Penulis: Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Sudah tidak dapat disangkal
lagi ogranisasi, perusahaan, instansi ataupun lembaga mengalami situasi
dilematis ketika pandemi
virus corona ini berakhir, maka wajah dunia akan nampak berbeda dari
sebelumnya. Pengembangan teknologi di pelbagai bidang tidak dapat
dihindari demi memudahkan aktivitas manusia, namun harus diselingi dengan
kontrol terhadap lingkungan alam. Dunia akan secara besar-besaran berubah dalam
taraf kemajuan setelah pandemi virus corona ini berakhir. Negara-negara yang
awalnya melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan penduduknya, maka secara
perlahan akan mulai mencoba untuk memproduksi sendiri kebutuhan-kebutuhan
tersebut agar tidak bergantung pada negara lain. Ini kemudian membuat negara
tersebut menjadi mandiri, tidak menyerahkan fungsi produksi pada negara
lain. Selanjutnya hal ini akan memudahkan distribusi dalam negerinya
sendiri, bagaimana penyaluran kebutuhan masyarakat, konektivitas perdagangan lokal,
dan menguatkan relasi antar daerah dalam satu negara untuk meningkatkan
interaksi perdagangannya.
Lebih parahnya lagi ketika para
karyawan tersebut terdemotivasi dan bekerja sekedar ‘berpura-pura bekerja’,
maka kinerja perusahaan atau instansi tersebut tambah runyam dan tambah tidak
mampu menjamin kecukupan gaji para karyawannya. Ini adalah syirkah
(persyarikatan) yang dicabut keberkahannya karena kedua belah pihak saling
berkhianat terhadap yang lain. Bagaimana mengatasi situasi seperti ini? Tambahan modal untuk perusahaan
atau injeksi dana program untuk instansi? Ganti SDM dengan SDM yang berkualitas? Sebtulnya
masalahnya bukan di modal/dana program ataupun di SDM. Bila budaya kerja tetap,
tambahan modal atau dana dan bahkan tambahan SDM berkwalitas-pun hanyalah
ibarat menggarami lautan tidak akan berdampak.
Dilematis tersebut, sudah
barang tentu membutuhkan apa yang disebut passion capital. Passion
Capital bukan uang dan bukan juga orang, passion capital adalah
asset yang tidak kelihatan tetapi tidak dan tak ternilai harganya. Sulit menggambarkan passion capital
ini dalam bahasa Indonesia, karena terjemahan passion adalah semangat,
nafsu, cinta, keinginan besar dst. Kalau saya terjemahkan menjadi modal
semangat, maka bukan itu maksudnya passion capital. Modal Semangat lebih
menyerupai modal dengkul atau kalau dalam bahasa Inggris disebut sweat
equity (Modal Keringat).
Lebih mudahnya saya beri contoh
saja, banyak produk atau karya yang luar biasa di sekitar kita yang terlahir
dari adanya passion capital itu. Untuk computer atau gadget misalnya,
ada Apple yang satu produknya saja seperti iPhone 5 bisa langsung mendongkrak
GDP negaranya yang lagi terpuruksaking besarnya penjualan produk tersebut di
seluruh dunia.
Pertanyaanya, bagaimana kita
bisa membangun kembali gairah kerja atau mengumpulkan passion capital
ini dalam suatu lembaga/instansi atau perusahaan? Muhaimin Iqbal (2013),
memberikan solusi dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
Pertama Keyakinan; Karya kita adalah cerminan keyakinan kita.
Bila kita yakin dengan apa yang kita lakukan akan membawa kebaikan pada diri
kita juga, maka kita akan cenderung bisa berbuat yang maksimal. Dalam Islam
pekerjaan kita juga bagian dari ibadah, kalau ini saja kita yakini maka
insyaallah kita tidak akan menyia-nyiakan puluhan tahun waktu kita hanya untuk
“berpura-pura bekerja”!
Kedua Budaya; Budaya adalah hasil dari suatu prosestidak
terjadi secara ujug-ujug. Seorang pegawai hanya ‘berpura-pura bekerja…’ karena
lingkungannya juga mendukung terjadinya hal itu. Proses harus dilawan dengan
proses juga, artinya diperlukan upaya keras untuk bisa merubah lingkungan
budaya.
Ketiga Keberanian; Untuk membuat perubahan besar diperlukan
keberanian, keberanian untuk melawan budaya yang buruk, keberanian untuk
melawan keragu-raguan dan keberanian untuk gagal. Keberhasilan bukan sesuatu
yang final dan kegagalanpun bukan sesuatu yang fatal, keberanian untuk terus
mencoba dan mencoba yang akan menjadi pembedanya.
Keempat Pembeda; Bila Anda hanya berbuat yang sama dengan
yang dilakukan oleh lingkungan Anda, bila Anda hanyalah produk lingkungan
Andamaka dunia tidak akan mengenal Anda. Dibutuhkan karya nyata Anda yang tidak
biasa-biasa saja, yang akan membedakan Anda dari lingkungan Andajangan
sia-siakan usia hanya untuk ‘berpura-pura berkarya’ waktunya untuk
sungguh-sungguh bekerja dan berkarya!
Kelima Sumber Daya; Tidak terkira sumber daya yang ada di
sekitar Anda, sebagian mungkin sudah Anda kenali sebagian mungkin masih belum
Anda kenali. Sukses Anda tergantung juga dengan kemampuan Anda untuk menggali
sumber daya yang ada di sekitar Anda, baik yang sudah Anda kenali maupun yang
belum Anda kenaliyang masih bisa terus digali.
Keenam Strategi; Strategi adalah jabaran dari visi Anda,
tanpa strategy Visi Anda hanyalah mimpi. Dengan strategi Anda akan bisa
melihat bagaimana visi Anda terwujud, langkah demi langkah. Strategi yang
diimplementasikan dalam langkah-langkah yang nyata akan membawa Anda pada jalan
kemenangan yang dekat, bekerja tanpa strategi memang hanya menghasilkan kerja
yang ‘pura-pura kerja’banyak kesibukan tetapi tidak membawa pada kemenangan
(hasil).
Ketujuh Konsisten/Istiqomah; Tidak ada yang menjamin bahwa
perjuangan Anda akan langsung berhasil, tetapi dengan keyakinan yang kuat,
keberanian yang tinggi, sumber daya yang cukup, strategy yang implementatif,
maka tinggal masalah waktu saja sebelum kemenangan besar yang insyaallah akan
Anda peroleh. Kegagalan Anda hanyalah kemenangan yang tertunda, sejauh Anda
terus mencobamaka kemenangan itupun akan tiba juga waktunya.
Dengan tujuh lamgkah tersebut di atas, seperti apapun bentuk dan
lingkungan kerjanya. Insya Allah Anda akan bisa merubahnya, toh masih ada waktu
untuk Anda merubahnya, setidaknya mulai dari diri Anda. Berhenti berpura-pura
bekerja, mulailah bersungguh-sungguh dalam kerja, insyaallah Anda akan bisa
mencapai derajat Ihsan "mencapai lebih dari yang diwajibkan", atau
dalam bahasa Inggris disebut ABCD (Above and Beyond the Course of Duty). Insya
Allah!
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhkkti, Penulis
buku: Manajemen Pengembngan Human Capital; Kewirausahaan Teori dan Praktek;
Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Pengembangan Perencanaan Pendidikan;
Manajemen SDM Pendidikan. .Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung
Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan
Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan
Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa,
melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang
didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan,
kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya
tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina
dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C.
Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan.
Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di
akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/search? q=buku+a.rusdiana+shopee&source (3)
https://play. google.com/store/books/author?id.