Penulis Mochammad Altiar Farizki
Mochammad Altiar Farizki
Oleh
Mochammad Altiar Farizki
(12
IPS 3 SMAN 1 KOTA SUKABUMI)
Pernahkah kalian mendengar
atau mengetahui tentang kearifan lokal? Nampaknya kearifan lokal asing di telinga
kita, padahal sebagai warga Negara Indonesia kita harus mengetahui dan
memanfaatkan kearifan lokal secara maksimal. Indonesia merupakan Negara yang
besar yang pastinya mempunyai kearifan lokal yang sangat beragam pada setiap
daerah masing-masing. Namun apakah kita sudah sadar terhadap kearifan lokal dan
melestarikannya? Nampaknya sebagian masyarakat belum sadar dan bersikap cuek
terhadap kearifan lokal di Indonesia.
Menurut berbagai sumber literasi
yang saya baca kearifan lokal merupakan pandangan hidup kita terhadap
lingkungan serta bagaimana strategi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang
tentunya bermanfaat bagi masyarakat setempat. Kearifan lokal dapat dibedakan
menjadi dua bentuk yang pertama adalah wujud nyata (tangible) dan tidak
berwujud (intangible).
Contoh bentuk kearifan lokal
wujud nyata (tangible) seperti bangunan/rumah adat, patung, senjata
tradisional. Sedangkan contoh bentuk kearifan lokal tidak berwujud (intangible) adalah petuah,
pantun dan nyanyian. Selain itu kearifan lokal banyak memberikan manfaat bagi masyarakat
setempat. Salah satunya seperti bisa menambah
ilmu pengetahuan masyarakat melalui ajaran-ajaran nilai tradisi yang menambah
keterampilan masyarakat dalam membuat sesuatu. Seperti seni membatik yang
termasuk kearifan lokal.
Batik merupakan salah satu
hasil karya bangsa Indonesia yang diakui dan diapresiasi dunia serta UNESCO (Organisasi
Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Internasional). Kita patut bangga setelah
mengetahui hal tersebut, setiap daerah di Indonesia memiliki batik khas daerah masing-masing
yang tentunya kita harus berpartisipasi melestarikannya.
Di tengah era globalisasi
perkembangan batik di Indonesia mengalami perubahan serta memunculkan dampak
positif dan dampak negatif. Globalisasi telah membawa perubahan di berbagai
belahan dunia, tak terkecuali bagi Bangsa Indonesia. Perkembangan batik di
Indonesia di era globalisasi adalah memunculkan berbagai motif serta desain
yang unik dan menarik. Kita harus bangga terhadap batik buatan Indonesia yang
mendunia dengan kita mencitai produk
dalam negeri artinya kita meminimalisasi dampak negatif globalisasi yang
dikhawatirkan kita lebih mencitai produk asing dibandingkan produk dalam negeri.
Setelah mengetahui seni
membatik merupakan kearifan lokal, selanjutnya ada hutan larangan apakah hutan
larangan termasuk kearifan lokal? Hutan larangan merupakan salah satu kearifan
lokal di Indonesia. Hutan Larangan ini kadang dikaitkan dengan hal-hal mitos
dan seram yang ditunjukan untuk pendatang. Sebenarnya hutan larangan bertujuan
untuk menjaga agar hutan tetap lestari. Seperti yang kita ketahui hutan
merupakan sumber oksigen yang kita harus jaga keberadaannya serta hutan juga
tempat flora dan fauna hidup.
Dalam memanfaatkan kearifan
lokal kita harus mengenalinya dimulai dari lingkungan sekitar. Begitu banyak kearifan
lokal khas daerah masing-masing di Indonesia. Sebagai Warga Negara Indonesia
kita harus berpartisipasi untuk menjaga kearifan lokal agar tetap lestari, yang
tak kalah penting adalah kita harus bersyukur telah terlahir di Indonesia yang
memiliki kearifan lokal yang unik dan beragam.
KOTA SUKABUMI 31-1-2023