ISTILAH DUNIA USAHA DAN INDUSTRI (DUDI)

Penulis: Drs. KAMAJAYA, M.Pd

19 Apr 2020, dalam 5 tahun. Dibaca: 8195 kali

Drs. KAMAJAYA, M.Pd

Oleh Drs. KAMAJAYA, M.Pd

(Komunitas Cinta Indonesia/KACI #PASTI BISA)

 Istilah DUDI di kalangan dunia SMK sangat familiar karena sering disampaikan secara terus menerus dan berkesinambungan terutama saat berbicara terkait dengan masalah praktek kerja industri (prakerin) dan dalam usaha penempatan calon alumni/alumni SMK untuk bekerja.

DUDI atau Dunia Usaha dan Industri merupakan tempat proyeksi calon alumni/alumni untuk bisa bekerja. DUDI mengandung dua pengertian yang berbeda DU (Dunia Usaha) dan DI (Dunia Industri).

Umumnya pihak SMK dalam mengarahkan atau menempatkan alumninya di DI (Dunia Industri) untuk bisa bekerja di berbagai Industri Multi Nasional yang tersebar di Kawasan Industri yang mampu menyerap alumninya, namun mereka lupa untuk mengarahkannya juga di DU (Dunia Usaha) supaya mereka mampu berwirausaha mandiri, di mana dalam penanganan masalah DU ini hampir luput dari perhatian SMK saat alumni harus mulai mencari lapangan kerja.

Padahal bila pihak SMK memiliki perhatian yang sama dalam usaha menempatkan para alumninya di DU untuk bekerja seperti halnya di DI, maka akan berdampak sangat besar terhadap penyerapan para calon alumni/alumni SMK untuk bisa bekerja, karena daya serap di Dunia Usaha tidak terbatas asalkan para alumni tersebut memiliki minat yang kuat dan mau menjadi seorang entrepreneur pasti bisa bekerja, tidak seperti halnya di Dunia Industri yang sangat terbatas kapasitas daya serapnya sehingga menyulitkan para alumni untuk memperoleh bidang pekerjaan yang dikehendakinya.

Bila dari sejak awal sistem pendidikan di SMK sudah diarahkan untuk mencetak para wirausahawan muda (The young entrepreneruship) seperti masuknya mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) dalam kurikulum yang sampai saat ini masih belum mampu menghasilkan wirausahawan muda bukan berarti usaha menciptakannya tidak berhasil, hanya saja penguatan faktor pendukung pada bidang kegiatan kewirausahaan lainnya belum tumbuh bersamaan, seperti misalnya kegiatan berupa ajang lomba terkait masalah wirausaha bagi siswa SMK belum secara menyeluruh dilakukan, atau stimulan yang dapat merangsang siswa SMK untuk secara aktif dan kreatif membangun wirausaha masih belum menjadi prioritas program pemberdayaan siswa SMK,


dan lain-lain program yang sifatnya dapat merangsang siswa SMK untuk berwirausaha belum digalakkan secara tersistem.

Bukan hal yang mustahil ke depan dalam penanganan calon alumni/alumni SMK untuk bisa bekerja di DU ditangani secara serius akan sangat memberikan harapan besar bagi masa depan mereka untuk menjadi The young entrepreneurship yang berhasil dan sukses di kemudian hari.

Semoga ke depan pengelola SMK mulai dari tingkat pusat sampai satuan pendidikan memiliki perhatian serius dalam usaha penanganan siswa SMK untuk bisa bekerja di DU dengan tetap menjaga dan mempertahankan saluran lainnya di DI, sehingga masalah supply and demand atau masalah jumlah lulusan yang sangat besar dengan daya tampung lapangan kerja yang terbatas tidak menjadi hambatan berarti dalam usaha menempatkan para alumni SMK untuk bisa bekerja. ***

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...