PROFIL PELAJAR PANCASILA DI ERA METAVERSE DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

Penulis: Suryatni, S.S.

Dibaca: 279 kali

Suryatni, S.S.

Oleh Suryatni, S.S.

(Guru SMK Negeri 1 Cugenang)


 

Dunia pendidikan tidak dapat menolak kemajuan teknologi. Justru kita wajib memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut sebagai alat untuk melakukan kegiatan yang positif. Dengan adanya pengembangan metaverse oleh perusahaan-perusahaan teknologi raksasa, maka dunia pendidikan mau tidak mau harus menyiapkan diri menyambut teknologi tersebut. Metaverse (jika memang berhasil dikembangkan) akan menjadi dejavu ketika internet dulu juga mulai masuk dalam dunia pendidikan. Metaverse mungkin akan membuat seluruh aktivitas dalam dunia pendidikan nantinya dapat dilakukan dalam dunia virtual. Sekolah akan dibangun di dunia virtual, kelas-kelas akan terdapat di dunia virtual, pembelajaran dilakukan secara virtual, bahkan administrasi sekolah juga dapat dilakukan secara virtual. Metaverse membuat kita dapat melakukan apapun tanpa harus bertemu secara langsung. Jika hal ini terjadi, tentu menjadi sebuah disrupsi bagi dunia pendidikan masa kini.(https://radarbanyuwangi.jawapos.com, 2021)

Metaverse punya potensi besar untuk mengubah masa depan dunia pendidikan dunia: akses luas terhadap pengetahuan dan kemungkinan bertemu dengan avatar banyak orang dari seluruh dunia. Keuntungan tersebut yang harus diambil oleh institusi pendidikan sehingga mereka seharusnya sudah mulai mengembangkan teknologi metaverse. Cepat atau lambat, suka atau tidak suka fenomena multiverse akan hadir dan menjadi bahagian dari tatanan dunia baru pendidikan.

Metaverse memungkinkan hadirnya interaksi virtual antarpengajar dan peserta didik yang nantinya bisa menjadi ‘game-changer’ untuk praktik kegiatan belajar mengajar dalam institusi pendidikan. Pengajar dan siswa berinteraksi melalui avatar dalam ruang kelas virtual tiga dimensi dengan pendekatan metafora dunia nyata.(Media, 2022).

Maka dampak Dalam konteks pembelajaran yang berpusat pada siswa metaverse akan memberikan dampak buruk bagi dunia pendidikan, kenapa demikian karena peran guru tidak bisa digantikan dengan teknologi manapun. Siswa membutuhkan sentuhan langsung dari guru bukan melalui dunia digital. Disinilah pentingnya Profil Pelajar Pancasila dengan, enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci.

Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah: 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2. Berkebinekaan global, 3. Bergotong-royong, 4. Mandiri, 5. Bernalar kritis dan 6. Kreatif. Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa Profil Pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.(Profil Pelajar Pancasila, t.t.)

Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, antiradikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.

Nilai-nilai karakter bangsa ini sudah semestinya ditumbuh kembangkan, terutama bagi generasi muda melalui pendidikan karakter yang holistik-integratif melalui semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran bahasa inggris. Ada 3 kompetensi, yaitu meliputi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. “Bahasa Inggris bisa menjadi wahana untuk penanaman nilai-nilai karakter guna mencapai ketiga kompetensi tersebut. Alasannya, karena Bahasa Inggris merupakan bahasa asing pertama di Indonesia yang dianggap penting guna mengembangkan ilmu pengetahuan dan berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Namun pada kenyataannya, kesuksesan pengajaran bahasa inggris di Indonesia masih belum maksimal. (Pelajaran Bahasa Inggris Perlu Masukkan Pendidikan Karakter – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, t.t.)

Pendidikan karakter yang diselipkan di pendidikan bahasa inggris ini bukan hanya untuk membentuk pendidikan karakter tetapi juga bisa meningkatkan nilai dalam mata pelajaran bahasa inggris. ”Model pendidikan karakter dengan pendekatan holistik-integratif dengan penerapan Content-Based Instruction (CBI) bukan hanya meningkatkan prestasi belajar tetapi juga meingkatkan sikap/ karakter siswa. Selain itu CBI ini juga memudahkan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Model ini dapat membangun generasi muda yang unggul dala memimpin negeri di masa mendatang. Karena, guru sebagai ujung tombak dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada anak didik untuk menciptakan komunitas kepribadian luhur dan berakhlak mulia di lingkungan sekolah.

Praktik metaverse dalam pendidikan berarti akan terjadi dan bahkan sudah terjadi ketika praktik transfer ilmu dilakukan tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Semua diwujudkan secara virtual melalui integrasi dari media sosial, virtual reality (VR), augmented reality (AI), cryptocurrency dan berbagai perangkat yang sedang hype saat ini. Metode belajar di mana saja dan kapan saja menjadi konsep menarik yang digandrungi banyak pihak. Waktu, ruang dan biaya dapat dipangkas dengan kehadiran teknologi. Berikut ini adalah website penyedia teknologi Virtual Reality dan Augmented Reality yang sedang berkembang di bidang pendidikan,;

1.         ClassVR


2.         Engage


3.         AltVR


4.         edu.assemblrworld


5.         Mondly AR

Dapat disimpulkan bahwa, dunia pendidikan tidak dapat menolak kemajuan teknologi. Justru kita wajib memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut sebagai alat untuk melakukan kegiatan yang positif. Dengan adanya pengembangan metaverse oleh perusahaan-perusahaan teknologi raksasa, maka dunia pendidikan mau tidak mau harus menyiapkan diri menyambut teknologi tersebut. Metaverse punya potensi besar untuk mengubah masa depan dunia pendidikan dunia: akses luas terhadap pengetahuan dan kemungkinan bertemu dengan avatar banyak orang dari seluruh dunia. Keuntungan tersebut yang harus diambil oleh institusi pendidikan sehingga mereka seharusnya sudah mulai mengembangkan teknologi metaverse. Maka dampak dalam konteks pembelajaran yang berpusat pada siswa metaverse akan memberikan dampak buruk bagi dunia pendidikan, kenapa demikian karena peran guru tidak bisa digantikan dengan teknologi manapun. Siswa membutuhkan sentuhan langsung dari guru bukan melalui dunia digital. Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk "mengalami pengetahuan" sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Nilai-nilai karakter bangsa ini sudah semestinya ditumbuh kembangkan, terutama bagi generasi muda melalui pendidikan karakter yang holistik-integratif melalui semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran bahasa inggris. Pendidikan karakter yang diselipkan di pendidikan bahasa inggris ini bukan hanya untuk membentuk pendidikan karakter tetapi juga bisa meningkatkan nilai dalam mata pelajaran bahasa inggris. "Model pendidikan karakter dengan pendekatan holistik-integratif dengan penerapan Content-Based Instruction (CBI) bukan hanya meningkatkan prestasi belajar tetapi juga meingkatkan sikap/ karakter siswa.

Sederhananya Virtual Reality atau realitas maya adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan virtual dengan media komputer yang disimulasikan secara realtime, sedangkan Augmented Reality atau realitas tambahan merupakan teknologi yang dapat menggabungkan benda maya dengan suatu lingkungan nyata. Penerapan AR / VR untuk augmented learning meningkat di seluruh institusi pendidikan tinggi. Sekolah dan universitas menginvestasikan sumber daya dalam menciptakan infrastruktur untuk mengintegrasikan kurikulum dengan teknologi ini. Teknologi AR/VR tidaklah murah dan memerlukan penyesuaian khusus antara teknologi dan kurikulum untuk memberikan hasil belajar yang diinginkan. Ini dapat mencegah beberapa institusi memasukkan AR / VR ke dalam sistem penyampaian pendidikan mereka. Tujuan sebenarnya dari AR / VR di dalam dunia pendidikan adalah untuk mempromosikan keterlibatan siswa dan menumbuhkan pemahaman yang lebih baik. Dengan menjadikan pembelajaran lebih imersif dan eksperiensial dengan headset VR, guru dapat menjelaskan konsep kompleks kepada siswa dalam lingkungan yang terkendali.

Daftar Pustaka

https://radarbanyuwangi.jawapos.com. (2021, November 30). Metaverse dalam Dunia Pendidikan: Peluang atau Ancaman.

https://radarbanyuwangi.jawapos.com/kolom/30/11/2021/metaverse-dalam-dunia-pendidikan-peluang-atau-ancaman

Media, K. C. (2022, Januari 22). Semesta Digital Metaverse Pendidikan di IndonesiaHalaman all. KOMPAS.com.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/01/22/114703371/semesta-digital-metaverse-pendidikan-di-indonesia

Pelajaran Bahasa Inggris Perlu Masukkan Pendidikan Karakter – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (t.t.). Diambil 11 April 2022, dari https://www.umy.ac.id/pelajaran-bahasa-inggris-perlu-masukkan-pendidikan-karakter

Profil Pelajar Pancasila. (t.t.). ditpsd.kemdikbud.go.id. Diambil 11 April 2022, dari http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...