Penulis: M. Dzikra Irawan
M. Dzikra Irawan
Oleh M. Dzikra
Irawan
(10.5
SMAN 1 KOTA SUKABUMI)
Hahhahahah
sekolah yang ku kira seru ternyata tak seperti yang ku kira walau sekolah yang
luas tapi tak seindah sekolah kecil ku yang dulu.
Setiap pagi ku hanya menyaksikan para
pelajar berlalu lalang pergi ke kelasnya masing-masing, setiap
pagi aku hanya termenung terdiam sambil menyaksikan para guru menjelaskan
pelajarannya.
Otak
ku terisi semua materi yang telah ku pelajari selama sembilan jam yang belum
tentu akan ku gunakan di masa mendatang, dipaksa
oleh keadaan untuk mempelajari hal yang belum tentu ku suka dan dipaksa untuk
mendapatkan nilai sempurna.
Hahahahahah
sungguh miris sekali yaa patokan manusia cerdas di Indonesia
ini, orang yang tak memiliki keahlian di
bidang matematika dibilang bodoh dan memiliki IQ rendah.
Sebaliknya orang yang memiliki keahlian
matematika dipuji dan dianggap pintar.
Setiap
hari ku hanya menghabiskan sekolah dengan termenung memikirkan keseruan yang
akan aku lakukan di luar sekolah, tapi itu
hanyalah khayalan semata. Nyatanya aku
setelah pulang sekolah aku hanya menjadi budak tugas mengerjakan tugas kelompok
sampai larut malam, ku harap semua
kegiatan itu telah selesai dan bisa beristirahat namun semua angan-
angan itu sirna seketika karena masih ada pekerjaan rumah yang tersisa.
Sampai
larut malam ku kerjakan semua pekerjaan itu hanya semata untuk mendapatkan
sebuah angka yang konon katanya angka tersebutlah yang menjadikan sebuah
patokan kesuksesan seseorang.
Pagi
buta ku terbangun untuk menjalankan ibadah kepada Tuhan,
ku persiapan semua kebutuhan untuk pergi mencari ilmu mungkin raga ku terbangun
tapi jiwa ku tertidur ntah sampai kapan dia tertidur karena lelahnya kehidupan
ini.
Seperti
pagi biasanya ku melihat para manusia berlalu lalang seperti boneka yang
digerakkan oleh tuannya, kemudian aku pun berpikir
apa yang membuat memikirkan suatu pertanyaan apa yang membuat mereka bersemangat
sekali sedangkan mereka akan berada seharian di sebuah gedung yang hampa ini.
Di
siang hari yang sangat cerah akhirnya otak dan tubuh ku diberi kesempatan untuk
beristirahat untuk mengisi kembali tenaga aku melihat ke jendela sambil
menghela nafas karena kelelahan dan sedikit meregangkan otot aku berfikir
apakah aku sanggup menyelesaikan apa yang telah aku mulai, aku
pun merenung sejenak sambil memikirkan pertanyaan tersebut, tak
terasa istirahat ku telah selesai tanpa aku bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Waktu
pun menunjukkan pukul empat sore itu waktunya tubuh dan pikiran ini
beristirahat dan pergi ke tempat ternyaman, namun
seperti biasanya itu hanyalah sebuah angan angan semata aku perlu melakukan
sebuah tugas yang belum ku selesaikan namun kali ini berbeda aku ditemani oleh
seseorang aku merasakan aura yang berbeda ketika berada bersamanya dia menemani
ku mengerjakan tugas sampai selesai, tak seperti biasanya ada seseorang yang
menemaniku tapi tak masalah selagi dia tidak mengganggu ku itu bukan urusan ku.
Keesokan
harinya seperti biasa namun tak ku sangka seseorang yang kemarin menemani kini
kembali menemani ku, aku pun mencoba berbicara sepatah kata padanya tak ku
sangka kepribadiannya yang hangat membuat ku merasa nyaman, aku
pun termenung berdiam diri sebentar dan bertanya kepada diri ku sendiri apakah
kehampaan di dalam diriku akan sirna dengan datangnya kehangatan yang membuat
hari-hari kembali berwarna?