi kacau
dan morat-marit. Perusahaan tanpa manajemen yang baik, bisa dipastikan akan
mengalami hambatan besar dalam perkembangannya.
Sebagai suatu proses, manajemen istilah
atau manajemen dibatasi oleh kegiatan-kegiatannya, yaitu (a) analisis
kebutuhan (b) perencanaan, (c) implementasi
dan (d) evaluasi (Davies, 1976). Dari empat
komponen ini dapat dikembangkan dalam beberapa
tahap tergantung pada pendekatan yang
digunakan. Di antara kita, telah mengalami "aktivitas",
baik sebagai manajer proyek dan salah satu staf organisasi. Pada dasarnya, pengelolaan kewirausahaan tidak berbeda dengan
pengelolaan proyek yang telah kita kenal sejauh ini.
Pertama Analisis Kebutuhan
Berdasarkan diskusi yang dilakukan oleh tim pengabdian pada mahasiswadi program
pelatihan ini, para peserta pelatihan memerlukan pelatihan ini dengan
pertimbangan: (1) Kurangnya pemahaman tentang bagaimana mengaplikasikan anggaran
pada praktek di dunia usaha. (2) Lebih mengandalkan pertimbangan yang terkadang
tidak ilmiah dalam melakukan keputusan usaha sehingga data tidak akurat dan
hasil belum maksi mal. Kurangnya kemampuan keterampilan wirausaha dalam bentuk
sikap dan perilaku wirausaha yang kreatif dan kritis. Manajemen
program adalah analisis kebutuhan, baik kebutuhan pelatihan kelembagaan, unit persatuan dalam lembaga pelatihan
individu atau kebutuhan. Kebutuhan kewirausahaan
ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis,
yaitu kebutuhan saat ini dan saat ini. Kebutuhan di masa depan, sebagai hasil
dari berbagai perubahan. Di sisi lain, langkah
ini disertai dengan identifikasi sumber daya yang harus memungkinkan untuk menyelesaikan
masalah ini.
Kedua Perencanaan. Langkah-langkah
terperinci dan spesifik kemudian dapat diselenggarakan pada tahap perencanaan.
itu harus dilakukan secara partisipatif dengan
melibatkan berbagai pihak terkait, khususnya
manajemen untuk memperoleh komitmen tambahan
untuk "menciptakan situasi yang mendukung implementasi dan post-training. Keterlibatan dan komitmen semua pihak,
terutama manajemen akan menjadi kunci keberhasilan program pelatihan. Pepatah mengatakan bahwa "perencanaan yang baik berarti
bahwa setengah dari pekerjaan telah
diselesaikan".
Ketiga Rancangan Instruksional; Dalam menentukan rancangan instruksional
ini telah dipertimbangkan beberapa aspek berikut, yaitu: (1) Isi materi program
pelatihan yang relevan dengan kebutuhan para peserta pelatihan.(2) Latar
belakang peserta pelatihan, misalnya latar belakang pendidikan yang tidak
berasal dari jurusan ekonomi saja, pengalaman dalam berwira usaha, riwayat
pelatihan yang pernah diikuti, usia dan sebagainya. (3) Modul yang digunakan di
pelatihan ini dibuat agar dapat membantu peserta untuk mengaplikasikan membuat
budget/ anggaran atas kegiatan wira usaha mahasiswa yang bersangkutan.
Keempat Tahap Pelaksanaan Dalam rangka pengembangan program kewirausahaan,
tim manajer telah berupaya mengembangkan kewirausahaan ini, baik dalam hal
materi pelatihan, modul dan tanya jawab dalam bentuk yang relevan dengan
perkembangan dunia usaha terkini sehingga diharapkan mampu membentuk sikap dan
perilaku wirausaha yang kreatif dan inovatif. Dalam
implementasinya, beberapa elemen harus diperhitungkan
oleh penyelenggara komunikasi, logistik, fasilitator, peserta dan infrastruktur pendukung lainnya. Yang terakhir
adalah evaluasi pelatihan dan tindak lanjut. Banyak kursus pelatihan hanya
memegangnya, setelah itu, tidak ada tindak lanjut.
Keempat Evaluasi; Tim pengembang
akan menyusun evaluasi terkait dengan pemahaman peserta terhadap materi pelatihan,
pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan untuk menampung kemungkinan
dibutuhkannya pelatihan lanjutan dengan materi yang lain untuk melengkapi
materi pelatihan yang sudah diberikan sebelumnya. Evaluasi
dan pemantauan sangat penting untuk berbagai
kesenjangan, kelemahan dan manfaat, baik
implementasi pelatihan dan proses yang terjadi
(Stufflebeam & Shinkfield, 1985). Dengan melakukan penilaian, suatu kegiatan menentukan nilai suatu program (penilaian). Tujuan dari
evaluasi adalah program bahwa hasilnya termasuk banyak dimensi, antara
lain, kapasitas, kreativitas, sikap, minat dan keterampilan. Berkat evaluasi dan pemantauan, pelatihan
dapat diketahui untuk manfaat dan dampak.
Untuk itu dalam meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kemampuan dari
manajerial wirausaha dapat diperoleh dari pelatihan dan pembinaan. Sedangkan
pelatihan ini diberikan untuk meningkatkan kinerja dari wirausaha itu sendiri.
Pelatihan adalah sebagai sarana dalam mengubah persepsi, sikap dan menambah
keterampilan, peningkatan kemampuan untuk kepentingan penilaian dan mengetahui
kinerja. (Robbins,2001:187). Dengan pelatihan dan pembinaan yang diberikan
kepada wirausawan akan membuka wawasan dan cara pandang usaha kecil sehingga
dapat menumbuhkan jiwa wirausahanya.
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti,
Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan Penulis buku: Manajemen
Pengembngan Human Capital; Pengembangan Orgasisasi Lembaga Pendidikan.
Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan;
Perencanaan Pendidikan; Manajemen SDM Pendidikan. .Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun
2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/search? q=buku+a.rusdiana+shopee&source (3)
https://play. google.com/store/books/author?id.