Penulis: Suryatni, S.S.
Suryatni, S.S.
Oleh Suryatni, S.S.
(Guru SMK Negeri 1 Cugenang)
Dunia
pendidikan tidak dapat menolak kemajuan teknologi. Justru kita wajib
memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut sebagai alat untuk melakukan kegiatan
yang positif. Dengan adanya pengembangan metaverse oleh perusahaan-perusahaan
teknologi raksasa, maka dunia pendidikan mau tidak mau harus menyiapkan diri
menyambut teknologi tersebut. Metaverse (jika memang berhasil dikembangkan)
akan menjadi dejavu ketika internet dulu juga mulai masuk dalam dunia
pendidikan. Metaverse mungkin akan membuat seluruh aktivitas dalam dunia
pendidikan nantinya dapat dilakukan dalam dunia virtual. Sekolah akan dibangun
di dunia virtual, kelas-kelas akan terdapat di dunia virtual, pembelajaran
dilakukan secara virtual, bahkan administrasi sekolah juga dapat dilakukan
secara virtual. Metaverse membuat kita dapat melakukan apapun tanpa harus
bertemu secara langsung. Jika hal ini terjadi, tentu menjadi sebuah disrupsi
bagi dunia pendidikan masa kini.(https://radarbanyuwangi.jawapos.com, 2021)
Metaverse
punya potensi besar untuk mengubah masa depan dunia pendidikan dunia: akses
luas terhadap pengetahuan dan kemungkinan bertemu dengan avatar banyak orang
dari seluruh dunia. Keuntungan tersebut yang harus diambil oleh institusi
pendidikan sehingga mereka seharusnya sudah mulai mengembangkan teknologi
metaverse. Cepat atau lambat, suka atau tidak suka fenomena multiverse akan
hadir dan menjadi bahagian dari tatanan dunia baru pendidikan.
Metaverse memungkinkan hadirnya interaksi virtual antarpengajar dan
peserta didik yang nantinya bisa menjadi ‘game-changer’ untuk praktik kegiatan
belajar mengajar dalam institusi pendidikan. Pengajar dan siswa berinteraksi
melalui avatar dalam ruang kelas virtual tiga dimensi dengan pendekatan
metafora dunia nyata.(Media, 2022).
Maka dampak
Dalam konteks pembelajaran yang berpusat pada siswa metaverse akan memberikan
dampak buruk bagi dunia pendidikan, kenapa demikian karena peran guru tidak
bisa digantikan dengan teknologi manapun. Siswa membutuhkan sentuhan langsung
dari guru bukan melalui dunia digital. Disinilah pentingnya Profil Pelajar
Pancasila dengan, enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci.
Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi
tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah: 1.
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2.
Berkebinekaan global, 3. Bergotong-royong, 4. Mandiri, 5. Bernalar kritis dan
6. Kreatif. Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa Profil Pelajar Pancasila
tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku
sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.(Profil Pelajar Pancasila, t.t.)
Projek
penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus
kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek ini,
peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting
seperti perubahan iklim, antiradikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha,
teknologi, dan kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik bisa melakukan
aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan
kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk
memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Nilai-nilai
karakter bangsa ini sudah semestinya ditumbuh kembangkan, terutama bagi
generasi muda melalui pendidikan karakter yang holistik-integratif melalui
semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran bahasa inggris. Ada 3 kompetensi,
yaitu meliputi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. “Bahasa Inggris bisa
menjadi wahana untuk penanaman nilai-nilai karakter guna mencapai ketiga
kompetensi tersebut. Alasannya, karena Bahasa Inggris merupakan bahasa asing
pertama di Indonesia yang dianggap penting guna mengembangkan ilmu pengetahuan
dan berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Namun pada kenyataannya, kesuksesan
pengajaran bahasa inggris di Indonesia masih belum maksimal. (Pelajaran Bahasa Inggris Perlu Masukkan
Pendidikan Karakter – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, t.t.)
Pendidikan
karakter yang diselipkan di pendidikan bahasa inggris ini bukan hanya untuk
membentuk pendidikan karakter tetapi juga bisa meningkatkan nilai dalam mata
pelajaran bahasa inggris. ”Model pendidikan karakter dengan pendekatan
holistik-integratif dengan penerapan Content-Based
Instruction (CBI) bukan hanya meningkatkan prestasi belajar tetapi juga
meingkatkan sikap/ karakter siswa. Selain itu CBI ini juga memudahkan guru
dalam menyusun rencana pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Model ini dapat
membangun generasi muda yang unggul dala memimpin negeri di masa mendatang.
Karena, guru sebagai ujung tombak dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada
anak didik untuk menciptakan komunitas kepribadian luhur dan berakhlak mulia di
lingkungan sekolah.
Praktik
metaverse dalam pendidikan berarti akan terjadi dan bahkan sudah terjadi ketika
praktik transfer ilmu dilakukan tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Semua
diwujudkan secara virtual melalui integrasi dari media sosial, virtual reality
(VR), augmented reality (AI), cryptocurrency dan berbagai perangkat yang sedang
hype saat ini. Metode belajar di mana saja dan kapan saja menjadi konsep
menarik yang digandrungi banyak pihak. Waktu, ruang dan biaya dapat dipangkas dengan
kehadiran teknologi. Berikut ini adalah website penyedia teknologi Virtual
Reality dan Augmented Reality yang sedang berkembang di bidang pendidikan,;
1. ClassVR
2. Engage
3. AltVR
4. edu.assemblrworld
5. Mondly AR
Dapat
disimpulkan bahwa, dunia pendidikan tidak dapat menolak kemajuan teknologi.
Justru kita wajib memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut sebagai alat untuk
melakukan kegiatan yang positif. Dengan adanya pengembangan metaverse oleh
perusahaan-perusahaan teknologi raksasa, maka dunia pendidikan mau tidak mau
harus menyiapkan diri menyambut teknologi tersebut. Metaverse punya potensi
besar untuk mengubah masa depan dunia pendidikan dunia: akses luas terhadap
pengetahuan dan kemungkinan bertemu dengan avatar banyak orang dari seluruh
dunia. Keuntungan tersebut yang harus diambil oleh institusi pendidikan
sehingga mereka seharusnya sudah mulai mengembangkan teknologi metaverse. Maka
dampak dalam konteks pembelajaran yang berpusat pada siswa
metaverse akan memberikan dampak buruk bagi dunia pendidikan, kenapa demikian
karena peran guru tidak bisa digantikan dengan teknologi manapun. Siswa
membutuhkan sentuhan langsung dari guru bukan melalui dunia digital. Projek
penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk "mengalami pengetahuan" sebagai proses penguatan karakter
sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Nilai-nilai
karakter bangsa ini sudah semestinya ditumbuh kembangkan, terutama bagi
generasi muda melalui pendidikan karakter yang holistik-integratif melalui
semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran bahasa inggris. Pendidikan
karakter yang diselipkan di pendidikan bahasa inggris ini bukan hanya untuk membentuk
pendidikan karakter tetapi juga bisa meningkatkan nilai dalam mata pelajaran
bahasa inggris. "Model pendidikan karakter dengan pendekatan
holistik-integratif dengan penerapan Content-Based Instruction (CBI) bukan
hanya meningkatkan prestasi belajar tetapi juga meingkatkan sikap/ karakter
siswa.
Sederhananya
Virtual Reality atau realitas maya adalah teknologi yang membuat pengguna dapat
berinteraksi dengan suatu lingkungan virtual dengan media komputer yang
disimulasikan secara realtime, sedangkan Augmented Reality atau realitas
tambahan merupakan teknologi yang dapat menggabungkan benda maya dengan suatu
lingkungan nyata. Penerapan AR / VR untuk augmented learning meningkat di
seluruh institusi pendidikan tinggi. Sekolah dan universitas menginvestasikan
sumber daya dalam menciptakan infrastruktur untuk mengintegrasikan kurikulum
dengan teknologi ini. Teknologi AR/VR tidaklah murah dan memerlukan penyesuaian
khusus antara teknologi dan kurikulum untuk memberikan hasil belajar yang
diinginkan. Ini dapat mencegah beberapa institusi memasukkan AR / VR ke dalam
sistem penyampaian pendidikan mereka. Tujuan sebenarnya dari AR / VR di dalam
dunia pendidikan adalah untuk mempromosikan keterlibatan siswa dan menumbuhkan
pemahaman yang lebih baik. Dengan menjadikan pembelajaran lebih imersif dan
eksperiensial dengan headset VR, guru dapat menjelaskan konsep kompleks kepada
siswa dalam lingkungan yang terkendali.
Daftar
Pustaka
https://radarbanyuwangi.jawapos.com.
(2021, November 30). Metaverse dalam Dunia
Pendidikan: Peluang atau Ancaman.
https://radarbanyuwangi.jawapos.com/kolom/30/11/2021/metaverse-dalam-dunia-pendidikan-peluang-atau-ancaman
Media, K. C.
(2022, Januari 22). Semesta Digital
Metaverse Pendidikan di IndonesiaHalaman all. KOMPAS.com.
https://www.kompas.com/edu/read/2022/01/22/114703371/semesta-digital-metaverse-pendidikan-di-indonesia
Pelajaran Bahasa Inggris Perlu Masukkan
Pendidikan Karakter – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (t.t.). Diambil 11 April 2022, dari https://www.umy.ac.id/pelajaran-bahasa-inggris-perlu-masukkan-pendidikan-karakter
Profil Pelajar Pancasila. (t.t.). ditpsd.kemdikbud.go.id. Diambil 11 April 2022, dari http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila