Penyederhanaan Istilah-istilah pada Pembelajaran Geografi SMA: Upaya Mempersembahkan Pembelajaran Kontekstual

PEnulis: Ade Fathurahman

Dibaca: 692 kali

Ade Fathurahman

Oleh Ade Fathurahman                  

(SMAN 1 Kota Sukabumi)

 

Kedudukan ilmu pengetahuan/sains (berasal dari kata science dalam Bahasa Inggris atau logos dalam Bahasa Latin merupakan bagian dari semesta pengetahuan (knowledge dalam Bahasa Inggris) yang didapatkan atas dasar pengalaman empirik yang didapatkan melalui prosedur serta terverifikasi secara ilmiah.

Cukup menjelimet memang, bila hal ini disampaikan pada siswa/i setingkat sekolah menengah, mengingat ada beberapa istilah yang seharusnya mereka kuasai dengan baik. Untuk menyederhanakan penyampaian pemahaman akan istilah-istilah tersebut, biasanya kita menggunakan definisi operasional yang sesingkat mungkin. Saya secara pribadi biasanya menggunakan kata-kata kunci.

Dalam pembelajaran Geografi di SMA, termasuk sebagian besar masih terdapat kurikulum yang baru, siswa diperkenalkan pada istilah-istilah khas yang terdapat tidak hanya pada definisi, melainkan juga tentang prinsip-prinsip, pendekatan-pendekatan, ruang lingkup, aspek serta konsep-konsep Geografi. Berkenaan dengan hal tersebut, maka kita sebagai mediator pembelajaran Geografi ditantang untuk menyederhanakan pengertian istilah-istilah tersebut dalam pengertian yang operasional. Hal yang perlu dilakukan, karena pengenalan atas istilah-istilah itu disampaikan pada Kelas 10. Kelas pertama menuju pada pembelajaran transisis dari pembelajaran yang didominasi paedagogis menuju pembelajaran yang lebih andragogis.

Mungkin saja, karena berbagai latar belakang literasi yang dibaca kita, maka sangat memungkinkan masing-masing dari kita menyampaikannya dengan kata-kata kunci yang berbeda. Sebagai contoh, jika saya lebih memberikan pengertian prinsip sebagai dasar atau konstruksi berpikir yang khas, paradigma sebagai pendekatan. Yang secara lebih rincinya sebagai tipikal metodologi berpikir. Pengertian konsep untuk tahapan berpikir siswa SMA, biasanya saya mengartikannya sebagai sesuatu yang kita pikirkan. Pada uraian selanjutnya, sepertinya kita harus berupaya menghindari pembiasan makna, misalnya menjelaskan perbedaan pengertian antara prinsip dan persepsi, misalnya. Pada pengertian ruang lingkup dan aspek, kemungkinan besar kita dengan sangat mudah menjelaskannya melalui visualisasi yang dipakai pada rumus himpunan dalam matematika.

Dari paparan di atas, jelas sekali bahwa mengajak siswa untuk sampai pada pemahaman-pemahaman kontekstual dari istilah-istilah yang terdapat dalam pemebelajaran Geografi memerlukan kemampuan kita sebagai mediator pendidikan. Kemampuan kita untuk melakukan penyederhanaan pemahaman atas istilah-istilah yang masih bersifat abstrak menjadi pemahaman-pemahaman yang lebih kontekstual dan mudah dioperasionalkan dalam proses-proses pembelajaran pada  bab-bab selanjutnya.

Tentu saja, paparan di atas rawan kritik dan pelurusan dari berbagai pihak, terutama sesama guru yang berfungsi sebagai mediator Pendidikan pada Mata Pelajaran Geografi, khususnya di jenjang SMA.

Sukabumi, Akhir Februari 2022 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...