Dr. H. Dedi Nurhadiat, M.Pd.
Dr. H. Dedi Nurhadiat, M.Pd.
(Perolehan Harta Karun)
Oleh Dr. H. Dedi Nurhadiat, M.Pd.
(Komunitas Cinta Indonesia)
Tak sengaja penulis
menelusuri google dan youtube dengan menuliskan kalimat Pajaratan, Cisalak,
Subang. Munculah dua video di youtube. Video pertama isinya sekelompok remaja
berkumpul di samping bangunan situs Eyang Rangga Marta Yudha. Waktu itu adalah
hari Kamis malam Jumat. Pada waktu tengah malam itulah, para remaja melakukan
mediasi (mereka menyebutnya penarikan).
Penarikan itu maksudnya memasukkan Jin penghuni lokasi itu ke dalam tubuh manusia (media) untuk bisa diajak berkomunikasi. Mencari informasi lewat makhluk ghaib. Ternyata tidak semua makhluk di lokasi itu kooperatif, bahkan di antaranya ada yang ngamuk dan menyerang. Begitulah yang terekam di video youtube itu.
Terlepas dari benar dan
tidaknya adegan di video youtube tersebut. Tapi kemungkinannya sangat tipis
jika video itu dianggap sebagai skenario hiburan belaka. Di video yang kedua,
mereka menunjukkan sebuah prosesi mendapatkan gelang emas dengan corak hiasan
menyerupai permata warna hijau.
Gelang itu tampak jelas
diperoleh melalui ritual sederhana, tanpa media berupa ritual sesajen yang
rumit. Mereka tampak hanya menggunakan doa-doa di depan gerbang Istana Ghaib
(begitu katanya di video itu). Padahal Pintu Gerbang istana Ghaib di Pajaratan
yang mereka tunjukan, hanya berupa semak belukar. Ritual peragaan upaya
mendapatkan barang ghaib itu tampak sangat dramatis. Boleh dikatakan cukup
menegangkan.
Sayangnya adegan di kedua
video ini, tidak memiliki nilai-nilai pesan moral yang positif. Sangat berbeda
dengan pertunjukan mediasi di acara TV yang dipantau badan penyiaran KPHI. Di
video ini tidak ada kesimpulan dan pandangan pemuka masyarakat. Hanya tampak
seperti adegan adu kekuatan dengan makhluk supra natural, dibarengi gelak tawa
peserta yang hadir. Mungkin seiring waktu akan mempertimbangkan banyak hal.
Maklum ini karya remaja, yang diduga remaja Kampung Pasir Bungkil dekat Gardu
Sayang, Cisalak.
Setelah dikonfirmasi lewat
WA ternyata ada titik terang sbb: “Ma'af Kami dari PAMATIH SPIRITUAL TO THE
CREATOR CISALAK, SUBANG kalo mau diterbitkan mohon cantumkan nama itu maaf ya
pa sebelum nya...”
Setelah dicari di facebook
dan IG, tampaklah beberapa gambar kegiatan mereka, lengkap dengan logo dan beberapa
spanduk yang dibentangkan di berbagai lokasi berbeda. Tampaknya itulah lokasi
tempat mereka berkarya.
A. Video Pencerahan
Sebaiknya jika membuat
video di tempat keramat Eyang Rangga harus menjunjung tinggi harkat dan
martabat leluhur Sunda. Apalagi Eyang Rangga yang telah menorehkan sertifikat
sebagai aset sejarah nasional. Dan kini situs tersebut sudah resmi diakui
pemerintah sebagai aset sejarah NKRI. Sayangnya warga sekitar telah merusak
plang yang pernah dibuat. Atau mungkin bahannya mudah lapuk.
Sehingga wajar saja jika
para remaja team youtuber itu tidak mengungkapkan latar sejarah
lokasi. Karena diduga mereka itu hanya pendatang dari daerah lain.
Penulis belum sempat
wawancara lisan, hanya menelusuri jejak digital (dari penelusuran digital
muncul tulisan alamat, Pasirbungkil). Namun dari WA yang bisa dihubungi, mereka
menulis alamatnya dari RT 03 RW 03 Desa Cisalak. Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang.
Karena minimnya informasi
berupa tulisan yang ada di Pajaratan, juga informasi dari pemerintah setempat.
Bahkan banyak pejabat yang buta sejarah tentang situs di Pajaratan. Maka team
dari Pematih mengalami kendala informasi.
Atas dasar itulah, dari
mediasi pun pertanyaannya sangat standar dan umum. Hanya bertanya siapa kamu?
Kamu sudah lama ada di sini? Dan seterusnya.
Padahal jika team youtuber
ini berkarya dihubungkan dengan program Bupati mungkin sangat produktif. Karena
Bupati Subang Pak Ruhimat telah menanggapi usulan penulis untuk meningkatkan
pariwisata.
Respons Bupati Subang
terhadap usulan penulis. Terbukti dengan pelebaran Jalan Bukanagara. Jika team
youtuber Pematih mengangkat kisah tentang latar sejarah dibangunnya jalan oleh
Tuan Hopland bersama Eyang Rangga Marta Yudha. Mungkin saat mediasi akan
memperoleh informasi ghaib yang lebih lengkap. Informasi yang mengedukasi
masyarakat.
Diperlukan juga pandangan
budayawan dan agamawan tentang kekuatan ghaib. Sebab sering sekali Jin itu
mengaku sebagai arwah nenek moyang. Dengan gaya bicara dan bukti-bukti tentang
kemampuannya menerangkan silsilah dst. Karena Jin itu usianya sangat panjang.
Sehingga tahu silsilah masa lampau. Bahkan bisa menerangkan peristiwa sekian
abad yang lampau.
Dengan mengutip pandangan
para tokoh agama dan tokoh masyarakat. Maka informasi dari dunia ghaib menjadi
lengkap dan terfilter oleh informasi dari dunia nyata. Sebab Jin sering
berbohong dan memberi informasi sesat.
Dengan menghadirlan narasumber
lain, maka bisa mencerdaskan anak bangsa. Lewat edukasi diharapkan masyarakat
akan mendukung progran pemerintah yang sekarang ini berjalan. Seperti pelebaran
Jalan Bukanagara.
Sebab terbukti memperlebar
Jalan Bukanagara yang semula hanya bisa dilewati satu kendaraan kecil, kini
bisa dilewati bus, bahkan dua kendaraan bus sekaligus jika berpapasan. Walau
pembuatan jalan itu, baru dibangun ulang sekitar 8 s.d. 10 km saja. Lokasi tepatnya
di sekitar pemakaman keramat Eyang Ilat (makam keramat di Jalan Pedati,
Bukanagara).
Terlepas dari nilai
edukasi, video youtube, karya remaja yang tidak memperkenalkan diri tentang
identitasnya itu dinilai cukup menghibur dan dapat membuka mata pemerintah
setempat. Tampaknya pemerintah setempat belum menonton video itu. Semoga dengan
tulisan ini, dapat menggiring dan memotivasi pengembangan wilayah Pajaratan.
Jika keluarga besar Eyang
Rangga terbukti sudah mengupayakan situs itu hingga kini telah diakui di
tingkat Nasional, maka saatnya pemerintah daerah turun tangan. Membangkitkan
citra daerah sesuai porsinya.
Padahal pemerintah
kecamatan dan kelurahan Cisalak, Subang, sedang gigih membangun wisata desa.
Sayang Pajaratan terabaikan dan luput dari bidikan. Berkat video karya remaja
milineal yang diuraikan di atas, semoga Pajaratan jadi prioritas.
Karena pengembangan wisata
di lokasi lain hanya membuat lokasi wisata tanpa nilai sejarah
yang melegenda (biaya promosinya sangat mahal). Sedangkan Pajaratan tempat
dimakamkannya Eyang Rangga Marta Yudha. Tak membutuhkan biaya mahal untuk
mempopulerkannya. Lokasi ini sudah populer sejak lama. Karena nilai sejarahnya
cukup nyata. Bahkan mendunia. Karena tuan Hofland itu orang Belanda yang sukses
menjual hasil bumi ke Eropa. (Bisa dibuka di sejarah Perdagangan Eropah). Dan
Jasa Eyang Rangga Martayuda sangat tidak terhingga.
Lupakan dulu respons
pemerintah daerah. Kita kembali ke karya team youtuber. Para remaja lewat video
youtube, telah menunjukkan karya nyata. Berupa publikasi lokasi keramat di
situs bersejarah. Yaitu tentang adanya Gerbang Istana Ghaib di lokasi itu,
dilengkapi dengan perolehan harta karun berupa gelang emas bermata mutiara
warna hijau.
Bahkan konon di lokasi
tebing sekitar Waglo ada yang melihat harta karun dalam jumlah tak terhingga.
Sebaiknya ditelusuri nilai sejarahnya dari harta yang tertimbun itu. Mungkin
team youtuber bisa mengkaji tulisan ini. Dan kelak membuat karya yang lebih
baik, dan maslahat dunia akhirat.
B. Amalan Akhirat
Banyak jalan untuk
mendapatkan amalan yang berpaedah di dunia dan akhirat, seperti: pembuatan
konten youtube, pengerasan jalan utama, pembuatan jalan tembus, publikasi media
ekektronik, publikasi media cetak, media online. Semuanya bisa jadi jalan
ibadah. Suatu amalan yang tak terhingga nilai pahalanya.
Terdapat tujuh amalan yang
jika dilakukan maka pahalanya tidak terputus hingga akhirat. Ketujuh itu di
antaranya ilmu yang bermanfaat, anak yang saleh, sedekah jariyah, membuat
sungai mengalir dengan lancar, membangun jalan, mewariskan mushaf Alquran, dan
terakhir adalah menanam pohon.
Tampaknya membuat konten
youtube, membuat berita di medsos seperti FB, IG dan youtube merupakan ladang
amal terbaru, dan menginspirasi banyak orang.
Mungkin pahalanya berlipat
ganda, jika niatnya baik. Dan justru bisa menjadi dosa berlipat, jika itu
berupa hoax dan menjerumuskan. Audzubillah.
Ketua Ikatan Dai Indonesia
(Ikadi), Prof Ahmad Satori Ismail, mengatakan secara spesifik Rasulullah SAW
memerintahkan seluruh umat Muslim untuk menanam tanaman yang bermanfaat. Hal
ini sangat cocok dilakukan di musim penghujan saat ini. Untuk menghindari
longsor, dan banjir. Walau tulisan di Republika itu dibuat sudah lama. Yaitu
senin, 29 Jul 2019, 19:15 WIB. Terbukti saat ini awal Januari, tahun 2021,
tulisan itu masih bermanfaat.
Itulah pentingnya membuat
karya nyata. Walau berupa tulisan atau konten youtube. Seperti karya remaja
milenial di atas. Mengapa demikian? Jika seseorang meninggal dunia, maka
terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh" (HR. Muslim no. 1631).
Banyak alternatif amalan
yang bermanfaat. Menurut Imam al-Suyuti (911 H) ada 10 amal yang pahalanya
terus menerus mengalir, yaitu: 1) ilmu yang bermanfaat, 2) doa anak sholeh, 3)
sedekah jariyah (wakaf), 4) menanam pohon kurma atau pohon-pohon yang buahnya
bisa dimanfaatkan, 5) mewakafkan buku, kitab atau Al Quran, 6) berjuang dan
membela tanah air, 7) membuat sumur, 8) membuat irigasi, 9) membangun tempat
penginapan bagi para musafir, 10) membangun tempat ibadah dan belajar.
Hampir
semua karya tulis yang ada, kebanyakan hanya mengutif tulisan lama dan didaur
ulang, kurang futuristik. Padahal yang digandrungi remaja milenial di antaranya
berhubungan dengan ICT. Perlu kita pahami bermuamalah lewat dunia maya belum
banyak dituliskan. Belum banyak pula di videokan. Seperti karya remaja di atas.
Hadits riwayat Usman bin
Affan ra: "Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena mengharapkan
keridhaan Allah SWT, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga.
(H.R Bukhari dan Muslim). Apakah mesjid itu? Tentu jawabnya tempat beribadah.
Walau ada juga yang ke mesjid untuk tujuan lain seperti mencari jodoh, dan tak
jarang pula yang berniat untuk menukarkan sandal.
Sesungguhnya ladang untuk
menanamkan kebaikan itu, bukan hanya membangun mesjid saja. Seperti firman
Allah
"Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." [Al Maa-idah 2]
Mari kita tonton dulu
video di youtube di bawah ini
https://youtu.be/jnBUmRxgREQ https://youtu.be/3F7ataCskv4 https://youtu.be/_FtM1t2w2g0
Setelah menonton Video di
youtube di atas. Bukalah google maps tentang Situs Eyang
Rangga, Jawa Barat. https://vymaps.com/ID/Situs-Eyang-Rangga-3586850/
Coba cermati dan ambil
khikmah. Kita bisa membubuhkan komentar di kolom komentar. Atau kita share ke
media sosial milik kita. Ajak teman FB atau IG berkomentar bahkan untuk
mengunjunginya. Tentu dengan niat ibadah di jalan Allah.
Jika hal di atas belum
juga meningkatkan nilai spiritual kita. Mungkin video di bawah ini yang bisa
menyentuh nurani, untuk berkarya nyata. Jadi hanya dengan menonton video di
youtube dan berkomentar saja sudah merupakan jalan ibadah, apalagi jika kita
membangun jalan yang dungguhan. Semakin nyata bahwa semua perilaku kita bisa
jadi jalan ibadah.
Semakin kita yakini bahwa,
para remaja milenial dewasa ini, lebih banyak komunikasi lewat telefon genggam.
Bahkan mencari ilmu di era covid-19 termasuk sekolah formal, banyak mentransfer
ilmu lewat virtual, yang serba online.
Tulisan dan video di
naskah ini, mungkin bisa bermanfaat. Terutama jika ada tugas sekolah, bisa saja
video dan tulisan ini, dijadikan sebagai sumber acuan.
Biarkan saja orang lain
mengkritik sepedas apapun terhadap karya remaja milenial di atas ini. Sebab
hanya karya yang akan menjawabnya. Karya berikutnya mungkin saja lebih baik.
Mengkritik itu sangat
mudah. Tapi membuat karya sering takut di kritik. Jika hal itu terjadi tidak
akan membuahkan hasil. Maka semua remaja patut kita dorong.
Ayo viralkan tulisan ini,
lewat medsos, maka akan banyak orang yang membacanya, berkat jari yang kita
miliki. Urusan pahala hanya ada di Allah taala. Kita hanya punya niat baik dan
perbuatan saja sudah cukup. Wallahualam (DN)