Penulis: Drs. KAMAJAYA, M.Pd
Drs. KAMAJAYA, M.Pd
Oleh Drs. KAMAJAYA, M.Pd
(Komunitas Cinta Indonesia/KACI
#PASTI BISA)
Istilah DUDI di kalangan
dunia SMK sangat familiar karena sering disampaikan secara terus menerus
dan berkesinambungan terutama
saat berbicara terkait
dengan masalah praktek
kerja industri (prakerin) dan dalam usaha penempatan calon alumni/alumni
SMK untuk bekerja.
DUDI atau Dunia Usaha dan Industri merupakan
tempat proyeksi calon alumni/alumni untuk bisa bekerja. DUDI mengandung dua pengertian yang berbeda DU (Dunia Usaha) dan DI (Dunia Industri).
Umumnya pihak SMK dalam mengarahkan atau
menempatkan alumninya di DI (Dunia
Industri) untuk bisa bekerja di berbagai
Industri Multi Nasional yang tersebar di Kawasan Industri yang mampu menyerap
alumninya, namun mereka lupa untuk mengarahkannya juga di DU (Dunia
Usaha) supaya mereka mampu berwirausaha mandiri, di mana dalam penanganan masalah DU ini hampir luput dari perhatian SMK saat alumni harus mulai
mencari lapangan kerja.
Padahal bila pihak SMK memiliki perhatian yang
sama dalam usaha menempatkan para alumninya
di DU untuk bekerja
seperti halnya di DI, maka akan berdampak sangat besar terhadap penyerapan para calon alumni/alumni SMK untuk bisa bekerja, karena
daya serap di Dunia Usaha tidak terbatas asalkan para alumni
tersebut memiliki minat yang kuat dan mau menjadi seorang entrepreneur pasti bisa bekerja, tidak seperti halnya di Dunia
Industri yang sangat terbatas kapasitas daya serapnya sehingga menyulitkan para
alumni untuk memperoleh bidang pekerjaan yang
dikehendakinya.
Bila dari sejak awal sistem pendidikan di SMK
sudah diarahkan untuk mencetak para wirausahawan muda (The young entrepreneruship) seperti masuknya mapel Produk Kreatif
dan Kewirausahaan (PKK) dalam kurikulum yang sampai saat
ini masih belum mampu menghasilkan wirausahawan muda bukan berarti usaha
menciptakannya tidak berhasil, hanya saja penguatan faktor pendukung pada
bidang kegiatan kewirausahaan lainnya belum tumbuh bersamaan, seperti misalnya
kegiatan berupa ajang lomba terkait masalah wirausaha bagi siswa SMK belum
secara menyeluruh dilakukan, atau stimulan yang dapat merangsang siswa SMK
untuk secara aktif dan kreatif membangun wirausaha
masih belum menjadi
prioritas program pemberdayaan siswa SMK,
dan lain-lain program
yang sifatnya dapat merangsang siswa SMK untuk berwirausaha belum digalakkan
secara tersistem.
Bukan hal yang mustahil ke depan dalam penanganan calon alumni/alumni SMK untuk bisa bekerja di DU ditangani secara serius akan sangat memberikan harapan besar
bagi masa depan mereka untuk menjadi The
young entrepreneurship yang berhasil dan sukses di kemudian hari.
Semoga ke depan
pengelola SMK mulai dari tingkat pusat sampai satuan pendidikan memiliki
perhatian serius dalam usaha penanganan siswa SMK untuk bisa bekerja di DU dengan tetap menjaga dan
mempertahankan saluran lainnya di DI,
sehingga masalah supply and demand atau masalah
jumlah lulusan yang sangat besar dengan daya tampung lapangan
kerja yang terbatas tidak menjadi hambatan berarti
dalam usaha menempatkan para alumni SMK untuk bisa bekerja. ***