Penulis: Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Mental sangat berperan penting dalam mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
berwirausaha. Mental berkaitan dengan kejiwaan yang dapat mempengaruhi perilaku
individu Manusia yang bermental wirausaha mempunyai kemauan keras untuk
mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya. Mental wirausaha merupakan kekuatan tekad dan keberanian dalam melakukan
sesuatu secara bertanggung jawab seperti keberanian menghadapi resiko,
keberanian untuk menghadapi tantangan, keberanian untuk melakukan perubahan,
dan keberanian untuk lebih unggul (Zimmerer, 2004). Mental berwirausaha yaitu
sikap seseorang dalam berperilaku, manusia yang bermental wirausaha mempunyai
kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya. Manusia yang
bersikap mental wirausaha memiliki sifat kejujuran dan tanggung jawab. Mental
unggul wirausahawan maksudnya berarti, seseorang harus mempunyai pemikiran akan
menjadi yang terdepan, terpandang, tersohor, dan terbaik, menjadi seseorang
yang lebih berguna, lebih baik, lebih berkualitas serta lebih bernilai. Dalam
kontek ini pembinaan sikap
mental menjadi prioritas utama. (baca
4-prioritas-pembinaan-naluri-kewirausahaan).
Apabila setiap orang yang ingin maju harus memiliki sikap mental dan
keyakinan yang kuat atas kekuatan sendiri. Keyakinan ini akan membuktikan gairah
semangat bekerja untuk mencapai tujuan hidup. Untuk menumbuhkan keyakinan
yang kuat maka seseorang perlu melihat hal-hal sebagai berikut:
Pertama; Mampu mengenali dirinya sendiri sebagai makhluk yang memiliki kelemahan
dan kekuatan. Cara mengenal diri sendiri lebih dalam antara laian:
1. Mengetahui
kelebihan diri juga bertujuan agar kalian lebih bersemangat dan memotivasi diri
untuk terus berkembang ke arah yang baik. Lalu, mengetahui kelemahan diri bukan
melulu untuk menjatuhkan diri, melainkan sebagai bahan evaluasi agar dapat
keluar dari zona yang kalian anggap ‘lemah’ itu.
2. Amati
Bidang yang Dikuasai dan Kurang Dikuasai; Coba untuk mulai mengamati bidang
yang kita kuasai dan bidang yang kurang kita kuasai. Hal tersebut bertujuan
agar kita tahu minat dan potensi diri sendiri. Perlu diingat bahwasannya jangan
terlalu memaksakan kehendak untuk mampu menguasai seluruh bidang tertentu
dengan tujuan agar dipuji atau ‘dilihat’ oleh orang lain.
3. Bersikap
Jujur pada Diri Sendiri; Saat mengenal
diri sendiri itu artinya kita menerima berbagai perspektif yang membentuk diri,
baik itu dari segi kepribadian, identitas, maupun keberadaan kita saat ini. Cara
ini setidaknya dapat membantu untuk mengetahui segala kepribadian diri, tetapi
perlu digaris bawahi bahwa cara ini bukan untuk mengkritik diri sendiri.
4. Dengarkan
Suara Hati; Coba belajar untuk mendengarkan dan memahami suara hati. Suara hati
akan menggambarkan perasaan dan keyakinan diri. Suara hati juga dapat
menunjukkan sesuatu hal yang menyenangkan, bahkan menyebalkan. (Andy Kurniawan 2014).
Kedua; Percaya terhadap diri sendiri bahwa dirinya memiliki potensi. Ada beberapa ciri atau karakteristik
individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya
adalah:
1. Percaya
akan kompetensi atau kemampuan diri hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan,
penerimaan atau rasa hormat dari orang lain.
2. Tidak
terdorong untuk tidak menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang
lainatau keAnda mpok.
3.
Berani
menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri.
4.
Memiliki
pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).
5.
Memiliki
internal Anda cus of control dimana seseorang memandang keberhasilan
atau kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada
nasib atau keadaan serta tidak tergantung dan mengharapkan bantuan dari orang
lain.
6.
Mempunyai
cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang laindan situasi diluar
dirinya.
7.
Memilki
harapan yang realistis terhadap diri sendiri, sehingga apabila
harapan tersebut tidak terwujud maka seseorang tetap mampu melihat sisi
positif dirinya dan situasi yang terjadi. (Mastuhi, 2008).
Ketiaga: Mengetahui dengan jelas tujuan-tujuan dan kebutuhannya sehingga dapat
memulai suatu perbuatan di mana, bagaimana serta kapan ia dapat mencapai atau
memenuhinya. Cara Merencanakan Tujuan Hidup yang Baik Setelah mengetahui
memahaminya, mugnkin Anda bakal
berpikir, “Terus bagaimana ya cara merencanakan tujuan hidup yang baik?”
Psikolog asal Amerika Serikat, David
B. Feldman
menjelaskan beberapa hal yang perlu Anda
lakukan dalam merencanakan tujuan hidup. Diantaranya:
1.
Tentukan
Hal yang Penting dalam Hidup; Anda
mungkin udah sering denger poin pertama ini, sehingga terdengar sedikit
klise. Anda bisa menentukan apa yang
Anda anggap penting selama ini. Alhasil,
itu dapat merencanakan tujuan hidup dengan baik;
2.
Tentukan
Apa yang Menjadi Prinsip Hidup Anda; Salah satunya sebagai pegangan Anda saat mengalami dilema dalam hidup. Dengan
begitu, Anda dapat merencanakan tujuan
hidup dengan baik melalui prinsip ini.
3.
Tentukan
Secara Jelas; Anda bisa mencoba
menentukan tujuan hidup yang jelas dalam merencanakannya. Salah satunya lewat
mengetahui untuk apa Anda menentukan
tujuan tersebut.
4.
Realistis
dalam Menciptakan Tujuan; Tak ada yang
salah dengan apapun tujuan hidup yang Anda
tentukan. Karena sebagai manusia, Anda
bisa mencoba menyesuaikan antara tujuan hidup dengan kondisi Anda saat ini!
5.
Ciptakan
Tujuan untuk Dicapai, Bukan Dihindari; Seringkali Anda mungkin membuat tujuan untuk menghindari
suatu hal yang tak diinginkan. Sebenarnya tak ada yang salah saat Anda membuat tujuan seperti itu, karena itu
merupakan pilihan Anda sendiri. Namun,
alangkah baiknya jika Anda memfokuskan
tujuan hidup Anda untuk mencapai
sesuatu, ketimbang menghindarinya.
Akhirnya pembinaan mental/jiwa merupakan tumpuan perhatian pertama dalam
misi Islam. Untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia, Islam telah
mengajarkan bahwa pembinaan jiwa harus lebih diutamakan daripada pembinaan
fisik atau pembinaan pada aspek-aspek lain, karena dari jiwa yang baik inilah
akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada gilirannya akan menghasilkan
kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia lahir dan batin.
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti,
Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan Penulis buku: Manajemen
Pengembngan Human Capital; Pengembangan Orgasisasi Lembaga Pendidikan.
Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan;
Perencanaan Pendidikan; Manajemen SDM Pendidikan. .Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun
2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/search? q=buku+a.rusdiana+shopee&source (3)
https://play. google.com/store/books/author?id.