PEMBINAAN SIKAP MENTAL KEWIRAUSAHAAN: Menuju Entrepreneurial Passion di Sekolah/Madrasah

Penulis: Ahmad Rusdiana

Dibaca: 113 kali

Ahmad Rusdiana

Oleh Ahmad Rusdiana

 

Mental sangat berperan penting dalam mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berwirausaha. Mental berkaitan dengan kejiwaan yang dapat mempengaruhi perilaku individu Manusia yang bermental wirausaha mempunyai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya. Mental wirausaha merupakan kekuatan tekad dan keberanian dalam melakukan sesuatu secara bertanggung jawab seperti keberanian menghadapi resiko, keberanian untuk menghadapi tantangan, keberanian untuk melakukan perubahan, dan keberanian untuk lebih unggul (Zimmerer, 2004). Mental berwirausaha yaitu sikap seseorang dalam berperilaku, manusia yang bermental wirausaha mempunyai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya. Manusia yang bersikap mental wirausaha memiliki sifat kejujuran dan tanggung jawab. Mental unggul wirausahawan maksudnya berarti, seseorang harus mempunyai pemikiran akan menjadi yang terdepan, terpandang, tersohor, dan terbaik, menjadi seseorang yang lebih berguna, lebih baik, lebih berkualitas serta lebih bernilai. Dalam kontek ini pembinaan sikap mental menjadi prioritas utama. (baca 4-prioritas-pembinaan-naluri-kewirausahaan).

Apabila setiap orang yang ingin maju harus memiliki sikap mental dan keyakinan yang kuat atas kekuatan sendiri. Keyakinan ini akan membuktikan gairah semangat bekerja untuk mencapai tujuan hidup. Untuk menumbuhkan keyakinan yang kuat maka seseorang perlu melihat hal-hal sebagai berikut:

Pertama; Mampu mengenali dirinya sendiri sebagai makhluk yang memiliki kelemahan dan kekuatan. Cara mengenal diri sendiri lebih dalam antara laian:

1.     Mengetahui kelebihan diri juga bertujuan agar kalian lebih bersemangat dan memotivasi diri untuk terus berkembang ke arah yang baik. Lalu, mengetahui kelemahan diri bukan melulu untuk menjatuhkan diri, melainkan sebagai bahan evaluasi agar dapat keluar dari zona yang kalian anggap ‘lemah’ itu.

2.     Amati Bidang yang Dikuasai dan Kurang Dikuasai; Coba untuk mulai mengamati bidang yang kita kuasai dan bidang yang kurang kita kuasai. Hal tersebut bertujuan agar kita tahu minat dan potensi diri sendiri. Perlu diingat bahwasannya jangan terlalu memaksakan kehendak untuk mampu menguasai seluruh bidang tertentu dengan tujuan agar dipuji atau ‘dilihat’ oleh orang lain.

3.     Bersikap Jujur pada Diri Sendiri;  Saat mengenal diri sendiri itu artinya kita menerima berbagai perspektif yang membentuk diri, baik itu dari segi kepribadian, identitas, maupun keberadaan kita saat ini. Cara ini setidaknya dapat membantu untuk mengetahui segala kepribadian diri, tetapi perlu digaris bawahi bahwa cara ini bukan untuk mengkritik diri sendiri.

4.     Dengarkan Suara Hati; Coba belajar untuk mendengarkan dan memahami suara hati. Suara hati akan menggambarkan perasaan dan keyakinan diri. Suara hati juga dapat menunjukkan sesuatu hal yang menyenangkan, bahkan menyebalkan. (Andy Kurniawan 2014).

Kedua; Percaya terhadap diri sendiri bahwa dirinya memiliki potensi.  Ada beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah:

1.     Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan atau rasa hormat dari orang lain.

2.     Tidak terdorong untuk tidak menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lainatau keAnda mpok.

3.     Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri.

4.     Memiliki pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).

5.     Memiliki internal Anda cus of control dimana seseorang memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung dan mengharapkan bantuan dari orang lain.

6.     Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang laindan situasi diluar dirinya.

7.     Memilki harapan yang realistis terhadap diri sendiri, sehingga apabila
harapan tersebut tidak terwujud maka seseorang tetap mampu melihat sisi
positif dirinya dan situasi yang terjadi. (Mastuhi, 2008).

Ketiaga: Mengetahui dengan jelas tujuan-tujuan dan kebutuhannya sehingga dapat memulai suatu perbuatan di mana, bagaimana serta kapan ia dapat mencapai atau memenuhinya. Cara Merencanakan Tujuan Hidup yang Baik Setelah mengetahui memahaminya, mugnkin Anda  bakal berpikir, “Terus bagaimana ya cara merencanakan tujuan hidup yang baik?” Psikolog asal Amerika Serikat, David B. Feldman menjelaskan beberapa hal yang perlu Anda  lakukan dalam merencanakan tujuan hidup. Diantaranya:

1.     Tentukan Hal yang Penting dalam Hidup; Anda  mungkin udah sering denger poin pertama ini, sehingga terdengar sedikit klise. Anda  bisa menentukan apa yang Anda  anggap penting selama ini. Alhasil, itu dapat merencanakan tujuan hidup dengan baik;

2.     Tentukan Apa yang Menjadi Prinsip Hidup Anda; Salah satunya sebagai pegangan Anda  saat mengalami dilema dalam hidup. Dengan begitu, Anda  dapat merencanakan tujuan hidup dengan baik melalui prinsip ini.

3.     Tentukan Secara Jelas; Anda  bisa mencoba menentukan tujuan hidup yang jelas dalam merencanakannya. Salah satunya lewat mengetahui untuk apa Anda  menentukan tujuan tersebut.

4.     Realistis dalam Menciptakan Tujuan;  Tak ada yang salah dengan apapun tujuan hidup yang Anda  tentukan. Karena sebagai manusia, Anda  bisa mencoba menyesuaikan antara tujuan hidup dengan kondisi Anda  saat ini!

5.     Ciptakan Tujuan untuk Dicapai, Bukan Dihindari; Seringkali Anda  mungkin membuat tujuan untuk menghindari suatu hal yang tak diinginkan. Sebenarnya tak ada yang salah saat Anda  membuat tujuan seperti itu, karena itu merupakan pilihan Anda  sendiri. Namun, alangkah baiknya jika Anda  memfokuskan tujuan hidup Anda  untuk mencapai sesuatu, ketimbang menghindarinya.

Akhirnya pembinaan mental/jiwa merupakan tumpuan perhatian pertama dalam misi Islam. Untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia, Islam telah mengajarkan bahwa pembinaan jiwa harus lebih diutamakan daripada pembinaan fisik atau pembinaan pada aspek-aspek lain, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada gilirannya akan menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia lahir dan batin.

Wallahu A'lam Bishowab

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan Penulis buku: Manajemen Pengembngan Human Capital; Pengembangan Orgasisasi Lembaga Pendidikan. Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Perencanaan Pendidikan; Manajemen SDM Pendidikan. .Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search? q=buku+a.rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/store/books/author?id.

 

 

 

 

 

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...