Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Oleh Ahmad Rusdiana
Seiring dengan
hadirnya konteks risiko yang lahir dari gejolak fenomena dunia VUCA: Volatility,
Uncertainty, Complexity, Ambiguity, timbul pertanyaan apa yang dapat atau
apa yang sebaiknya dilakukan oleh organisasi untuk menghadapi fenomena VUCA
tersebut? ‘Volatility’
berarti dinamika perubahan yang sangat cepat dalam berbagai hal seperti
teknologi, ekonomi, politik, sosial, dan gaya hidup. ‘Uncertainty’
berarti sulitnya memperkirakan suatu isu atau peristiwa akan terjadi, atau
sulitnya memperkirakan implikasi dari suatu isu atau peristiwa yang terjadi
saat ini. ‘Complexity’ berarti tingkat kerumitan di mana organisasi
beroperasi, yang dapat menimbulkan gangguan atau kekacauan bagi organisasi
tersebut. ‘Ambiguity’ berarti realitas yang berbaur dari berbagai
kondisi yang ada yang membuat makna dari realitas tersebut terasa mengambang,
dan penuh dengan ketidakjelasan. (baca: http://beritadisdik.com/news/kaji/mengenal-dunia-volatility)
Hal itu mengingatkan kita, apa yang dikatakan Alvin Toffler: “Masyarakat sedang mengalami
perubahan struktural yang sangat besar, sebuah revolusi dari "masyarakat
industri' menjadi 'masyarakat super-industri'. Perubahan ini membuat orang kewalahan. Tingkat percepatan perubahan teknologi dan sosial telah membuat
orang terputus dan menderita stres dan disorientasi yang menghancurkan masa
depan yang mengejutkan. Sebagian
besar masalah sosial adalah gejala guncangan di masa depan.” Beberapa
tahun lalu, Bob Johansen, peneliti ternama dari ‘The Insitute for the
Future’ mengembangkan kerangka kerja kepemimpinan efektif sebagai ‘VUCA Counterweight’,
yang kemudian dinamai VUCA PRIME. Melalui konsep dan kerangka kerja VUCA Prime
(VP), Bob Johansen menggugah para pimpinan elit ngeri para perusaha besar untuk
fokus membangun VUCA Prime mereka. Itulah menjadi tantangan dan risiko
tersendiri bagi para pemangku kepentingan dan kaum elit di negeri ini.
Lantas apa yang menjadi tantangan dalam Dunia VUCA saat ini? Saat-saat di mana organisasi saat ini mencoba berjalan di atas tali untuk bertahan hidup dan sukses dihadapkan pada tantangan yang sifatnya bervariasi. Ada arus lintas perubahan sosial di sekitar organisasi dan memengaruhi pemikiran dan cara kerjanya dengan berbagai cara. Tatanan masyarakat sedang mengalami semacam metamorfosis. Keanekaragaman tenaga kerja berada pada puncaknya dan begitu juga gesekan lintas budaya. Adat istiadat dan norma sosial juga berada dalam pergolakan bencana. Semua ini secara alami menular pada pemikiran manajemen dan perilaku kepemimpinan dalam organisasi. Juga, ada angin perubahan ekonomi dan teknologi yang menyapu batas-batas organisasi dari semua sisi. Tabel 1 berikut merangkum tantangan dan risiko yang melekat pada dunia yang bergejolak, tidak pasti, kompleks, dan ambigu VUCA.
Karena volatilitas lingkungan, tantangan yang kita hadapi
termasuk informasi yang sudah ketinggalan zaman, tingkat respons yang lebih
lambat, dan kecenderungan untuk menghindari risiko. Karena ketidakpastian yang
ada di lingkungan, kita mungkin memiliki akses ke informasi yang tidak lengkap
dan kita mungkin merasakan dorongan kuat untuk kembali ke cara kerja lama.
Kompleksitas dapat menyebabkan kelumpuhan analisis dan perusahaan dapat
menggunakan solusi jangka pendek. Dan, akhirnya, ambiguitas yang tertanam dalam
dunia VUCA dapat mengakibatkan kegagalan kita untuk memahami pentingnya suatu
peristiwa dan ketidakmampuan kita untuk mengambil tindakan yang tepat. Untuk
hal itu ada beberapa Tantangan dan risiko kedepan Untuk Para pimpinan/Manager:
Pertama: Para pemimpin hari ini
dan masa depan harus beroperasi dalam keadaan yang oleh futuris Alvin Toffler
disebut 'kejutan masa depan' dalam bukunya dengan nama yang sama yang
diterbitkan jauh di tahun 1970. “Dengan kata yang sangat sederhana, konsep itu
adalah petunjuk untuk sebuah keadaan yang akan dialami oleh masyarakat
manusia pada pergantian abad di mana perubahan akan melanda masyarakat manusia
dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga tidak dapat memahaminya. Guncangan masa depan sudah
banyak di sekitar kita, dan kepemimpinan, seperti fenomena manusia lainnya,
harus bertahan dalam keadaan yang sangat 'terkejut di masa depan' ini” (Sinha
& Sinha, 2015).
Kedua: Kepemimpinan yang dibutuhkan pada hari ini harus berbeda dari kepemimpinan
kemarin. Para pemimpin harus selalu berubah selaras dengan demografi dan psikografi
murid yang terus berubah. Persamaan pemimpin-pengikut tidak lagi linier,
melainkan beberapa variabel telah masuk ke dalamnya, sehingga sangat kompleks
dan sulit untuk ditafsirkan.
Ketiga: Tugas kepemimpinan sekarang lebih berkisar pada mengelola ketidakpastian,
menangani risiko dan ambiguitas, dan mengikuti aturan permainan tidak tertulis
karena hampir tidak ada preseden yang tersisa. Pimplapure (2018), juga menekankan
bagaimana kepemimpinan yang efektif dapat menyelaraskan diri dengan faktor VUCA
kritis untuk membuat organisasi memperoleh pertumbuhan yang berkelanjutan. Balasubramanian(2018)
telah memberikan kredit karena inovasi proses, strategi tangkas, dan
kepemimpinan yang bertanggung jawab sebagai solusi untuk mengatasi tantangan
yang ditawarkan oleh VUCA.
Satu keyakinan yang dapat dipegang setiap kesulitan pasti ada jalan
keluarnya: Allah
selalu memberikan kemudahan dari setiap kesulitan. Firman-Nya dalam QS.
Al-Insyirah[94]:5-6, Dia telah menegaskan, “.....Karena sesungguhnya
sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
Kemudahan ini Allah berikan untuk hamba-Nya sebagai rahmat yang tidak terhingga
nilainya."
Wallahu'Alam Bishowab.
__________________
*) Tulisan ini
merupakan Penguatan wawasan kepemimpinan dalam mendukung "Ingin Jadi
Manajer Kewirausahaan Sukses?"
Penulis:
Ahmad
Rusdiana, Pegiat
Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah Manajemen Strategis Penulis
buku: Manajemen Risiko; Manajemen Kewirausahaan pendidikan; Manajemen
Strategis; Manajemen Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan
Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana
Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA,
MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan
Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun
1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan
pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70
mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca
Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan
Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses
melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/search? q=buku+ a.rusdiana+shopee&source (3) https://play.google.com/store/
books/ author?id.