Roda yang Selalu Berputar

Penulis: Afifah Naila Nurul Hidayah

Dibaca: 705 kali

Afifah Naila Nurul Hidayah

Oleh Afifah Naila Nurul Hidayah

(10.5 SMAN 1 Kota Sukabumi)

 

Berbicara tentang roda kita semua tahu bagaimana bentuk roda bulat bukan? Dan menurutku itu erat dengan kehidupan mengapa karena roda sering digambarkan sebagai posisi hidup kita. Diibaratkan roda ada bagian atas dan bawah begitupun posisi kita kadang berada di titik teratas kadang juga berada di titik terendah. Begitu juga dengan hidup yang sekarang kita jalani proses panjang yang tak berujung sebelum ajal menjemput, sebelum Tuhan memanggil proses itu akan terus berlanjut. 

Saat berada di atas di titik kita merasa senang, bahagia, merasa dunia ini indah, sedang menikmati hidup, nyamannya suasana, mudahnya fasilitas akses, senyuman yang selalu merekah, canda tawa selalu teriring, merasa tak punya beban, hidup bebas tanpa kekangan, hati damai dan tentram, jarang ada gangguan datang, kemudahan yang tak terkira, ini titik yang kadang membuat lupa ada kalanya kita tidak merasakan itu semua.

Beralih ke bagian bawah saat di titik ini kita merasa sepi, berbeda dengan orang lain, tidak percaya diri, merasa Tuhan tidak adil, merasa diri kita rendah, merasa dunia itu pahit, segala beban tertanggung di bahu, tuntutan yang tak berujung, tak ada lagi ulasan senyum, tak ada lagi canda tawa, hanya hujan yang turun di pipi, kesepian sudah menjadi teman, merasa tidak ada orang yang peduli, seakan di dunia kita hidup sendiri.

Terus seperti itu perputarannya namun ada kalanya kita berada di titik bagian atas dengan sedikit lebih lama karena hadirnya sesuatu atau bahkan seseorang yang membawa perubahan dalam hidup dan membuat seakan lupa akan titik ter rendah. Kita juga bisa merasakan di titik bagian bawah dengan lebih lama karena sesuatu atau seseorang itu telah hilang atau pun pergi semua ada waktunya entah kapan datang dan entah kapan pergi atau hilang.

Manusia hanya sebagai penikmat saja bukan ada Sang Maha Pencipta yang mengatur semuanya kapan kita berada di titik atas atau pun titik bawah. Yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik menurut Tuhan, jadi ingat saja bahwa Tuhan punya rencana baik di balik semuanya. Jangan berkata Tuhan tak adil mengapa karena setiap manusia mempunyai porsi masing-masing dan Tuhan telah mengatur semuanya.

Sudah sepatutnya manusia bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan padanya, berada di posisi bawah atau pun atas itu semua telah diatur sedemikian rupa, itu semua terbaik bagi kita cobalah terima itu karunia Tuhan yang dianugerahkan kepada kita karena jika kita ada di posisi bawah ingat kita akan naik ke posisi atas dan jika kita di posisi atas maka ingat juga kita akan turun ke posisi bawah, semua tentang usaha dan waktu.

Sukabumi, Novemberan 2022

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...