Allah SWT, Mitra Kesepuluh (Kisah inspiratif)

Penulis: Dr. Drs. Raya Erwana, M.Pd.

Dibaca: 1144 kali

Dr. Drs. Raya Erwana, M.Pd.

Oleh Dr. Drs. Raya Erwana, M.Pd.

(Praktisi Pendidikan)

 

Kisah ini akan dimulai dari seseorang yang bernama Sholah Athiyah. Siapakah itu Ir. Sholah Athiyah?

Mari kita simak penjelasan di bawah ini. Alkisah, sebuah kota kecil bernama Tafahna Al Asyrof, hiduplah seorang pemuda bernama Ir. Sholah Athiyah, di kota kecil yang tenang ini, kini telah berubah menjadi kota terkenal di Mesir. Seperti yang dikutip oleh Syekh DR. Mustafa Dasuki Kasbah, Ahli Wakaf dari Universitas al-Azhar. Di Mesir ada sebuah kota kecil bernama Tafahna Al Asyrof. Kota ini adalah kota kecil yang tenang. Namun atas perjuangan seseorang bernama Sholah Athiyah kota ini menjadi salah satu kota terkenal di Mesir.

Sholah Athiyah adalah seorang pemuda miskin dari kota itu. Bahkan ketika dia kuliah, dia hanya memiliki satu celana panjang. Ia belajar di salah satu universitas di Mesir jurusan pertanian. Setelah itu, ia dan delapan rekannya sepakat untuk memulai bisnis unggas dan perkebunan.

Mereka mengumpulkan uang sebagai modal masing-masing dengan menjual apapun yang mereka miliki. Termasuk uang hasil penjualan perhiasan istri-istrinya. Dan akhirnya uang sedikit demi sedikit berhasil mereka kumpulkan. Kemudian mereka berpikir, bagaimana jika ada tambahan partner untuk memperkuat bisnis mereka. Yaitu pasangan ke-10.

Jadi mereka mencari 'mitra kesepuluh'. Tapi siapa pasangan ke-10? Kemudian Ir. Sholah Athiyah mengusulkan satu nama sebagai pasangan kesepuluhnya, yaitu Allah SWT. Dan Allah akan menerima 10% dari keuntungan bisnis mereka. Dengan perjanjian Allah yang akan memberikan (perlindungan, pemeliharaan dan perawatan) dari segala wabah penyakit.

Kemudian dibuatlah surat perjanjian di bawah Notaris lengkap dengan segala klausulnya. Termasuk mengikutsertakan Allah sebagai sekutu kesepuluhnya. Tak disangka di tahun pertama usahanya langsung melejit. Kemudian mereka sepakat lagi untuk meningkatkan persentase keuntungan kepada mitra kesepuluh sebesar 20% pada tahun berikutnya. Hingga akhirnya pada tahun berikutnya menembus hingga 50%.

Lalu bagaimana cara mengalokasikan keuntungan 50%? Jadi sekolah dibangun untuk anak laki-laki dan perempuan dari tingkat SD sampai SMA. Namun, karena keuntungan bisnis semakin maju, Baitul Maal pun dibuat di kota kecil itu.

Selanjutnya, Ir. Sholah Athiyah dan kawan-kawan mengajukan izin mendirikan universitas di kota ini. Namun, ditolak dengan alasan tidak adanya sarana prasarana pendukung bagi para siswa. Akhirnya, mereka mengusulkan pembangunan universitas lengkap dengan jalur kereta api, kereta api dan stasiun dengan biaya sendiri. Dan ini akhirnya disetujui.

Akhirnya, untuk pertama kalinya, universitas pertama di kota kecil ini didirikan. Selanjutnya didirikan universitas-universitas berikut ditambah asrama untuk mahasiswi yang berjumlah lebih dari seribu kamar. Kemudian Baitul Maal kedua dibangun dan alhasil kemiskinan di kota ini hilang.

Setiap panen, seluruh kota diberikan sayuran gratis. Dan juga diadakan pelatihan bagi pemuda pengangguran untuk menjadi petani tangguh. Dan bisa mendapatkan hasil yang diekspor ke negara tetangga.

Dan pada puncaknya, Ir. Sholah menyerahkan 100% keuntungan usahanya kepada Allah SWT sebagai partner ke-10. Dan dia berubah menjadi "karyawan" untuk pasangannya yang ke-10. Dan dia juga mau menerima gajinya dengan syarat Tuhannya, sehingga dia diberi keyakinan bahwa dia hanya membutuhkan dan meminta kepada-Nya saja. Di akhir hidupnya ia dibaringkan oleh jutaan orang Mesir. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya, Aamiin.

Dari kisah di atas dapat disimpulkan bahwa, apabila kita melibatkan Allah SWT sebagai Mitra kita dalam setiap urusan kita, inshaaAllah keberkahan hidup di dunia maupun di akhirat akan selalu terlimpah pada diri kita. Aamiin.

Sumber cerita http://mediakeuangan.faitslasante.com

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...