Penulis A. Rusdiana
A. Rusdiana
BULAN SUCI RAMADHAN
adalah bulan yang penuh keberkahan, ampunan dan rakhmat serta kasih sayang dari
Allah SWT. Menjalankan ibadah puasa memiliki banyak keutamaan baik untuk diri
sendiri maupun hubungan sesama manusia serta hubungan dengan Allah SWT.
Hikmah menjalankan ibadah puasa berkaitan erat dengan amalan puasa yang
dijalani, tidak terbatas hanya dengan menahan lapar dan dahaga, namun berkaitan
pula dengan menjalankan amalan ibadah puasa Ramadhan lainnya, seperti
bersedekah, itikaf, membaca Al-Qur’an, shalat tarawih, menghindarkan diri dari
perbuatan yang haram, serta kegiatan lain yang bernilai ibadah. Terlebih
menginjak pada 10 hari terakhir Ramadhan ini, Firman Allah SWT; “Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qadr. Dan tahukan kamu apa
malam Qadr itu? (yaitu) malam Qadr itu lebih baik dari malam seribu bulan. Pada
malam itu, turun para malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan. Sejahteralah malam itu hingga terbit fajar.” (QS.
Al- Qadr [97]:1-2).
Sebagai komitmen dan konsistensi kita dalam menjalankan tugas, maka untuk
tidak bermalas-malasan bekerja, tetapi berupaya meningkatkan disiplin diri dan
etos kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kita melakukan semua pekerjaan
dengan niat karena Allah dan tentunya disertai doa agar apa yang kita kerjakan
hendaknya selalu berada di jalan yang lurus dan diridhoi oleh Allah SWT. Maka
bulan yang penuh berkah ini hendaknya menjadi ajang intropeksi diri dan perbaikan/penataan
iman, akhlaq, moral, sehingga dapat bekerja lebih optimal dan syukur
profesional dengan niat mencari ridlo dan Ampunan Allah SWT. Maka makna dan
hikmah menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan ini bila ditinjau dari
sisi rohani dan jasmani, diantaranya:
Pertama: Melatih disiplin terhadap waktu; Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan,
kita harus patuh pada waktu sahur dan buka. Kita bangun untuk makan sahur saat
dini hari dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi bahwa kita bekerja dengan
bangun lebih pagi, agar mendapatkan rejeki yang halal. Ini harapanya agar dapat
menjalankan shaum dengan tetap kuat dan sehat di siang hari, perlu mengatur
ritme bekerja agar tubuh mendapatkan istirahat yang cukup.
Kedua: Memberikan keseimbangan dalam
kehidupan; Manusia
pada hakekatnya adalah hamba Allah yang diperintahkan untuk beribadah. Namun
demikian, ada kalanya karena kesibukan pekerjaan duniawi dan hawa nafsu,
terkadang melupakan kewajiban ibadah. Pada bulan suci Ramadhan ini, kita
dilatih untuk mengingat dan melaksanakan seluruh kewajiban beribadah dengan
imbalan pahala yang berlipat ganda.
Ketiga: Mempererat silaturahmi dan
meningkatkan kepedulian sosial; Pada bulan suci Ramadhan ini, rasa persaudaraan sesama muslim, tampak
sangat jelas. Silaturahmi
antar sesama semakin ditingkatkan, misalnya dengan shalat berjamaah di mesjid
maupun mushola di tempat bekerja, yang juga diisi dengan doa Bersama adalah
salah satu media baik untuk meningkatkan kebersamaandan kekeluargaan.
Keempat: Mengetahui bahwa ibadah puasa
memiliki tujuan; Tujuan
puasa Ramadhan adalah melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di
hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa
berhasil. Akan tetapi, jika tujuannya gagal maka puasa tidak memiliki arti
apa-apa. Dengan demikian kita menjadi terbiasa berorientasi kepada tujuan dalam
melakukan segala amal ibadah termasuk kegiatan rutin yang kita jalani sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing untuk menghasilkan kinerja yang baik
dan profesional.
Kelima: Mengetahui tiap kegiatan mulia
merupakan ibadah; Kita
menyadari bahwa setiap langkah kaki menuju masjid merupakan ibadah, menolong
orang juga ibadah, berbuat adil pada manusia juga ibadah, tersenyum pada
saudara termasuk ibadah, membuang duri di jalan juga ibadah, sampai tidurnya
orang yang berpuasa merupakan ibadah, sehingga segala sesuatu yang baik kita
jalankan dapat dijadikan ibadah. Demikian halnya dengan bekerja di
lingkungan kantor seusai tugas dan fungsinya dengan baik juga termasuk ibadah.
Dengan menjalankan ibadah puasa diharapkan kita mengetahui bahwa tiap kegiatan
merupakan amal ibadah dalam kehidupan ini.
Keenam:
Meningkatkan kehati-hatian dalam melaksanakan perbuatan; Berpuasa
dibulan suci Ramdhan ini akan bernilai sempurna dan tidak sia-sia, apabila
selain menahan lapar dan haus juga kita menghindari godaan dan keharaman atas
mata, telinga, perkataan dan perbuatan. Dengan demikian kita harus menjalankannya pada kehidupan keseharian di
tempat kerja dan lingkungan masyarakat. Latihan ini memberikan kemajuan positif
bagi kita, agar setelah selesai bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari
hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, fitnah, berkata kotor,
berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.
Ketujuh: Melatih diri menjadi
lebih tabah dan sabar; Selama Puasa pada bulan suci Ramadhan ini, kita dibiasakan menahan yang
tidak baik dilakukan. Misalnya tidak boleh marah-marah, berburuk sangka, dan
dianjurkan agar bersifat sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita.
Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau mungkin meruncing pada
fitnah, tetapi kita tetap sabar karena kita dalam keadaan puasa. Hal ini
hendaknya dapat menjadikan diri lebih tabah tidak hanya pada saat puasa dibulan
suci Ramadhan ini namun hendaknya tetap sabar dalam melaksanakan tugas.
Sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan,
yang penuh berkah ini hendaknya menjadi ajang intropeksi diri dan penataan/perbaikan
iman, akhlaq, moral, sehingga dapat bekerja lebih optimal dan syukur
profesional dengan niat mencari ridha, magfirah dan ampunan Allah SWT
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Founder
tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah
manajemen pendidikan; Penulis buku: Risalah Ramadhan, https://etheses.
uinsgd.ac.id/ 29428/1/BKKPengaRisalahRamadhan-TnpaISBN.pdf. Kepemimpinan
Pendidikan; Kebijakan Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi; Manajemen
Risiko, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan
dll. (tidak kurang dari 60 buku, 18 Penelitian dan 40 Jurnal). Guru Besar
Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan Panawangan Kab. Ciamis Jawa
Barat. Korespondensi: (1) http://a.rusdiana.id (2) http://tresnabhakti.org/webprofil;
(3) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators (4) https://www.
google.com/search? q=buku +a.rusdiana+shopee&source (5) https://play.
google.com/store/books/author?id. Curiculum Vitae lenkap dalam laman
https://a.rusdiana.id/2022/11/16/profil-prof-dr-h-ahmad-rusdiana-drs-mm-27-september-2022.