Penulis A. Rusdiana
A. Rusdiana
Oleh A. Rusdiana
PUASA di bulan Ramadhan dapat diibaratkan
sebagai satu sekolah khusus yang ajaran barunya selalu dibuka setiap tahun,
dengan tujuan pendidikan praktis yang terformulasi dalam suatu kurikulum
spesial agar ia dapat lulus dengan menyandang gelar muttaqin. Dengan
gelar muttaqin itulah orang akan mendapatkan jaminan ampunan dari Allah
Swt dan terbebas dari api neraka. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa
berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah Swt, niscaya
Allah mengampuni dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa melakukan amal ibadah
tambahan (sunah) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari
Allah Swt, maka ia akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari
Muslim).
Makanya
bulan Ramadhan disebut juga sebagai syahrul at tarbiyah (bulan
pendidikan), yang lingkup pendidikannya sangat luas, baik menyangkut pembinaan/tarbiyah
jasadiyah, tarbiyah fikriyah, maupun tarbiyah qalbiyah.
Proses pendidikan itu berlangsung selama sebulan penuh, dan bagi mereka yang
lulus, maka disebut sebagai seorang yang bertakwa.
Raghib
As-Sirjani dalam kitabnya Ramadhan wa Bina’ul Ummah mengatakan,
ada beberapa keistimewaan dari pendidikan dan pembinaan dalam puasa Ramadhan,
antara lain:
Pertama,
Puasa ramadhan dapat mendidik dan membina kaum muslimin untuk memenuhi
perintah-perintah Allah Swt secara totalitas, makanya sangat tidak pantas
seorang muslim jika selesai Ramadhan ketika mendengar satu hukum Allah Swt,
atau mengetahui satu hukum Rasulullah saw, ia memperdebatkannya.
Kedua,
Puasa ramadhan mendidik dan membina kaum muslimin agar dapat memelihara
syahwat, sehingga seseorang yang telah mendapatkan pendidikan Ramadhan, maka ia
akan lebih mampu untuk menahan diri dari syahwat yang berlebihan dan tidak
terkontrol.
Ketiga,
Puasa ramadhan mendidik dan membina kaum muslimin agar mampu
mengendalikan sifat terburu nafsu serta memiliki kesanggupan untuk menahan
amarah. Rasulullah saw bersabda:
“Allah Swt berfirman, setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa.
Karena, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa
adalah perisai. Maka, apabila salah seorang di antara kalian sedang berpuasa,
janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, bersuara tidak pantas, dan tidak mau
tahu. Lantas jika ada seseorang yang menghinanya atau memeranginya (mengajaknya
berkelahi), maka hendaklah ia mengatakan, sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya
aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari Muslim).
Keempat, Puasa ramadhan mendidik dan
membina kaum muslimin untuk senang berinfak. Ramadhan mampu membentuk jiwa orang yang
berpuasa menjadi dermawan dengan memberikan kebaikan kepada orang lain. Kelima,
Ramadhan mendidik kaum muslimin agar memiliki rasa persatuan, persaudaraan, dan
kasih sayang, tidak saling memfitnah, bercerai-berai dan mengedepankan konflik
antarsesama umat.
Kelima, Puasa ramadhan
mendidik dan membina kaum muslimin merasakan penderitaan dan kesulitan orang
lain, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Qayyim: “Puasa dapat mengingatkan
bagaimana rasanya perut keroncongan dan dahaga yang membakar dan sering
dirasakan para fakir miskin.” Sehingga, di saat ia melihat orang lain serba
kekurangan, maka tersentuhlah hatinya untuk berbagi kepada mereka.
Keenam, Puasa ramadhan mendidik dan
membina ketakwaan dalam hati kaum muslimin. Dengan kehadiran Allah Swt dalam setiap
aktivitas dan perilakunya, maka orang tersebut akan senantiasa terbimbing dari
perbuatan-perbuatan yang dilarangNya. Setelah sebulan penuh dididik Ramadhan,
ilmu pun didapat, maka langkah selanjutnya adalah mengamalkannya di 11 bulan
berikutnya.
Islam menginginkan orang yang
berilmu mengamalkan ilmunya demi kebaikan diri dan orang lain. Ilmu pada
seseorang ibarat sebatang pohon dan amal sebagai buahnya. Perintah belajar dan
menuntut ilmu bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas amal muslim. Dengan
amal itu pula, muslim memperoleh kebahagiaan di dunia dan selamat di akhirat.
Semoga Allah SWT memberikan berbagai kemudahan dan magfirah bagi
umat-Nya.
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Founder
tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah
manajemen pendidikan; Penulis buku: Risalah Ramadhan, https://etheses.
uinsgd.ac.id/ 29428/1/BKKPengaRisalahRamadhan-TnpaISBN.pdf. Kepemimpinan
Pendidikan; Kebijakan Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi; Manajemen
Risiko, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan
dll. (tidak kurang dari 60 buku, 18 Penelitian dan 40 Jurnal). Guru Besar
Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan
Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung
Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun
1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya
Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus
sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama
mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna
Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007
di Desa Cinyasag Kecamatan Panawangan
Kab. Ciamis Jawa Barat. Korespondensi: (1) http://a.rusdiana.id (2)
http://tresnabhakti.org/webprofil; (3)
http://digilib.uinsgd.ac.id/ view/creators (4) https://www. google.com/search?
q=buku +a.rusdiana+shopee&source (5) https://play. google.com/store/books/author?id.
Curiculum Vitae lenkap dalam laman
https://a.rusdiana.id/2022/11/16/profil-prof-dr-h-ahmad-rusdiana-drs-mm-27-september-2022.