PEMBINAAN KE-TATA LAKSANAAN KWEIRAUSAHAAN: Menuju Entrepreneurial Passion di Sekolah/Madrasah

Penulis: Ahmad Rusdiana

Dibaca: 131 kali

Ahmad Rusdiana

Oleh Ahmad Rusdiana

 

Membangun mental entrepreuner itu dibutuhkan disaat menghadapi persaingan bisnis di bidang konveksi, Oleh karena itu, dengan kita membangun mental tersebut, diharapkan kita dapat bersaing menghadapi persaingan bisnis di bidang konveksi saat ini. Selain itu juga di harapkan kepada pengusaha agar lebih cerdas melihat peluang maupun strategi bisnis yang jitu guna meraih hasil yang maksimal serta demi kelangsungan usaha yang jangka panjang. Dengan harapan yang besar, kegiatan ini dapat memberi ide maupun gagasan baru kepada peserta agar lebih meningkatkan inovasi, strategi dan menciptakan peluang baru agar tetap eksis di dunia usaha konveksi. Serta tidak lupa tetap menjaga kwalitas dan kepercayaan pelanggan (konsumen) dengan hasil produksi yang telah dihasilkan.

Tata laksana merupakan terjemahan dari kata management, artinya pengelolaan. Manajemen bukan semata-mata konsumsi para manager di perusahaan-perusahaan tetapi diperlukan semua orang. Tata laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur yang berguna untuk menghasilkan efektivitas dan efisiensi setiap pekerjaan agar mendapat hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya. Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan bersifat praktis. Kalau sikap mental berada di dalam (jiwa), manajemen terdapat di luar, mirip keterampilan teknis atau keprigelan. Manajemen kegunaannya juga sangat universal, dan semua orang atau organisasi memerlukan manajemen. Bila manajemen terabaikan, maka sebuah organisasi akan menjadi kacau dan morat-marit. Perusahaan tanpa manajemen yang baik, bisa dipastikan akan mengalami hambatan besar dalam perkembangannya.

Sebagai suatu proses, manajemen istilah atau manajemen dibatasi oleh kegiatan-kegiatannya, yaitu (a) analisis kebutuhan (b) perencanaan, (c) implementasi dan (d) evaluasi (Davies, 1976). Dari empat komponen ini dapat dikembangkan dalam beberapa tahap tergantung pada pendekatan yang digunakan. Di antara kita, telah mengalami "aktivitas", baik sebagai manajer proyek dan salah satu staf organisasi. Pada dasarnya, pengelolaan kewirausahaan tidak berbeda dengan pengelolaan proyek yang telah kita kenal sejauh ini.

Pertama Analisis Kebutuhan Berdasarkan diskusi yang dilakukan oleh tim pengabdian pada mahasiswadi program pelatihan ini, para peserta pelatihan memerlukan pelatihan ini dengan pertimbangan: (1) Kurangnya pemahaman tentang bagaimana mengaplikasikan anggaran pada praktek di dunia usaha. (2) Lebih mengandalkan pertimbangan yang terkadang tidak ilmiah dalam melakukan keputusan usaha sehingga data tidak akurat dan hasil belum maksi mal. Kurangnya kemampuan keterampilan wirausaha dalam bentuk sikap dan perilaku wirausaha yang kreatif dan kritis. Manajemen program adalah analisis kebutuhan, baik kebutuhan pelatihan kelembagaan, unit persatuan dalam lembaga pelatihan individu atau kebutuhan. Kebutuhan kewirausahaan ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu kebutuhan saat ini dan saat ini. Kebutuhan di masa depan, sebagai hasil dari berbagai perubahan. Di sisi lain, langkah ini disertai dengan identifikasi sumber daya yang harus memungkinkan untuk menyelesaikan masalah ini.

Kedua Perencanaan. Langkah-langkah terperinci dan spesifik kemudian dapat diselenggarakan pada tahap perencanaan. itu harus dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan berbagai pihak terkait, khususnya manajemen untuk memperoleh komitmen tambahan untuk "menciptakan situasi yang mendukung implementasi dan post-training. Keterlibatan dan komitmen semua pihak, terutama manajemen akan menjadi kunci keberhasilan program pelatihan. Pepatah mengatakan bahwa "perencanaan yang baik berarti bahwa setengah dari pekerjaan telah diselesaikan".

Ketiga Rancangan Instruksional; Dalam menentukan rancangan instruksional ini telah dipertimbangkan beberapa aspek berikut, yaitu: (1) Isi materi program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan para peserta pelatihan.(2) Latar belakang peserta pelatihan, misalnya latar belakang pendidikan yang tidak berasal dari jurusan ekonomi saja, pengalaman dalam berwira usaha, riwayat pelatihan yang pernah diikuti, usia dan sebagainya. (3) Modul yang digunakan di pelatihan ini dibuat agar dapat membantu peserta untuk mengaplikasikan membuat budget/ anggaran atas kegiatan wira usaha mahasiswa yang bersangkutan.

Keempat Tahap Pelaksanaan Dalam rangka pengembangan program kewirausahaan, tim manajer telah berupaya mengembangkan kewirausahaan ini, baik dalam hal materi pelatihan, modul dan tanya jawab dalam bentuk yang relevan dengan perkembangan dunia usaha terkini sehingga diharapkan mampu membentuk sikap dan perilaku wirausaha yang kreatif dan inovatif. Dalam implementasinya, beberapa elemen harus diperhitungkan oleh penyelenggara komunikasi, logistik, fasilitator, peserta dan infrastruktur pendukung lainnya. Yang terakhir adalah evaluasi pelatihan dan tindak lanjut. Banyak kursus pelatihan hanya memegangnya, setelah itu, tidak ada tindak lanjut.

Keempat Evaluasi; Tim pengembang akan menyusun evaluasi terkait dengan pemahaman peserta terhadap materi pelatihan, pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan untuk menampung kemungkinan dibutuhkannya pelatihan lanjutan dengan materi yang lain untuk melengkapi materi pelatihan yang sudah diberikan sebelumnya. Evaluasi dan pemantauan sangat penting untuk berbagai kesenjangan, kelemahan dan manfaat, baik implementasi pelatihan dan proses yang terjadi (Stufflebeam & Shinkfield, 1985). Dengan melakukan penilaian, suatu kegiatan menentukan nilai suatu program (penilaian). Tujuan dari evaluasi adalah program bahwa hasilnya termasuk banyak dimensi, antara lain, kapasitas, kreativitas, sikap, minat dan keterampilan. Berkat evaluasi dan pemantauan, pelatihan dapat diketahui untuk manfaat dan dampak.

Untuk itu dalam meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kemampuan dari manajerial wirausaha dapat diperoleh dari pelatihan dan pembinaan. Sedangkan pelatihan ini diberikan untuk meningkatkan kinerja dari wirausaha itu sendiri. Pelatihan adalah sebagai sarana dalam mengubah persepsi, sikap dan menambah keterampilan, peningkatan kemampuan untuk kepentingan penilaian dan mengetahui kinerja. (Robbins,2001:187). Dengan pelatihan dan pembinaan yang diberikan kepada wirausawan akan membuka wawasan dan cara pandang usaha kecil sehingga dapat menumbuhkan jiwa wirausahanya.

Wallahu A'lam Bishowab

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan Penulis buku: Manajemen Pengembngan Human Capital; Pengembangan Orgasisasi Lembaga Pendidikan. Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Perencanaan Pendidikan; Manajemen SDM Pendidikan. .Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search? q=buku+a.rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/store/books/author?id.

 

 

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...