Penulis: Ade Fathurahman
Ade Fathurahman
Oleh Ade
Fathurahman
(Kesiswaan SMAN 1
Kota Sukabumi)
Perubahan kurikulum
saat ini beserta kondisi de facto proses pemebelajaran di persekolahan
mulai dari pra sekolah (PAUD dan TK) hingga SMA yang didominasi PJJ/daring memerlukan
perhatian khusus dalam pelaksanaannya.
Perhatian yang dibutuhkan, bukan hanya pada suksesi ketuntasan pembelajaran yang tertera pada angka-angka yang tertera di buku laporan pendidikan dan ijazah saja, melainkan terlestarikannya kearifan lokal yang selayaknya tetap terjaga. Untuk kepentingan pelestarian kearifan lokal tersebut, maka setiap satuan pendidikan, selain mengikuti peringatan Hari Bahasa Ibu sepertinya memiliki momen tertentu yang sengaja dijadikan media pembiasaan bagi peserta didik beserta civitas akademika lainnya.
Di SMAN 1 Kota
Sukabumi, sudah sejak bertahun-tahun lalu Program 5S (senyum, sapa, salam, sopan,
dan santun) digiatkan. Program 5S ini menjadi ruh bagi seluruh proses
pembelajaran pada aspek pengenalan diri semua civitas akademika sebagai makhluk
budaya yang mendiami suatu komunitas budaya masyarakat Indonesia. Lebih
khususnya bahwa SMAN 1 Kota Sukabumi, merupakan bagian dari masyarakat
Sukabumi, Jawa Barat, bahkan Indonesia yang memiliki kearifan lokal yang harus
dijaga. Salah satu di antaranya termaktub dalam moto dan senantiasa disosialisasikan
dalam interaksi sosial di sekolah ini, yakni dalam Program 5S. Harapannya tentu
saja program ini juga bersinergi dengan pola pembinaan yang ada di dalam
keluarga inti masing-masing pribadi seluruh civitas akademika juga pranata sosial
yang ada di masyarakat kita.
Berkenaan dengan
dengan Profil Pelajar Pancasila yang menjadikan Sekolah Penggerak sebagai pilot
project-nya, maka Program 5 S ini diharapkan memenuhi harapan yang termaktub
dalam Profil Pelajar Pancasila yang salah satunya memiliki karakteristik
“Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak Mulya”.
Aspek afektif yang
senantiasa termaktub pada setiap kurikulum kita, walau sudah mengalami beberapa
kali perubahan ini pun secara de facto
dan de jure akan senantiasa menjadi
perhatian sebagai orientasi proses pembelajaran pada satuan-satuan pendidikan,
khususnya pada jenjang pendidikan pra sekolah, dasar, dan menengah. Sampai saat
ini pun, dalam perumusan dari tingkat pusat hingga lokal, bahkan pada visi dan
misi sekolah, nyaris orientasi pembelajaran yang dituju senantiasa berkenaan
dengan aspek afektif ini. Artinya, aspek ini masih menjadi bagian yang tak
terpisahkan sebagai standar ketuntasan pembelajaran.
SMAN 1 Kota
Sukabumi sebagai salah satu Sekolah Penggerak pun menjadi agak terbantu untuk
pemenuhan orientasi hasil belajar pada aspek apektif ini (baca: melahirkan
siswa/i yang “Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak Mulya”), karena
bersinergi dengan Program 5S yang sudah dan sedang serta diharapkan akan tetap
menjadi bagian yang terintegrasi pada setiap proses pembelajaran yang kita laksanakan.
Maksudnya semua civitas akademika di SMAN 1 Kota Sukabumi berupaya
mensinergikan Prokes 5M yang bernuansi physical distancing dengan tetap
bersemangat mensukseskan Program 5S yang dimodifikasi sesuai era pandemi.
Pada kajian yang
lebih mendalam antara pembumian karakter berakhlak mulia, sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila, seluruh civitas akademika tetap menganggap bahwa Senyum,
Sapa, dan Salam serta Sopan dan Santun adalah proses pembelajaran pembiasaan
yang harus tetap digalakkan pada keseluruhan proses pembelajaran yang di antaranya
di dalam visi sekolah berorientasi pada kekinian, yang mewujudkan siswa/i yang
berdaya saing global.
Siswa/i yang
berdaya saing global yang dimaksud adalah siswa/i yang juga tetap berbudaya
lingkungan, lingkungan yang tentu saja meliputi lingkungan fisik, maupun sosial.
Mengejawantahkan Visi SMAN 1 Kota Sukabumi “Mewujudkan Insan yang Berakhlak
Mulya, Pembelajar Sepanjang Hayat, Unggul, Berdaya Saing Global serta Berbudaya
Lingkungan”. (sman1sukabumi.sch.id
- SMA N 1 Sukabumi | Visi dan Misi).
Pada akhirnya tantangan
untuk melahirkan solusi terbaik pada proses pembelajaran era pandemi yang
bernuansi Pengetatan Prokes (5M) bersinergi dan saling melengkapi
(komplementer) dengan Program Kesiswaan Bidang Afektif (akhlak mulya) yang
dikemas dengan moto 5S.
Sukabumi, Akhir Februari
2022