Penulis A. Rusdiana
A. Rusdiana
BULAN RAMADHAN yang kini kita berada di dalamnya juga dikenal
sebagai Syahrut Tarbiyah; Bulan Pendidikan. Mengapa? Karena pada bulan
Ramadhan Allah SWT., mendidik umat Islam secara langsung dengan puasa. Pada
bulan Ramadhan, Rasulullah SAW., selalu melakukan tadarrus Al-Qur’an
bersama Malaikat Jibril.
Ramadhan memang bulan yang sangat kondusif
dan mendukung aktifitas umat Islam untuk mengkaji ilmu agama, sebab pada bulan
ini syetan yang biasa menggoda manusia serta menghembuskan kemalasan kita dalam
menuntut ilmu tengah dibelenggu oleh Allah SWT. Rasulullah SAW., bersabda: "Telah
datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah
puasa, dibukakan pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka,
syetan-syetan dibelenggu, dan di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari
seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya
berarti ia telah benar-benar terhalang/terjauhkan (dari kebaikan). (HR. An
Nasa’i, Ahmad dan Baihaqihasan).
Ada
banyak keutamaan thalabul ilmi (menuntut ilmu) khususnya ilmu-ilmu
agama, terlebih di bulan Ramadhan yang merupakan syahrut tarbiyah ini. Di antaranya adalah:
Pertama:
Allah meninggikan derajat orang yang berilmu; Siapakah di antara kita
yang tidak ingin memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah? Semua orang yang beriman tentu menginginkannya.
Dan derajat yang tinggi itu bisa teraih dengan dua syarat; iman dan ilmu. Firman
Allah SWT. "…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…
(QS.Al Mujadilah[58]:11).
Ibnu Hajar Al-Asqalani ketika menjelaskan
ayat ini dalam Fathul Bari mengatakan bahwa: “Derajat yang tinggi
memiliki dua konotasi, yaitu maknawiyah di dunia dengan memperoleh
kedudukan yang tinggi dan reputasi yang bagus serta hissiyah di
akhirat dengan kedudukan yang tinggi di surga.”
Kedua: Ilmu adalah syarat generasi
Rabbani; Hanya dengan bekal ilmu, khususnya ilmu tentang Al-Qur’an yang terus
diperdalam dan juga diajarkan serta didakwahkan, seseorang menjadi orang yang
rabbani dan sebuah generasi menjadi generasi yang rabbani. "Hendaklah
kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan
disebabkan kamu tetap mempelajarinya". (QS.Ali-Imran[3]:79).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan
bahwa rabbani, adalah orang yang bijaksanaan, alim, lagi penyantun.
Sementara menurut Al-Hasan, rabbani ialah ahli ibadah dan ahli taqwa.
Kini
banyak umat Islam yang merindukan serta mencita-citakan kemenangan Islam. Namun
banyak yang lupa bahwa kemenangan itu hanya akan hadir tatkala generasi rabbani
terpenuhi dalam jumlah yang banyak. Dan, inilah yang harus menjadi fokus umat
Islam jika mereka memang bercita-cita meraih izzul Islam wal muslimin.
Inilah yang juga harus menjadi prioritas kita khususnya di bulan Ramadhan ini,
menjadi generasi rabbani dan menjadi bagian dari kemenangan Islam.
Ketiga:
Ilmu adalah sumber kebaikan;
"Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan,
Allah pasti memahamkan kepadanya urusan agama ini. (Muttafaq‘alaih). Dr.
Musthofa Said Al-Khin bersama tiga ulama’ lain saat mengetengahkan hadits ini
dalam Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhus Shalihin mengomentari,
“Keutamaan ilmu pengetahuan, sebab ilmu adalah sumber kebaikan dan merupakan
simbol kemudahan dan ridha Allah SWT.”
Memang
demikianlah ilmu. Bagaimana seseorang bisa beramal dengan benar tanpa ilmu? Bagaimana pula seseorang akan mampu
melahirkan perkataan yang tepat tanpa ilmu? Karenanya Imam Bukhari membuat satu
bab khusus dalam kitab Shahih-nya: Al-Ilmu Qabla al-Qaul wa
al-Amal. Karenanya pula Umar bin Abdul Aziz berkata:"Barangsiapa
yang beramal tanpa didasari ilmu, maka unsur merusaknya lebih banyak dari pada
maslahatnya".
Keempat: Menuntut ilmu memudahkan
masuk surga; Ilmu
merupakan jalan menuju surga. Dengan ilmu seseorang bisa mengetahui mana yang haq
dan mana yang bathil. Dengan ilmu, seseorang bisa memahami mana yang
halal dan mana yang haram. Dengan
ilmu, seseorang mengerti perintah dan larangan dari Rabb-nya. Dengan
ilmu, seseorang memahami hak-hak Allah, bahkan rahasia-rahasia syariat-Nya. Maka,
seseorang yang menuntut ilmu, Allah SWT. akan memudahkannya menuju surga.
Rasullah SAW, bersabda;"Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut
ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga" (HR. Muslim).
Hadis lainya; "Barangsiapa keluar untuk mencari ilmu, maka ia termasuk
di jalan Allah sampai ia kembali". (HR.Tirmidzi).
Demikianlah sebagian keutamaan menuntut
ilmu. Di bulan Ramadhan yang pahala kebaikan dilipatgandakan, bahkan amal
sunnah diberi pahala seperti amal wajib, tentu pahala yang didapat dari thalabul
ilmi lebih besar dan keutamaannya lebih luar biasa lagi. Di samping itu,
ia juga menjadi faktor penguat sehingga puasa kita menjadi puasa yang
berkualitas.
Dalam menuntut ilmu di bulan Ramadhan ini,
kita bisa memanfaatkan berbagai kajian yang ada. Di antaranya yang sudah biasa
disediakan oleh takmir masjid (DKM) di lingkungan kita. Misalnya ceramah
tarawih dan kuliah Shubuh. Kita manfaatkan keduanya dengan sebaik-baiknya, kita
perhatikan betul-betul setiap ilmu yang disampaikan oleh muballigh tersebut.
Saat ini, terutama di masa pandemi, juga banyak kajian-kajian online.
Satu hal yang barangkali lebih mudah
dilakukan, apalagi yang memang tidak memiliki banyak waktu untuk pergi ke
tempat-tempat taklim adalah dengan membaca buku. Khususnya buku-buku yang berisi ilmu Islam mulai
tafsir, hadits, sirah nabawiyah dan sirah shahabat, hingga fiqih.
Manfaatkan Ramadhan syahrut tarbiyah dengan
banyak menuntut ilmu, semoga Allah akan memilih kita menjadi hamba-hamba yang
Dia limpahkan banyak kebaikan. Semoga Ramadhan Syahrut Tarbiyah ini
kita optimalkan sehingga bertambahlah ilmu kita, kian dekat dengan Allah SWT. dan
Dia anugerahkan keutamaan-keutamaan tersebut kepada kita. Amin.
Wallahu a’lam bish shawab.
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Founder
tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah
manajemen pendidikan; Penulis buku: Risalah Ramadhan,
https://etheses.uinsgd.ac.id/29428/1/BKKPengaRisalahRamadhan-TnpaISBN.pdf.
Kepemimpinan Pendidikan; Kebijakan Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi;
Manajemen Risiko, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan
Pendidikan dll. (tidak kurang dari 60 buku, 18 Penelitian dan 40 Jurnal). Guru
Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti,
dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah
Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak
tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan
Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan
sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan
asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama
Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007
di Desa Cinyasag Kecamatan Panawangan
Kab. Ciamis Jawa Barat. Korespondensi: (1) http://a.rusdiana.id (2)
http://tresnabhakti.org/webprofil; (3)
http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators (4) https://www.google.com/search?
q=buku+a.rusdiana+shopee&source (5) https://play.google.com/store/books/
author?id. Curiculum Vitae lenkap dalam laman
https://a.rusdiana.id/2022/11/16/profil-prof-dr-h-ahmad-rusdiana-drs-mm-27-september-2022.