Penulis: Dessy Darliasary Yunengsih, SP
In House Training (IHT)
Oleh Dessy
Darliasary Yunengsih, SP
Tahun Ajaran
2021/2022 Semester Genap akan segera dimulai. Persiapan mulai dibenahi, diatur
dan ditata untuk menyambut tahun ajaran baru. Evaluasi demi evaluasi telah
dilaksanakan, dari mulai adminiatrasi pembelajaran, sarana dan prasarana sampai
pengkondisian siswa.
Hal ini dilakukan supaya
PTMT pada semester genap ini bisa dilakukan lebih baik dari semester sebelumnya.
Begitu juga dengan persiapan para pendidik yang akan melaksanakan tugas pembelajaran
baik secara daring maupun luring.
Kurikulum Prototipe
dan Budaya Kerja merupakan tema yang diusung dalam kegiatan In House
Training (IHT) kali ini. Bapak H. E. Dedi Hidayatuloh., S.Pd., M.Pd sebagai
Pengawas Pembina KCD Wilayah VI, memandang pentingnya membahas kurikulum yang
dikaitkan dengan budaya kerja. Beliau mengharapkan dari IHT tersebut bisa menjadikan
pendidik yang amanah dan unggul yang bisa membekali peserta didik dalam
menghadapi Generasi 5.0.
Kurikulum
prototipe merupakan kurikulum yang diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan
untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama tahun 2022-2024. Kebijakan
kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa
pemulihan pembelajaran.
Kurikulum
prototipe melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya, di mana kurikulum
dirancang untuk mengembangkan murid secara holistik, mencakup kecakapan
akademis dan non akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional dan
spiritual. Selain itu juga berbasis kompetensi dan kontektualisasi serta
personalisasi.
Karakteristik
utama yang mendukung pemulihan pembelajaran, di mana pembelajaran harus
berbasis proyek hal ini diharapkan untuk bisa melakukan pengembangan soft
skills dan karakter. Pembelajaran bisa lebih mendalam, pada materi
esensial. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaan yang sesuai
dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan
muatan lokal.
Selain dari pada
itu, peran dudika sangatlah penting dalam menjembatani antarpeserta didik dengan
sekolah. Sehingga diperlukan Link and Match antara dudika dengan
sekolah. Pendidik bisa memiliki budaya kerja yang baik yang bisa ditularkan
kepada para peserta didik. Sikap mental merupakan budaya kerja yang paling
utama yang harus dimiliki oleh guru dan para siswanya. Super teams juga
diperlukan untuk bisa mewujudkan budaya kerja, sehingga para pendidik bisa bahu
membahu untuk memajukan sekolah dan meningkatkan kompetansi peserta didik.
Dari kurikulum
prototipe ini, diharapkan para guru bisa memiliki paradigma baru tentang
pendidikan. Jiwa pembelajar akan selalu melekat dalam dirinya sebagai bekal
yang akan ditransfer kepada para peserta didiknya.
Wallaua’lam
Bishawab