Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Oleh Ahmad Rusdiana
Perjalanan hidup seseorang dalam meraih prestasi ditentukan dari apa yang ia usahakan. Hal itu tentu
dipengaruhi oleh dorongan motivasi yang
ada didalam hatinya yang akan membentuk keteguhan yang besar. Namun dalam
perjalanannya, cobaan menghadang akan datang bertubi-tubi. Sebagai bentuk menghadapi cobaan tersebut
diperlukan sebuah keuletan dari dalam hatinya. Baron&Shane,(2007), menyebutnya Tenacity.
Secara harpiah tenacity dimaknai sebagai ketekunan, keuletan, ketabahan,
dan kegigihan. Ketekunan merupakan dimensi motivasi dijadikan ukuran mempertahankan
usahanya Individu-individu yang termotivasi bertahan melakukan suatu tugas demi
mencapai tujuan mereka (Robbins&Judge,2008). Tenacity akan membantu
seorang untuk menemukan jalan keluar ketika yang telah diupayakan menghadapi
hambatan (Harper,2005). Dengan memiliki bekal berupa tenacity, para
wirausahawan tetap mampu bertahan pada saat orang lain telah menyerah, dan
tetap melanjutkan usaha mereka bahkan setelah mengalami kekecewaan yang besar
atau kebangkrutan.
Keuletan adalah semangat pantang menyerah baik dalam mempertahankan
pendapat maupun pendirian atu sebuah keuletan yang harus kita miliki untuk
mencapai kesuksesan. Keuletan untuk mencapai kesempurnaan itu adalah AQ
(Adversity Quotient). Yakni satu kecerdasan berupa untuk mengatasi segala
rintangan demi mendaki tangga kesempurnaan yang diinginkan (Paul G.Stoltz,1987).
Bukankah? hidup ini tak ubahnya seperti mendaki gunung. Kesuksesan
atau kepuasan diperoleh melalui upaya
yang tak kenal lelah untuk terus mendaki, walau terkadang langkah demi langkah yang
ditapaki terasa lambat dan menyakitkan. Paul G.Stoltz, slenjutnya menegaskan bahwa
kegigihan untuk mencapai kesempurnaan sejatinya adalah adversity quotient.
Di dalamnya terdapat kecerdasan untuk mengatasi segala rintangan demi mendaki
tangga kesempurnaan yang diinginkan.
Sementara itu menurut C.Ramli Anwa adversity quetion saja
belum cukup. Dia membutuhkan rasa kendali dengan kekuatan Tuhan, di dalamnya
ada suasana batin menuju Allah yang membuat seseorang selalu siap untuk segera
bangkit dari keterpurukan yang paling dalam sekalipun. Dalam konteks
perwujudan meraih kesuksesan wirausaha sehingga memiliki adversity question
itulah, diperlukan pemahaman bagaimana agar tenacity dapat terpelihara, menurut Suwarti (2019), maka ada beberapa hal yang harus dilakukan,
diantaranya:
Pertama; Motivasikanlah diri seseorang untuk mengembangkan sikap pantang
menyerah. Sikap ini diperlukan untuk meraih keberhasilan dalam hidup.
Perhatikanlah artis, atlit, karyawan dapat menajak karirnya karena berprestasi,
mereka umumnya memperjuangkan apa yang ingin diraihnya dengan daya danupaya
yang optimal. Sebaliknya, orang yang mudah menyerah, frustasi dan mudah putus
asa adalah orang-orang yang gagal;
Kedua; Berpikirlah bahwa
seseorang bisa dan akan berhasil meraih apa yang seseorang inginkan. Keyakinan
ini akan membuat seseorang lebih efektif dibandingkan bila seseorang terlalu
mengantisipasi kemungkinan buruk. Menurut para ahli,orang yang optimis mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil dibanding orang yang pesimis.
Mengapa Karena keyakinan yang positif akan mempengaruhi mental dan fisik secar
signifikan untuk mendapatkan apa yang di yakininya;
Ketiga; Arahkan mata pada tujuan, bukan pada hambatan. Bila seseorang memandang pada tujuan, maka
hambatan tidak akan menakutkan. Tapi sebaliknya, bila seseorang terfokus pada
hambatan, seseorang akan mudah kehabisan daya juang; Beranilah mengambil risiko
namun dengan perhitungan yang mantap.
Keempat; Hadapi dan pahamilah pengalaman dan petualangan baru. Keberanian yang
benar bukan berarti seperti orang yang
terjun bebas ke jurang, tapi seperti orang yang menuruninya setahap demi
setahap dengan persiapan yang matang. Kalau seseorang tidak berani mengambil
resiko tentu saja seseorang berada pada tempat yang aman namun seseorang tidak
akan berkembang;
Kelima; Hadapilah semua tantangan dengan penuh keberanian. Anggaplah
tantangan sebagai “Sparring Partner” yang akan membuat seseorangs emakin
kuat bukan sebagai raksasa yang menelan seseorang. Semakin banyak tantangan,
semakin berani menghadapinya, maka semak in terbentuk karakter yang kuat;
Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa seseorang tidak akan berhasil
bila pada usaha. seseorang mengalami kegagalan. Belajarlah dari kegagal itu
agar didapat gambaran yang lebih baik lagi;
Keenam; Teruslah berusaha,
terkamlah segala kesempatan yang ada, karena kesempatan itu tak datang untuk
kedua kalinya tidak ada pendobrak kegagalan yang sekuat nilai “Keuletan” .
Ingatlah filsofi air yang bias melubangi batu dengan tetesan yang
terus-menerus;
Ketujuh; Imbangi Keuletan
seseorang dengan pemikiran yg kreatif. Bila perjalanan seseorang terhalang oleh
batu cadas, seseorang tidak perlu membenturkan kepala untuk membuktikan bahwa
seseorang pantang Menyerah. Berhentilah sejenak dan pikirkanlah bagaiman cara mengata sinya.
Kedelapan; Carilah jalur
alternative; dan Jangan terpengaruh oleh kegagalan orang lain, tapi biarlah
keberhasilan orang lain memotivasi kita. Belajarlah dari kegagalan dan
kesalahan orang lain tanpa harus mengalaminya sendiri. Dengan cara itu seseorang
menghemat banyak sekali waktu dan energi seseorang yg sangat berharga.
Intinya, manusia harus
membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul sebagai suatu hal yang
wajar dan harus dihadapi, malah bukan menghindar atau melarikan diri dari
masalah. Kualitas kematangan mental seseorang dibangun dari fondasi yang kuat.
Orang sukses bukan tidak pernah gagal melainkan mereka tidak pernah menyerah.
Sikap tersebut memerlukan mentalitas yang gigih. Kalau seseorang mempunyai
kecendrungan mudah menyerah, maka langkah pertama-pertama yang paling penting
adalah mengakui kelemahannya. Dengan menyadarinya, seseorang akan lebih siap
dan bijak untuk memperbaikinya. Menerapkan sikap ulet, akan membawa kearah
kebenaran dan keselamatan, sikap kerja keras, akan menaikkan derajat dan
martabat wirausahawan. Karakteristik lainnya yang perlu dipahami dandipelajari
adalah adanya teknik mawas diri, umpan balik, tanggapan, ilmu pengetahuan,
keterampilan serta kerja keras dan ulet. Karakteristik wirausahawan yang baik
didalam berwirausaha adalah perjuangan yang menunjukan sikap, ulet, pekerja
keras, optimis dan enerjik didalam mengelola kegiatan usahanya. Wallahu
A'lam Bishowab.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti,
Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan; Penulis buku:
Manajemen Pengembngan Human Capital; Pengembangan Orgasisasi Lembaga
Pendidikan. Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan
Pendidikan; Perencanaan Pendidikan; Manajemen SDM Pendidikan. .Guru Besar
Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan
Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung
Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun
1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya
Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus
sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama
mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna
Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak
tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat.
Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1)
http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search?
q=buku+a.rusdiana+shopee&source (3) https://play.
google.com/store/books/author?id.