PEnulis: Ade Fathurahman
Ade Fathurahman
Oleh Ade
Fathurahman
(SMAN 1 Kota
Sukabumi)
Kedudukan ilmu
pengetahuan/sains (berasal dari kata science dalam Bahasa Inggris atau
logos dalam Bahasa Latin merupakan bagian dari semesta pengetahuan (knowledge
dalam Bahasa Inggris) yang didapatkan atas dasar pengalaman empirik yang didapatkan
melalui prosedur serta terverifikasi secara ilmiah.
Cukup menjelimet
memang, bila hal ini disampaikan pada siswa/i setingkat sekolah menengah,
mengingat ada beberapa istilah yang seharusnya mereka kuasai dengan baik. Untuk
menyederhanakan penyampaian pemahaman akan istilah-istilah tersebut, biasanya kita
menggunakan definisi operasional yang sesingkat mungkin. Saya secara pribadi
biasanya menggunakan kata-kata kunci.
Dalam pembelajaran
Geografi di SMA, termasuk sebagian besar masih terdapat kurikulum yang baru,
siswa diperkenalkan pada istilah-istilah khas yang terdapat tidak hanya pada
definisi, melainkan juga tentang prinsip-prinsip, pendekatan-pendekatan, ruang
lingkup, aspek serta konsep-konsep Geografi. Berkenaan dengan hal tersebut,
maka kita sebagai mediator pembelajaran Geografi ditantang untuk
menyederhanakan pengertian istilah-istilah tersebut dalam pengertian yang
operasional. Hal yang perlu dilakukan, karena pengenalan atas istilah-istilah
itu disampaikan pada Kelas 10. Kelas pertama menuju pada pembelajaran transisis
dari pembelajaran yang didominasi paedagogis menuju pembelajaran yang lebih
andragogis.
Mungkin saja,
karena berbagai latar belakang literasi yang dibaca kita, maka sangat
memungkinkan masing-masing dari kita menyampaikannya dengan kata-kata kunci
yang berbeda. Sebagai contoh, jika saya lebih memberikan pengertian prinsip sebagai
dasar atau konstruksi berpikir yang khas, paradigma sebagai pendekatan. Yang
secara lebih rincinya sebagai tipikal metodologi berpikir. Pengertian konsep
untuk tahapan berpikir siswa SMA, biasanya saya mengartikannya sebagai sesuatu
yang kita pikirkan. Pada uraian selanjutnya, sepertinya kita harus berupaya
menghindari pembiasan makna, misalnya menjelaskan perbedaan pengertian antara prinsip
dan persepsi, misalnya. Pada pengertian ruang lingkup dan aspek, kemungkinan
besar kita dengan sangat mudah menjelaskannya melalui visualisasi yang dipakai
pada rumus himpunan dalam matematika.
Dari paparan di atas,
jelas sekali bahwa mengajak siswa untuk sampai pada pemahaman-pemahaman
kontekstual dari istilah-istilah yang terdapat dalam pemebelajaran Geografi memerlukan
kemampuan kita sebagai mediator pendidikan. Kemampuan kita untuk melakukan
penyederhanaan pemahaman atas istilah-istilah yang masih bersifat abstrak
menjadi pemahaman-pemahaman yang lebih kontekstual dan mudah dioperasionalkan
dalam proses-proses pembelajaran pada bab-bab
selanjutnya.
Tentu saja,
paparan di atas rawan kritik dan pelurusan dari berbagai pihak, terutama sesama
guru yang berfungsi sebagai mediator Pendidikan pada Mata Pelajaran Geografi,
khususnya di jenjang SMA.
Sukabumi, Akhir Februari
2022