Bagaimana Membangun Passion Capital? Untuk mencapai Kinerja A-B-C-D

Penulis: Ahmad Rusdiana

Dibaca: 252 kali

Ahmad Rusdiana

Oleh Ahmad Rusdiana

 

Sudah tidak dapat disangkal lagi ogranisasi, perusahaan, instansi ataupun lembaga mengalami situasi dilematis ketika pandemi virus corona ini berakhir, maka wajah dunia akan nampak berbeda dari sebelumnya. Pengembangan teknologi di pelbagai bidang tidak dapat dihindari demi memudahkan aktivitas manusia, namun harus diselingi dengan kontrol terhadap lingkungan alam. Dunia akan secara besar-besaran berubah dalam taraf kemajuan setelah pandemi virus corona ini berakhir. Negara-negara yang awalnya melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan penduduknya, maka secara perlahan akan mulai mencoba untuk memproduksi sendiri kebutuhan-kebutuhan tersebut agar tidak bergantung pada negara lain. Ini kemudian membuat negara tersebut menjadi mandiri, tidak menyerahkan fungsi produksi pada negara lain. Selanjutnya hal ini akan memudahkan distribusi dalam negerinya sendiri, bagaimana penyaluran kebutuhan masyarakat, konektivitas perdagangan lokal, dan menguatkan relasi antar daerah dalam satu negara untuk meningkatkan interaksi perdagangannya.

Lebih parahnya lagi ketika para karyawan tersebut terdemotivasi dan bekerja sekedar ‘berpura-pura bekerja’, maka kinerja perusahaan atau instansi tersebut tambah runyam dan tambah tidak mampu menjamin kecukupan gaji para karyawannya. Ini adalah syirkah (persyarikatan) yang dicabut keberkahannya karena kedua belah pihak saling berkhianat terhadap yang lain. Bagaimana mengatasi situasi seperti ini? Tambahan modal untuk perusahaan atau injeksi dana program untuk instansi? Ganti SDM dengan SDM yang berkualitas? Sebtulnya masalahnya bukan di modal/dana program ataupun di SDM. Bila budaya kerja tetap, tambahan modal atau dana dan bahkan tambahan SDM berkwalitas-pun hanyalah ibarat menggarami lautan tidak akan berdampak.

Dilematis tersebut, sudah barang tentu membutuhkan apa yang disebut passion capital. Passion Capital bukan uang dan bukan juga orang, passion capital adalah asset yang tidak kelihatan tetapi tidak dan tak ternilai harganya. Sulit menggambarkan passion capital ini dalam bahasa Indonesia, karena terjemahan passion adalah semangat, nafsu, cinta, keinginan besar dst. Kalau saya terjemahkan menjadi modal semangat, maka bukan itu maksudnya passion capital. Modal Semangat lebih menyerupai modal dengkul atau kalau dalam bahasa Inggris disebut sweat equity (Modal Keringat).

Lebih mudahnya saya beri contoh saja, banyak produk atau karya yang luar biasa di sekitar kita yang terlahir dari adanya passion capital itu. Untuk computer atau gadget misalnya, ada Apple yang satu produknya saja seperti iPhone 5 bisa langsung mendongkrak GDP negaranya yang lagi terpuruksaking besarnya penjualan produk tersebut di seluruh dunia.

Pertanyaanya, bagaimana kita bisa membangun kembali gairah kerja atau mengumpulkan passion capital ini dalam suatu lembaga/instansi atau perusahaan? Muhaimin Iqbal (2013), memberikan solusi dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

Pertama Keyakinan; Karya kita adalah cerminan keyakinan kita. Bila kita yakin dengan apa yang kita lakukan akan membawa kebaikan pada diri kita juga, maka kita akan cenderung bisa berbuat yang maksimal. Dalam Islam pekerjaan kita juga bagian dari ibadah, kalau ini saja kita yakini maka insyaallah kita tidak akan menyia-nyiakan puluhan tahun waktu kita hanya untuk “berpura-pura bekerja”!

Kedua Budaya; Budaya adalah hasil dari suatu prosestidak terjadi secara ujug-ujug. Seorang pegawai hanya ‘berpura-pura bekerja…’ karena lingkungannya juga mendukung terjadinya hal itu. Proses harus dilawan dengan proses juga, artinya diperlukan upaya keras untuk bisa merubah lingkungan budaya.

Ketiga Keberanian; Untuk membuat perubahan besar diperlukan keberanian, keberanian untuk melawan budaya yang buruk, keberanian untuk melawan keragu-raguan dan keberanian untuk gagal. Keberhasilan bukan sesuatu yang final dan kegagalanpun bukan sesuatu yang fatal, keberanian untuk terus mencoba dan mencoba yang akan menjadi pembedanya.

Keempat Pembeda; Bila Anda hanya berbuat yang sama dengan yang dilakukan oleh lingkungan Anda, bila Anda hanyalah produk lingkungan Andamaka dunia tidak akan mengenal Anda. Dibutuhkan karya nyata Anda yang tidak biasa-biasa saja, yang akan membedakan Anda dari lingkungan Andajangan sia-siakan usia hanya untuk ‘berpura-pura berkarya’ waktunya untuk sungguh-sungguh bekerja dan berkarya!

Kelima Sumber Daya; Tidak terkira sumber daya yang ada di sekitar Anda, sebagian mungkin sudah Anda kenali sebagian mungkin masih belum Anda kenali. Sukses Anda tergantung juga dengan kemampuan Anda untuk menggali sumber daya yang ada di sekitar Anda, baik yang sudah Anda kenali maupun yang belum Anda kenaliyang masih bisa terus digali.

Keenam Strategi; Strategi adalah jabaran dari visi Anda, tanpa strategy Visi Anda hanyalah mimpi. Dengan strategi Anda akan bisa melihat bagaimana visi Anda terwujud, langkah demi langkah. Strategi yang diimplementasikan dalam langkah-langkah yang nyata akan membawa Anda pada jalan kemenangan yang dekat, bekerja tanpa strategi memang hanya menghasilkan kerja yang ‘pura-pura kerja’banyak kesibukan tetapi tidak membawa pada kemenangan (hasil).

Ketujuh Konsisten/Istiqomah; Tidak ada yang menjamin bahwa perjuangan Anda akan langsung berhasil, tetapi dengan keyakinan yang kuat, keberanian yang tinggi, sumber daya yang cukup, strategy yang implementatif, maka tinggal masalah waktu saja sebelum kemenangan besar yang insyaallah akan Anda peroleh. Kegagalan Anda hanyalah kemenangan yang tertunda, sejauh Anda terus mencobamaka kemenangan itupun akan tiba juga waktunya.

Dengan tujuh lamgkah tersebut di atas, seperti apapun bentuk dan lingkungan kerjanya. Insya Allah Anda akan bisa merubahnya, toh masih ada waktu untuk Anda merubahnya, setidaknya mulai dari diri Anda. Berhenti berpura-pura bekerja, mulailah bersungguh-sungguh dalam kerja, insyaallah Anda akan bisa mencapai derajat Ihsan "mencapai lebih dari yang diwajibkan", atau dalam bahasa Inggris disebut ABCD (Above and Beyond the Course of Duty). Insya Allah!

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhkkti, Penulis buku: Manajemen Pengembngan Human Capital; Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Pengembangan Perencanaan Pendidikan; Manajemen SDM Pendidikan. .Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search? q=buku+a.rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/store/books/author?id.

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...