Penulis A. Rusdiana
A. Rusdiana
RAMADAN sebagai bulan Al-Qur'an (Syahrul Qur'an)
menjadi sangat penting untuk dijadikan sebagai momentum melakukan apa yang saya
sebut reorientasi kehidupan. Telebih dipenghujung 10 hari terakhir di
bulan suci Ramadan dinilai memiliki keistimewaan sendiri. Salah satu yang hadir
dalam 10 hari terakhir bulan Ramadan ini adalah malam seribu bulan atau malam Lailatul
Qadar. Meski istimewa, malam Lailatul Qadar ini tak dirayakan
seperti hari besar Islam lainnya. Hal ini karena Allah SWT dengan sengaja
menyembunyikan kapan sebenarnya Lailatul Qadar ini terjadi. Jika Anda
berhasil menerima keberkahan malam Lailatul Qadar, keberkahan yang
didapat di satu malam itu disamakan dengan keberkahan dan pahala 1000 bulan.
Orang-orang terpilih yang menjalankan ibadah dengan khusyuk akan dibebaskan
dari siksa neraka dan pahala yang berlimpah bagi umat yang beribadah. Hal ini
merupakan hadiah yang sangat spesial yang diberikan Allah kepada hambanya.
Itulah yang didambakan oleh manusia.
Manusia hadir di atas dunia ini
dengan orientasi (tujuan) yang jelas. Dalam pandangan Islam, manusia diciptakan
dan dihadirkan di dunia ini untuk sebuah tujuan mulia. Yaitu hadir untuk
pengabdian kepada sang Pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Pengabdian
inilah yang dikenal dalam bahasa agama dengan ibadah. Allah menggariskan hal
ini dalam firman-Nya: "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah (kepada Aku)". (QS.Adz-Dzariyat (51:56).
Hanya saja dunia yang penuh
dengan hiruk pikuk dan rutinitas yang tiada henti menjadikan banyak manusia
mengalami disorientasi hidup. Di
sinilah sejatinya Ramadan hadir menjadi momentum yang penuh keberkahan
(keutamaan) dalam upaya manusia melakukan reorientasi hidup.
Dengan berpuasa, seseorang akan lebih mampu memerdekakan diri dari
kungkungan atau distraksi dunia yang memang sangat keras. Ketika seseorang
dikungkung atau terdistraksi oleh hiruk pikuk dunia dia akan kehilangan arah
hidup. Pada galibnya akan
mengalami disorientasi hidup. Dia akan menjalani hidupnya secara rutin dan
cenderung membosankan. Sehingga pada akhirnya ada tiga kemungkinan:
Pertama, mengalami kebosanan atau kejenuhan hidup. Biasanya orang seperti ini akan
mengalami goncangan batin, semakmur apapun kehidupan dunianya. Dia akan goyah,
gersang, bahkan geram pada diri dan hidupnya bahkan berujung kepada keputus
asaan. Salah satu penyakit yang paling merebak di dunia Barat saat ini adalah
"mental health problem" (penyakit mental). Rumah-rumah sakit penuh
dengan pasien yang berpenyakit mental.
Kedua, mencoba atau mencari hal-hal yang tidak normal (tidak alami) dalam upaya
menemukan kepuasan hidup. Di dunia Barat salah satu penyebab banyaknya gaya
hidup yang tidak alami, termasuk kecenderungan terhadap sesama jenis misalnya
karena hal ini. Yaitu ketidakpuasan hidup yang menyebabkan orang mencari hal
baru atau hal aneh yang kadang menjijikkan bahkan destruktif pada diri dan
alam.
Ketiga: mengesampingkan sementara ikatan (kungkungan) dunia ini seseorang akan
mendapatkan kebebasan yang menjadikannya akan lebih mampu menguasai diri dan
pikirannya. Ketika kesenangan dunia tidak lagi mengungkung maka hawa nafsu dapat
dikontrol dengan baik. Ketika hawa nafsu terkontrol manusia harusnya akan lebih
bijak dan logis dalam menyikapi hiruk pikuk kehidupannya. Salah satu hal yang
mendasar untuk disikapi oleh manusia adalah kesadaran tentang orientasi hidup.
Bahwa keberadaannya di dunia bukan tanpa maksud dan tujuan ('abatsa). Tapi
untuk sebuah misi besar dan tujuan mulia yang tidak diberikan kepada makhluk
lainnya. Inilah amanah yang semuanya melarikan diri darinya kecuali manusia
(fahamalaha al-insanu).
Islam, memandang manusia
diciptakan dan dihadirkan di dunia ini untuk sebuah tujuan mulia. Yaitu hadir
untuk pengabdian kepada sang Pencipta langit dan bumi dan segala isinya.
Pengabdian inilah yang dikenal dalam bahasa agama dengan ibadah.
Ramadan hendaknya membangun kembali
kesadaran ini. Bahwa hidup dan wujud kita dalam dunia ini bertujuan untuk
memenuhi amanah ubudiyah itu. Mengabdikan diri semata kepada Allah dalam
segala bentuk dan manifestasinya. Semoga kesadaran tentang orientasi (tujuan)
hidup ini menjadi bagian dari keberkahan (keutamaan) Ramadan kali ini. Sehingga
selepas Ramadan nanti hidup kita lebih terarah, bernilai dan tentunya lebih
barokah. Insya Allah!
Dipenghujung 10 hari terakhir
ini seraya berdo'a: "Allahumma waqqir hazzii fihi min an-nawafila wa
akrimnii fiihi bi ihdaari al-masaaila wa qarraba fiihi wasiilatii ilaika min
baini al-wasaa’ili ya man laa yasyghulhu ilhaahu al-mulhiin" ...Ya
Allah, penuhkanlah hidupku dengan amalan-amalan sunah, dan muliakanlah Aku
dengan terkabulnya semua permintaan. Dekatkanlah perantaraanku kepada-Mu di
antara semua perantara, wahai yang tidak tersibukkan oleh permintaan
orang-orang yang meminta.
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Founder tresnabhakti.org, pegiat Rumah
Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen pendidikan; Penulis buku: Risalah
Ramadhan, https://etheses. uinsgd.ac.id/
29428/1/BKKPengaRisalahRamadhan-TnpaISBN.pdf. Kepemimpinan Pendidikan;
Kebijakan Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi; Manajemen Risiko,
Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan dll. (tidak
kurang dari 60 buku, 18 Penelitian dan 40 Jurnal). Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan Panawangan Kab. Ciamis Jawa
Barat. Korespondensi: (1) http://a.rusdiana.id (2)
http://tresnabhakti.org/webprofil; (3)
http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators (4) https://www. google.com/search?
q=buku +a.rusdiana+shopee&source (5) https://play.
google.com/store/books/author?id. Curiculum Vitae lenkap dalam laman
https://a.rusdiana.id/2022/11/16/profil-prof-dr-h-ahmad-rusdiana-drs-mm-27-september-2022.