Penulis A. Rusdiana
A. Rusdiana
Tidak terasa kita telah melewati pertengahan bulan Ramadhan. Ada satu
peristiwa yang amat istimewa, yakni peristiwa turunnya Al-Qur’an yang disebut
dengan nuzulul Qur’an. Peristiwa bersejarah bagi umat Muslim ini
diperingati setiap tanggal 17 Ramadhanm tahun ini bertepatan dengan 8 April
2023. Seluruh umat muslim di dunia memperingati malam yang sangat mulia yaitu
malam Nuzulul Qur’an. Maka dalam sejarah perkembangannya hingga saat
ini, banyak umat islam yang menggelar acara Nuzulul Qur’an sebagai
wujud rasa syukur diturunkanya kitab suci agama islam.
Berbicara mengenai Nuzulul
Qur’an, maka tidak akan lepas pula dalam pembahasan Lailatul Qodar dan
Bulan Ramadhan. Dari baitil izzah, malaikat Jibril a.s mengantarkan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw secara step by step
selama kurun waktu 23 tahun. Akan tetapi jika diperinci pada tanggal berapa Nuzulul
Quran pada saat itu, disini mulai terjadi perbedaan pendapat dikalangan
ulama’. Ada yang berpendapat pada malam-malam ganjil di bulan suci ramadhan,
tanggal 27 ramadhan, dan pendapat yang menyatakan bahwa lailatul
qodar dan malam nuzulul quran itu terjadi pada tanggal 17 ramadhan.
Allah Swt. berfirman yang artinya,”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al-Qur’an.” (QS Al-Baqarah [2]: 185) Dalam ayat
lain Allah juga berfirman, artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya
(Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.” (QS Al-Qadr [97]: 1). Dan pendapat bahwa
malam Nuzulul Qur’an terjadi pada tanggal 17 Ramadhan inilah
yang banyak dipakai di Indonesia. Pada malam itu Nabi Muhammad Saw. Menjadi
manusia pilihan yang mengemban amanah berupa tugas suci dan mulia menyebarkan
risalah ilahiah.
Turunya Al-Quran pada
bulan Ramadhan memiliki makna penting bagi kehidupan manusia yang
mampu menginterpretasikanya secara tawadhu’. Ketika malaikat Jibril
pertama kali mengajarkan bacaan Al-Qur’an kepada Rosulullah,
beliau memang terlihat sangat gugup hinggga sempat menggigil ketika kembali ke
rumah. Namun dalam perkembanganya, tiap kali bulan Ramadhan tiba
malaikat Jibril a.s dan Rosulullah silih berganti membacakan
Al-Quran secara fasih.
Di malam nuzulul qur’an ini umat Muslim dianjurkan memperbanyak
membaca Al-Qur’an, yang merupakan kalamullah dan pedoman hidup manusia.
Tentunya banyak sekali keutamaan yang kita dapatkan dengan memperbanyak membaca
Al-Qur’an pada waktu tersebut, terlebih pada bulan Ramadhan, segala amal dan
ibadah dilipatgandakan oleh Allah Swt. Perintah tersebut salah satunya
terkandung dalam Al-qur'an Surah Al-Alaq
1-5; “Bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha
pemurah yang mengajarkan manusia dengan perantaran kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-Alaq [96]:1-5).
Dalam makna terdalam ayat Iqra tersebut kita menjadi komunitas
terdidik sekaligus insan pembelajar. Dan adalah dosa kalau kita tidak
menjalankanya, makanya menjadi tidak pintar atau bodoh adalah dosa! Artinya
dalam peristiwa tersebut, terdapat satu pembelajaran menuju arah yang lebih
baik. Yaitu membaca Al-Quran
dengan tidak hanya secara bacaan saja. Tetapi secara berulang-ulang dengan
tadarrus Al-Quran. Itulah kemudian
disebut "Pribadi
Pembelajar" dalam konteks ini mental pembelajar adalah sikap yang menjadikan kegiatan belajar sebagai
bagian dari Daily activity bahkan mungkin sebagai kebutuhan hidup
seseorang. Mereka memiliki karakteristik rasa ingin tahu yang tinggi,
optimis, konsisten, serta punya pandangan visioner. Lebih jauh, nasionalisme,
disiplin, integritas moral, kepercayaan diri, kejujuran, kepekaan sosial, sikap
toleran dan seterusnya sebetulnya dapat tumbuh dari sikap kritis dan cara
berpikir logis dari seorang pembelajar. Disamping itu mental pembelajar bisa
menjadi daya penggerak dalam menghadapi disrupsi serta gejolak yang akan dan
sedang kita hadapi.
Ramadhan sesungguhnya
adalah waktu yang tepat ketika seseorang ingin mempelajari Al-Qur’an
dalam artian di atas, karena dalam bulan tersebut begitu banyak fenomena yang
bisa kita petik pelajarannya, antara lain:
Pertama; Rasulullah memberi keteladanan
kepada kita dengan membaca Al-Quran pada bulan Ramadhan untuk
meraih keberkahan hidup dan meniti menuju kebaikan dengan petunjuk Al-Quran.
Rosulullah Saw bersabda: “Sebaik-baik diantara kamu adalah orang yang
mempelajari Al-Quran dan mengajarkanya”.
Kedua; Iman Az-Zuhri pun pernah berkata: ‘Apabila
datang Ramadhan maka kegiatan utama kita selain puasa adalah membaca AL-Quran”.
Ketiga; Imam Qatadah umpamanya, di luar Ramadhan
khatam setiap tujuh hari, di dalam Ramadhan khatam setiap tiga hari,
dan di sepuluh hari terakhir khatam setiap hari.
Keempat; Imam Syafi’i di luar Ramadhan setiap hari
khatam sekali, dan di dalam Ramadhan setiap hari khatam dua kali. Itu
semua di luar shalat.
Kelima; Abu Hamzah as-Sanuwi dalam tulisannya
mengatakan para tabi’in karena begitu memahami arti Ramadhan,
bulan Al-Qur’an, dan begitu kuatnya dalam mencintai Al-Qur’an,
maka bila bulan Ramadhan tiba mereka mengkhususkan diri untuk membaca Al-Qur’an
seperti yang dilakukan oleh Imam Az-Zuhri dan Sufyan ats-Tsauri. Sehingga dalam
satu bulan khatam Al-Qur’an sampai berpuluh-puluh kali.
Fenomena Inilah yang banyak
dilakukan oleh umat islam ketika malam hari di bulan Ramadhan. Banyak masjid,
mushalla, dan majelis-majelis bersemangat menyerukan bacaan ayat suci Al-Quran
secara silih berganti. Tidak jarang, bacaan tersebut disambungkan pada pengeras
suara. Semua itu dengan harapan untuk meraih keberkahan Ramadhan
seperti yang telah dijanjikan Allah Swt.
Semoga pada malam Nuzulul
Qur’an kita sebagai umat muslim dapat selalu menjadi pribadi pembelajar.
Tidak hanya sekedar peringatan secara ceremonial saja. Tetapi bagaimana kita
dapat mengambil hikmah dalam bulan suci yang penuh keberkahan dan magfirah
Allah SWT.
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Founder tresnabhakti.org, pegiat Rumah
Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen pendidikan; Penulis buku: Risalah
Ramadhan, https://etheses. uinsgd.ac.id/
29428/1/BKKPengaRisalahRamadhan-TnpaISBN.pdf. Kepemimpinan Pendidikan;
Kebijakan Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi; Manajemen Risiko,
Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan dll. (tidak
kurang dari 60 buku, 18 Penelitian dan 40 Jurnal). Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan Panawangan Kab. Ciamis Jawa
Barat. Korespondensi: (1) http://a.rusdiana.id (2)
http://tresnabhakti.org/webprofil; (3)
http://digilib.uinsgd.ac.id/ view/creators (4) https://www. google.com/search?
q=buku +a.rusdiana+shopee&source (5) https://play.
google.com/store/books/author?id. Curiculum Vitae lenkap dalam laman
https://a.rusdiana.id/2022/11/16/profil-prof-dr-h-ahmad-rusdiana-drs-mm-27-september-2022.