RAMADHAN BULAN PENDIKAN DAN PELATIHAN (Bag. III): Keutamaan Thalabul Ilmi (Menuntut Ilmu)

Penulis A. Rusdiana

Dibaca: 139 kali

A. Rusdiana

Oleh A. Rusdiana

 

BULAN RAMADHAN yang kini kita berada di dalamnya juga dikenal sebagai Syahrut Tarbiyah; Bulan Pendidikan. Mengapa? Karena pada bulan Ramadhan Allah SWT., mendidik umat Islam secara langsung dengan puasa. Pada bulan Ramadhan, Rasulullah SAW., selalu melakukan tadarrus Al-Qur’an bersama Malaikat Jibril.

Ramadhan memang bulan yang sangat kondusif dan mendukung aktifitas umat Islam untuk mengkaji ilmu agama, sebab pada bulan ini syetan yang biasa menggoda manusia serta menghembuskan kemalasan kita dalam menuntut ilmu tengah dibelenggu oleh Allah SWT. Rasulullah SAW., bersabda: "Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu, dan di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang/terjauhkan (dari kebaikan). (HR. An Nasa’i, Ahmad dan Baihaqihasan).

Ada banyak keutamaan thalabul ilmi (menuntut ilmu) khususnya ilmu-ilmu agama, terlebih di bulan Ramadhan yang merupakan syahrut tarbiyah ini. Di antaranya adalah:

Pertama: Allah meninggikan derajat orang yang berilmu; Siapakah di antara kita yang tidak ingin memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah? Semua orang yang beriman tentu menginginkannya. Dan derajat yang tinggi itu bisa teraih dengan dua syarat; iman dan ilmu. Firman Allah SWT. "…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat… (QS.Al Mujadilah[58]:11).

Ibnu Hajar Al-Asqalani ketika menjelaskan ayat ini dalam Fathul Bari mengatakan bahwa: “Derajat yang tinggi memiliki dua konotasi, yaitu maknawiyah di dunia dengan memperoleh kedudukan yang tinggi dan reputasi yang bagus serta hissiyah di akhirat dengan kedudukan yang tinggi di surga.”

Kedua: Ilmu adalah syarat generasi Rabbani; Hanya dengan bekal ilmu, khususnya ilmu tentang Al-Qur’an yang terus diperdalam dan juga diajarkan serta didakwahkan, seseorang menjadi orang yang rabbani dan sebuah generasi menjadi generasi yang rabbani. "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya". (QS.Ali-Imran[3]:79).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa rabbani, adalah orang yang bijaksanaan, alim, lagi penyantun. Sementara menurut Al-Hasan, rabbani ialah ahli ibadah dan ahli taqwa.

Kini banyak umat Islam yang merindukan serta mencita-citakan kemenangan Islam. Namun banyak yang lupa bahwa kemenangan itu hanya akan hadir tatkala generasi rabbani terpenuhi dalam jumlah yang banyak. Dan, inilah yang harus menjadi fokus umat Islam jika mereka memang bercita-cita meraih izzul Islam wal muslimin. Inilah yang juga harus menjadi prioritas kita khususnya di bulan Ramadhan ini, menjadi generasi rabbani dan menjadi bagian dari kemenangan Islam.

Ketiga: Ilmu adalah sumber kebaikan; "Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan, Allah pasti memahamkan kepadanya urusan agama ini. (Muttafaq‘alaih). Dr. Musthofa Said Al-Khin bersama tiga ulama’ lain saat mengetengahkan hadits ini dalam Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhus Shalihin mengomentari, “Keutamaan ilmu pengetahuan, sebab ilmu adalah sumber kebaikan dan merupakan simbol kemudahan dan ridha Allah SWT.”

Memang demikianlah ilmu. Bagaimana seseorang bisa beramal dengan benar tanpa ilmu? Bagaimana pula seseorang akan mampu melahirkan perkataan yang tepat tanpa ilmu? Karenanya Imam Bukhari membuat satu bab khusus dalam kitab Shahih-nya: Al-Ilmu Qabla al-Qaul wa al-Amal. Karenanya pula Umar bin Abdul Aziz berkata:"Barangsiapa yang beramal tanpa didasari ilmu, maka unsur merusaknya lebih banyak dari pada maslahatnya".

Keempat: Menuntut ilmu memudahkan masuk surga; Ilmu merupakan jalan menuju surga. Dengan ilmu seseorang bisa mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil. Dengan ilmu, seseorang bisa memahami mana yang halal dan mana yang haram. Dengan ilmu, seseorang mengerti perintah dan larangan dari Rabb-nya. Dengan ilmu, seseorang memahami hak-hak Allah, bahkan rahasia-rahasia syariat-Nya. Maka, seseorang yang menuntut ilmu, Allah SWT. akan memudahkannya menuju surga. Rasullah SAW, bersabda;"Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga" (HR. Muslim). Hadis lainya; "Barangsiapa keluar untuk mencari ilmu, maka ia termasuk di jalan Allah sampai ia kembali". (HR.Tirmidzi).

Demikianlah sebagian keutamaan menuntut ilmu. Di bulan Ramadhan yang pahala kebaikan dilipatgandakan, bahkan amal sunnah diberi pahala seperti amal wajib, tentu pahala yang didapat dari thalabul ilmi lebih besar dan keutamaannya lebih luar biasa lagi. Di samping itu, ia juga menjadi faktor penguat sehingga puasa kita menjadi puasa yang berkualitas.

Dalam menuntut ilmu di bulan Ramadhan ini, kita bisa memanfaatkan berbagai kajian yang ada. Di antaranya yang sudah biasa disediakan oleh takmir masjid (DKM) di lingkungan kita. Misalnya ceramah tarawih dan kuliah Shubuh. Kita manfaatkan keduanya dengan sebaik-baiknya, kita perhatikan betul-betul setiap ilmu yang disampaikan oleh muballigh tersebut. Saat ini, terutama di masa pandemi, juga banyak kajian-kajian online.

Satu hal yang barangkali lebih mudah dilakukan, apalagi yang memang tidak memiliki banyak waktu untuk pergi ke tempat-tempat taklim adalah dengan membaca buku. Khususnya buku-buku yang berisi ilmu Islam mulai tafsir, hadits, sirah nabawiyah dan sirah shahabat, hingga fiqih.

Manfaatkan Ramadhan syahrut tarbiyah dengan banyak menuntut ilmu, semoga Allah akan memilih kita menjadi hamba-hamba yang Dia limpahkan banyak kebaikan. Semoga Ramadhan Syahrut Tarbiyah ini kita optimalkan sehingga bertambahlah ilmu kita, kian dekat dengan Allah SWT. dan Dia anugerahkan keutamaan-keutamaan tersebut kepada kita. Amin.

Wallahu a’lam bish shawab.

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Founder tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen pendidikan; Penulis buku: Risalah Ramadhan, https://etheses.uinsgd.ac.id/29428/1/BKKPengaRisalahRamadhan-TnpaISBN.pdf. Kepemimpinan Pendidikan; Kebijakan Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi; Manajemen Risiko, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan dll. (tidak kurang dari 60 buku, 18 Penelitian dan 40 Jurnal). Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan  Panawangan Kab. Ciamis Jawa Barat. Korespondensi: (1) http://a.rusdiana.id (2) http://tresnabhakti.org/webprofil;  (3) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators (4) https://www.google.com/search? q=buku+a.rusdiana+shopee&source (5) https://play.google.com/store/books/ author?id. Curiculum Vitae lenkap dalam laman https://a.rusdiana.id/2022/11/16/profil-prof-dr-h-ahmad-rusdiana-drs-mm-27-september-2022.

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...