SAMBUT PEMIMPIN MERAKYAT

Penulis Ahmad Rusdiana

Dibaca: 104 kali

Ahmad Rusdiana

Oleh Ahmad Rusdiana

 

Manusia dikatakan makhluk sosial yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan makhluk sosial, juga di karenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain yang didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Misalnya, orang kaya cenderung berteman dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai artis, cenderung mencari teman sesama artis. Sementara itu, manusia adalah juga makhluk sosial yang menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan menjadi pemimpin bagi orang lain. Menjadi pemimpin berarti menjadi seseorang yang memiliki tanggung jawab lebih dalam hidup.

Pemimpin adalah orang yang memimpin: "ia ditunjuk menjadi pemimpin organisasi itu". Miftha Thoha (1983), menjelaskan bahwa "Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain (rakyat), atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk dan alasannya".  Pemimpin yang merakyat adalah "mereka yang peka dan melayani kepentingan rakyat tanpa batas. Artinya melayani dan memperjuangkan kepentingan rakyat adalah lahan para pemimpin" Bukan “mengerjakan"’ rakyat dengan janji-janji manis yang tidak pernah diwujudkan"(Ainol Marziah,2017). Sebab demokrasi sejati adalah dari rakyat-oleh rakyat dan untuk rakyat. Itu artinya, dengan kepekaan dan keprihatinan terhadap rakyat sebagai perpustakaan hidup yang selalu dibaca dan dikunjungi oleh para pengambil kebijakan sebagai sumber aktual dan tepat dalam merumuskan dan merealisasikan anggaran, serta dasar dalam merumuskan kebijakan.

Merakyat itu bila dianaogkan adalah "memakai baju yang sama seperti baju yang dipakai rakyatnya. Ia memakai bahasa yang bisa difahami oleh rakyatnya. Ia mau mendengarkan keluhan rakyatnya. Ia pun mampu memberikan solusi bagi permasalahan rakyatnya. Pemimpin itu membuat rakyat kaya, bukan makin membuat rakyat susah. Aristoteles menyatakan bahwa "demokrasi tidak menjamin yang akan terpilih sebagai pemimpin adalah yang berkompeten". Mereka menjadi pemimpin karena disukai. Dalam sistem demokrasi, asal tenar, orang tanpa kompetensi pun bisa jadi penguasa. Namun, mekanisme pemilu setiap lima tahun sekali memberikan kesempatan bagi rakyat untuk mengevaluasi pemimpinnya. Jika rakyat puas dengan kinerja pemimpinnya yang sekarang, sang pemimpin akan dipilih lagi. Jika rakyat tidak puas, dan ada calon pemimpin yang lebih baik, mereka akan memilih orang lain sebagai pemimpin baru. Begitu idealnya. Ketika ditunjuk menjadi pemerintah, mereka pasti mempunyai tanggung jawab besar, membawa rakyatnya menuju masa depan yang lebih baik.

Untuk mewujudkan good governance dibutuhkan berbagai aspek. Para Pemimpin, Kepala daerah yang baik, lebih berkualitas, berintegritas, bersih, anti korupsi. Serta memiliki akseptabilitas politik yang tinggi, yang otomatis akan memiliki derajat legitimasi yang kuat, karena kepala daerah terpilih mendapat mandat langsung dari rakyat. Seorang pemimpin yang menyatu dengan rakyatnya itu adalah pemimpin yang sesungguhnya. Kriteria seorang pemimpin yang merakyat meliputi beberapa hal yang berkaitan dengan kepribadian, kompetensi, dan perilaku mereka dalam memimpin. Berikut ini adalah beberapa kriteria pemimpin yang merakyat:

Pertama; Kepemimpinan yang Adil dan Berintegritas Seorang pemimpin yang merakyat harus memiliki kejujuran dan integritas yang tinggi dalam melakukan tugasnya. Mereka harus mengutamakan kepentingan rakyat dan menjaga keadilan dalam setiap keputusan yang diambil.

Kedua: Kemampuan Komunikasi yang Baik Kemampuan komunikasi yang baik sangat penting bagi seorang pemimpin yang merakyat. Mereka harus mampu mendengarkan dan memahami masalah yang dihadapi oleh rakyat, serta menyampaikan kebijakan dan program pemerintah dengan jelas dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Ketiga: Kepemimpinan yang Partisipatif Seorang pemimpin yang merakyat harus memiliki gaya kepemimpinan yang partisipatif, yang mengedepankan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam setiap keputusan yang diambil.

Keempat: Berorientasi pada Solusi dan Inovasi Seorang pemimpin yang merakyat harus mampu mencari solusi terbaik untuk setiap masalah yang dihadapi, dengan mengedepankan inovasi dan kreativitas dalam menghasilkan kebijakan yang tepat dan efektif.

Kelima; Memiliki Visi Jangka Panjang dan Strategi Pembangunan yang Jelas Seorang pemimpin yang merakyat harus memiliki visi jangka panjang dan strategi pembangunan yang jelas untuk memajukan daerahnya. Mereka harus mampu membuat perencanaan dan kebijakan yang terukur dan terarah untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan yang diinginkan.

Keenam: Konsisten dalam Melakukan Tindakan dan Keputusan Seorang pemimpin yang merakyat harus konsisten dalam melakukan tindakan dan keputusan, sehingga masyarakat dapat mempercayai dan mengandalkan kepemimpinannya. Mereka harus mampu bertindak secara tegas dan konsisten dalam menjalankan tugasnya.

Ketujuh: Mampu Menjalin Hubungan yang Baik dengan Masyarakat Seorang pemimpin yang merakyat harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat, sehingga dapat memahami kebutuhan dan keinginan rakyat secara langsung. Hal ini akan membantu mereka dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat dan efektif.

Jelasnya, kriteria pemimpin ideal yang dicontohkan Rasulullah SAW., haruslah siap menempatkan diri sebagai khadimul ummat (pelayan masyarakat), yang memiliki sifat; Shiddiq, Amanah, Tabliq dan Fatanah, Memiliki kepercayaan untuk memimpin. Seorang  pemimpin harus pula memahami karakter masyarakat yang dipimpinnya secara baik.

Pada Prinsipnya bahwa pemimpin yang merakyat adalah pemimpin yang mengerti kondisi rakyatnya, mau mendengar keluhan mereka, dan dapat memberikan solusi yang terbaik. Dan, agar seluruh kebijakan yang  baik di kota maupun di daerah terpencil bisa terakses. Dalam MPH disebutkan bahwa "merakyat" adalah kandidat/siapapun memiliki program-program yang fokus pada kesejahteraan rakyat, seperti pembangunan infrastruktur, program-program sosial, dan ketersediaan lapangan kerja yang memadai.

Wallahu A'lam Bishowab.

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Founder tresnabhakti.org, pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen pendidikan; Penulis buku: Kepemimpinan Pendidikan; Kebijakan Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi; Manajemen Risiko, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan  Panawangan Kab. Ciamis Jawa Barat. Korespondensi :(1) http://a.rusdiana.id (2) http://tresnabhakti.org/webprofil;  (3) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators (4) https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5) https://play.google.com/store/books/author?id.

 

 

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...