RAMADHAN BULAN PENDIKAN DAN PELATIHAN (Bag. X): Puasa Mendidik Kecerdasasan Manusia Menuju Magfirah Allah SWT.

Penulis A. Rusdiana

Dibaca: 279 kali

A. Rusdiana

Oleh A. Rusdiana

 

TAMU AGUNG bulan Ramadhan yang sedang menghampiri kita, di samping dikenal sebagai Syahrul Ijabah, Syahrul Ibadah, Syahrul Maghfirah, juga dikenal sebagai Syahrut tarbiyah (Bulan pendidikan). Sudah barang tentu, pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang sesuai dengan arahan dari Sang Pencipta Allah SWT, dan Nabi Yang Mulia Muhammad SAW.

Bulan Ramadhan Allah SWT mendidik setiap muslim dan umat Islam untuk menjadi pribadi yang tangguh dan handal secara langsung melalui ibadah puasa. Pada bulan Ramadhan itu pula untuk yang pertama kali Al-Qur’an diturunkan sebagaimana firman-Nya: “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Kitab Suci Al-Qur’an, petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (QS. Al Baqarah; [2]:185).

Ramadhan memang bulan yang sangat kondusif dan mendukung aktivitas umat Islam untuk mengkaji ilmu agama dan meningkatkan berbagai kecerdasan pada dirinya, sebab pada bulan ini syetan yang biasa menggoda manusia serta menghembuskan kemalasan kita dalam menuntut ilmu tengah dibelenggu oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ilmu merupakan jalan menuju syurga-Nya. Dengan ilmu seseorang bisa mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil. Dengan ilmu, seseorang bisa memahami mana yang halal dan mana yang haram. Dengan ilmu, seseorang mengerti perintah dan larangan dari Tuhan-nya. Dengan ilmu juga, seseorang memahami hak-hak Allah, bahkan rahasia-rahasia syariat-Nya. Maka, seseorang yang menuntut ilmu, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkannya menuju syurga.  Kecerdasan dalam perspektif psikologi pendidikan, dianggap sebagai kemampuan mental terhadap suatu persoalan. Terdapat tiga faktor penting yang berhubungan dengan kecerdasan seseorang, yaitu penilaian seseorang (judgment), pengertian (comprehension), dan penalaran (reasoning).

Secara umum ada empat kecerdasan yang dididik, dibimbing, dibina, dan dilatihkan melalui puasa Ramadhan, diantaranya:

Pertama, kecerdasan intelektual. Dalam Ramadhan ini, kita biasanya melakukan kegiatan atau mendengar ceramah, kajian-kajian tentang ilmu agama, training (pelatihan) guna meningkatkan khazanah pengetahuan Islam yang semua ini merupakan satu aspek pembentukan kecerdasan intelektual. Keutamaan thalabul ‘ilmi (menuntut ilmu), khususnya ilmu-ilmu agama dalam bulan Ramadhan yang merupakan syahrut tarbiyah ini, di antaranya: Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang berilmu sebagaimana firman-Nya. “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS.Al-Mujadilah; [58]:11), dan menuntut ilmu memudahkan masuk surga.

Sabda Rasulullah SAW; “Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga.” (HR. Muslim).

Kedua, kecerdasan emosional. Puasa di Bulan Suci Ramadhan ini merupakan momentum istimewa untuk mengembangkan kesadaran hati sebagai kesadaran tertinggi, seperti halnya menahan amarah, mengurangi fitnah, tidak munafik, dengki, khianat, iri hati, sombong, angkuh, dan begitu banyak sikap lain yang dilatih untuk membentuk kecerdasan emosional melalui Ramadhan  ini.

Akhlak tercela sebagaimana di atas harus ditinggalkan sejauh-jauhnya karena merupakan suatu perbuatan yang dapat menghilanhkan pahala puasa kita. Membangun dan menumbuhsuburkan akhlak yang mulia merupakan hikmah puasa kita yang sekaligus sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kecerdasan emosional.

Ketiga, kecerdasan sosial. Dalam bulan puasa kita dilatih untuk merasakan penderitaan lapar dan dahaga yang lazimnya dialami oleh kaum fakir dan miskin. Dengan upaya ini diharapkan tumbuh empati terhadap penderitaan kaum fakir dan miskin tersebut dan mendorong kita memberikan infak,

sedekah, dan menunaikan zakat, baik zakat mal maupun zakat fitrah. Itu semua menuntun agar terbentuk kecerdasan sosail pada pribadi kita sebagai hamba Allah yang taat dan beriman.

Terlebih pada situasi Pandemi Covid-19 saat ini, terlalu banyak orang yang menghaapkan uluran tangan kita untuk sekadar bisa bertahan hidup dengan segenap keterbatasannya.

Keempat, kecerdasan spiritual yaitu kecerdasaan dan kemampuan seseorang menyerap inspirasi, ide, taufik, hidayah, simbol-simbol, dan memunculkannya dalam bentuk penemuan-penemuan baru.

Lazimnya dalam bulan Ramadhan kita selalu berupaya meningkatkan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah, yaitu dengan memperbanyak dzikir, melakukan shalat Tarawih dan Witir selain shalat wajib, membaca Al-Quran dan kegiatan lainnya yang substansinya adalah mendidik agar terbentuk kecerdasan spiritual.

Oleh karena itu, ibadah Ramadhan yang akan kita laksanakan harus dipahami sebagai suatu rangkaian ibadah untuk meningkatkan empat aspek kecerdasan manusia yang tujuannya adalah untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Keempat aspek kecerdasan manusia ini, yang dimiliki oleh para Nabi, Rasul, Ulama, Syuhada, dan para ilmuwan, serta penemu di masa-masa keemasan Islam saat itu. Dan kita semua sebagai insan terpilih dituntut untuk meraihnya di bulan Ramadhan yang penuh dengan rahmah, keberkahan dan magfirah Allah SWT.  Allahummagfirli dzunuubi ya robbal ‘alamiin.

Wallahu 'Alam Bishowab.

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Founder tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen pendidikan; Penulis buku: Risalah Ramadhan, https://etheses. uinsgd.ac.id/ 29428/1/BKKPengaRisalahRamadhan-TnpaISBN.pdf. Kepemimpinan Pendidikan; Kebijakan Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi; Manajemen Risiko, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan dll. (tidak kurang dari 60 buku, 18 Penelitian dan 40 Jurnal). Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan  Panawangan Kab. Ciamis Jawa Barat. Korespondensi: (1) http://a.rusdiana.id (2) http://tresnabhakti.org/webprofil;  (3) http://digilib.uinsgd.ac.id/ view/creators (4) https://www. google.com/search? q=buku +a.rusdiana+shopee&source (5) https://play. google.com/store/books/author?id. Curiculum Vitae lenkap dalam laman https://a.rusdiana.id/2022/11/16/profil-prof-dr-h-ahmad-rusdiana-drs-mm-27-september-2022.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...