SYAWAL BULAN KEMENANGAN: Momentum untuk memperkokoh amal guna meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT

Penulis: A. Rusdiana

Dibaca: 141 kali

A. Rusdiana

Oleh A. Rusdiana

 

BULAN SYAWAL 1444 H, yang sangat dinanikan telah  tiba. Alhamdulillah di tahun ini kita bisa dipertemukan kembali dengan bulan Syawal setelah kita melewati bulan Ramadhan dengan segala rangkaian ibadahnya. Bulan Syawal adalah bulan kemenangan setelah kita digembleng selama satu bulan penuh agar kita menjadi hamba yang bertakwa. Bulan Syawal juga bisa diartikan sebagai bulan peningkatan yaitu peningkatan kualitas iman, takwa dan amal seseorang setelah digembleng dengan totalitas di bulan Ramadhan.

Ironis, setelah Ramadhan berlalu banyak masjid kembali sepi, majelis ilmu tak seramai waktu Ramadhan, Al-quran pun tak lagi ramai dibaca, tempat-tempat hiburan malam kembali dibuka, seolah-olah suasana religi hanya ada sewaktu Ramadhan saja. Sangat memprihatinkan hal ini terjadi di negeri yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

Jika ditelaah lebih dalam kondisi ini terjadi karena paham sekulerisme yang masuk ke negeri ini. Sekulerisme adalah sebuah paham yang berasal dari Barat yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga agama hanya dianggap ada ketika berada di tempat-tempat ibadah dan hari besar keagamaan saja. Tidak heran jika di Barat banyak terjadi kerusakan masyarakat karena mereka memandang bahwa aturan agama hanya ada ketika berada di tempat-tempat ibadah dan ketika ada hari besar keagamaan saja, selebihnya untuk urusan kehidupan sehari-hari mereka memakai aturan buatan manusia.

Padahal kalau kita mau berfikir lebih dalam bahwa manusia tidak layak mengatur diri mereka sendiri, karena manusia bersifat lemah, terbatas dan butuh yang lain. Mereka pikir juga, bahwa suasana keimanan yang tinggi hanya ada di bulan Ramadhan saja. Hal demikian adalah perwujudan dari paham sekulerisme. Paham sekulerisme ini jelas berbahaya bagi seorang muslim karena paham ini bisa menjauhkan seorang muslim dari aturan Allah Swt dalam kehidupan sehari-hari. Paham sekulerisme ini masuk ke negeri-negeri muslim lewat penjajahan yang akhirnya kaum muslimin selangkah demi selangkah memisahkan agama dari kehidupan. Paham ini yang menyebabkan keimanan dan ketakwaan seorang muslim menjadi rapuh.

Padahal bagi seorang muslim sejati, keimanan dan ketakwaan harus melekat setiap saat, tidak hanya bulan Ramadhan saja, namun di bulan-bulan lain termasuk bulan Syawal.

Pertama: Bulan Syawal adalah bulan kemenangan yang bisa menjadi pembuktian keberhasilan gemblengan selama bulan Ramadhan. Sejatinya gemblengan selama Ramadhan adalah latihan bagi seorang muslim untuk bertakwa sebagaimana dalam firman Allah Swt, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (Q.S.Al-Baqarah [2] : 183).

Kedua: Bulan Syawal adalah bulan peningkatan dalam mempertahankan keimanan dan ketakwaan, kaum muslimin saat ini seharusnya bercermin pada kondisi kaum muslimin di masa Rasulullah SAW. Rasulullah adalah suri tauladan yang mampu menggembleng keimanan dan ketakwaan kaum muslimin pada saat itu sehingga mampu meraih derajat mulia. Hal ini terbukti dengan adanya seruan jihad yang mereka menyambutnya dengan lapang. Setidaknya ada beberapa peristiwa besar yang terjadi di bulan Syawal diantaranya: (1) Perang dengan Bani Sulaim terjadi di bulan Syawal tahun kedua hijriyah (2) Perang Khandaq terjadi di bulan Syawal tahun kelima hijriyah (3) Perang Hunain terjadi pada bulan Syawal tahun ke delapan hijriyah  dan (4) Pengepungan Thaif pada bulan Syawal tahun ke delapan hijriyah

Peristiwa-peristiwa diatas merupakan gambaran bahwa kaum muslimin di masa Rasulullah Saw tetap mempertahankan keimanan dan ketakwaan mereka sekalipun Ramadhan telah berlalu. Kaum muslimin pada saat itu juga memperkokoh amal mereka supaya kualitas iman dan takwa mereka tidak turun.

Ketiga: Bulan Syawal bulan penguatan untuk memperkokokoh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, ada amalan yang sering terlupakan yakni anjuran melakukan puasa enam hari di bulan syawal. Nabi Muhammad SAW bersabda "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, Maka pahalanya seperti berpuasa selama satu tahun" (HR. Muslim).  Adapun pelaksanaannya dimulai dari hari kedua atau tanggal 2 Syawal 1444 H - 7 Syawal 1444 H.

Diakhir tulisan ini menghimbau “Mari kita jadikan bulan Syawal  1444 H. ini sebgai momentum untuk memperkokoh amal guna  meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Wallahu A’lam Bissowab

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Lahir di Ciamis, 21 April 1961. Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Pegiat Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui:(1)http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)https://www.google.com/search?q=buku+a.rusdiana+shopee&source(3)https://play.google.com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...