TIDAK RAGU MENJALIN HUBUNGAN BERINTERAKSI DENGAN KOMUNUNIKASI: Kompetensi Menuju Manajer Kewirausahaan Sukses*)

Penulis Ahmad Rusdiana

Dibaca: 256 kali

Ahmad Rusdiana

Oleh Ahmad Rusdiana

 

Menjalin relasi sangat penting bagi sifat bisnis yang melibatkan komunikasi. Sebuah penelitian menyebut kepemimpinan yang tidak efektif dapat merugikan perusahaan lebih dari sekadar moral. Kunci kesuksesan organisasi adalah kemampuan pemimpin dalam berkomunikasi bukan sekadar kemampuan menyampaikan pendapat. G.Riley Mills, menyebut, "kemampuan berkomunikasi dengan kejelasan tujuan adalah kunci kesuksesan pribadi dan profesional.” Ungkapan tersebut menjadi alasan mengapa komunikasi kepemimpinan yang efektif sangat penting?. Jika pemimpin tertarik untuk meningkatkan kemampuan komunikasi menjadi lebih efektif. Ada delapan keterampilan komunikasi yang dibutuhkan diantaranya:

Pertama; Kemampuan menyesuaikan gaya komunikasi; Gaya komunikasi yang berbeda adalah penyebab komunikasi buruk yang paling sering terjadi. Menurut Economist Intelligence Unit, gaya komunikasi yang buruk dan dapat menyebabkan masalah yang lebih signifikan, seperti prioritas yang tidak jelas dan peningkatan stres. Oleh sebab itu, pemimpin sebaiknya mampu mengidentifikasi gaya kepemimpinan, sehingga dapat lebih memahami bagaimana sebaiknya berinteraksi dengan karyawan. Jika seorang pemimpin memiliki kewibawaan, kemungkinan besar mereka memiliki visi yang jelas untuk mencapai kesuksesan dan menyelaraskan anggota timnya.

Kedua: Kemampuan menjadi active listener; Para pemimpin yang efektif tahu kapan mereka perlu berbicara dan, yang lebih penting, kapan mereka perlu mendengarkan. Tunjukkan bahwa pemimpin memiliki kepedulian dengan meminta pendapat, ide, dan umpan balik karyawan. Dan ketika mereka berbagi, terlibat secara aktif dalam percakapan ajukan pertanyaan, undang mereka untuk menguraikan, dan membuat catatan. Menjadi pendengar aktif (active listener) bukan hal mudah. Pemimpin sebaiknya menghindari interupsi ketika karyawan mengungkapkan pendapatnya. Tetap fokus pada karyawan dan apa yang mereka katakan. Untuk mencapai itu, pemimpin juga perlu menghilangkan gangguan, misalnya bermain handphone dan interupsi lainnya. 

Ketiga:Transparansi; Dalam sebuah survei oleh American Management Association, lebih dari sepertiga manajer senior, eksekutif, dan karyawan mengatakan mereka "hampir tidak pernah" tahu apa yang terjadi di perusahaan. Hal tersebut menihilkan adanya transparansi. Para pemimpin dapat membangun kepercayaan di antara tim mereka dan menumbuhkan lingkungan di mana karyawan merasa diberdayakan untuk berbagi ide dan berkolaborasi. Mengakui kesalahan saja dapat mendorong eksperimen dan menciptakan ruang yang aman untuk pemecahan masalah secara aktif. Setiap individu harus memahami peran yang mereka mainkan dalam kesuksesan perusahaan. Semakin transparan pemimpin, semakin mudah bagi karyawan untuk membuat hubungan itu.

Keempat: Kejelasan komunikasi; Faktor kejelasan dalam cara berkomunikasi jadi kunci penting. Ketika berkomunikasi dengan karyawan, bicaralah secara spesifik. Jelaskan paparan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh karyawan. Semakin jelas disampaikan, maka semakin sedikit kebingungan yang dialami karyawan. 

Kelima; Kemampuan mengajukan pertanyaan terbuka; Apabila pemimpin ingin memahami motivasi, pemikiran, dan tujuan karyawan dengan lebih baik, mulai berlatih untuk mengajukan pertanyaan terbuka. Jennifer Currence, presiden perusahaan konsultan The Currence Group, mengatakan kepada Society of Human Resource Management untuk menggunakan akronim TED, yang merupakan singkatan dari: (T): Tell me more atau ceritakan lebih banyak; (E): Explain what you mean atau jelaskan maksudmu; (D): Define that term or concept for me atau tentukan pengertian atau konsep untuk saya

Contoh kalimat pertanyaan terbuka di atas secara tidak langsung akan mengiring karyawan atau lawan bicara untuk menjelaskan secara lebih mendetail. 

Kenam: Empati; Tak sedikit pemimpin yang kehilangan kewibawaan karena kurang mengasah empati. Dalam keterampilan berkomunikasi, empati menduduki peringkat teratas dalam suksesnya komunikasi. Semakin baik pemimpin mengakui dan memahami perasaan, serta pengalaman karyawan, mereka semakin merasa didengar dan dihargai perasaannya. Dalam survei tahun 2018 berjudul State of Workplace Empathy, hasilnya menyebut 96 persen responden mengungkapkan pentingnya bagi pemimpin untuk menunjukkan empati, namun 92 persen mengklaim sikap berempati diremehkan. Jika pemimpin ingin meningkatkan komunikasi dan membangun budaya yang lebih kuat dan produktif, berlatihlah menanggapi dengan empati.

Ketujuh: Keluwesan berkomunikasi lewat bahasa tubuh; Komunikasi bukan hanya apa yang ingin dikatakan; melainkan perlu adanya penyesuaian atau pembawaan diri. Menurut pelatih eksekutif Darlene Price, sebanyak 93 persen dampak komunikasi berasal dari isyarat nonverbal. Untuk memastikan pesan sampai dengan tepat, fokuslah pada bahasa tubuh. Jika pemimpin mencoba menginspirasi seseorang, berbicara dengan kepalan tangan dan alis yang berkerut tidak akan mengirimkan pesan yang tepat. Alih-alih, lakukan kontak mata untuk membangun minat dan hubungan baik dan tunjukkan senyum tulus untuk menyampaikan kehangatan dan kepercayaan.

Kedelapan: Kemampuan menerima dan menerapkan umpan balik; Meminta umpan balik dari anggota tim tidak hanya dapat membantu dalam perkembangan sebagai pemimpin, tetapi juga membangun kepercayaan di antara rekan kerja. Namun demikian, penting bagi seorang pemimpin untuk tidak hanya mendengarkan umpan balik. Pemimpin sebaiknya memiliki rencana aksi untuk menindaklanjutinya. Perlu adanya keseriusan dari pemimpin untuk terus melakukan tindak lanjut terkait masukan yang didapatkan untuk perubahan. 

Alat pemimpin yang paling kuat adalah memiliki kemampuan berkomunikasi". Komunikasi yang efektif menjadi bagian vital dalam sebuah perusahaan, mampu menggiring orang untuk mendapatkan kepercayaan, menyelaraskan upaya dalam mengejar tujuan, dan menginspirasi perubahan positif. Bukankah? Nabi Muhammad SAW, sukses dalam menjalankan misi aktivitas usaha dan dakwahnya tidak dapat dipisahkan dari kemampuan komunikasi yang beliau miliki. Melalui hadits beliau yang berbunyi “Khaatibunnaasa ‘ala qadri ‘uqulihim”, berkomunikasilah kepada manusia sesuai dengan kemampuan akalnya. Begitu juga seorang manajer kewirausahaan memerlukan orang-orang yang efektif mengomunikasikan visi ushanya, membimbing tim, dan memengaruhi perubahan.

Wallahu A'alam Bishowab.

 

*) Tulisan ini merupakan Pengembangan ke-5 dari "Ingin Jadi Manajer Kewirausahaan  Sukses?" yang sempat terpotong oleh "Tenacity: Karakteristik Motivasi Wirausaha yang Terlupakan".

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan; Penulis buku: Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen. Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/store/books/author?id.

 

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...