Penulis: Tatang Sunendar
Ilustrasi
Oleh Tatang
Sunendar
MC : anak anak siapa pemeran utama film yang telah
disaksikan?
S : Rizal.
afriza..
MC: jka ketemu dengan orang asing memberi sesuatu dengan
niat jahat harus gimana anak anak?
S : berlari dan minta tolong
MC : apa yang boleh dipegang dan yang tidak boleh
dipegang oleh orang lain?
S :…… yang
boleh kepala, tangan, kaki dan………… yang tidak
boleh yang tertutup baju dalam
Demikian dialog
antara MC dan siswa siswa SD, SMP usai menyaksikan film pendek yang berjudul
para pemberani, sebuah film pendek dibuat oleh BBGP Jawa Barat. Siswa sangat
antusias dan mampu menjawab pertanyaan dengan baik. Hal ini menunjukkan siswa
menyimak alur cerita. Film pendek buatan BBGP Jawa Barat ini merupakan film pendidikan
yang sarat dengan penanaman nilai-nilai pendidikan dan difokuskan pada penanaman
karakter serta memberikan pemahaman
tentang tiga dosa besar pendidikan terkait dengan bahaya bullying, narkoba serta kekerasan seksual.
Medium film dijadikan sarana oleh BBGP Jabar dalam upaya menyebarluaskan
informasi terkait pengembangan karakter siswa. Mengapa hal ini dikembangkan?
Mengingat film
sebagai salah satu bentuk media hiburan memiliki kekuatan luar biasa dalam mempengaruhi
perilaku dan cara berpikir masyarakat. Tak hanya berfungsi sebagai sarana
hiburan, film juga dapat menjadi alat pendidikan yang efektif. Bentuk
pendidikan yang cocok diintegrasikan
dalam film adalah pendidikan karakter. Karena karakter merupakan proses
pembentukan nilai-nilai moral dan etika dalam diri seseorang serta menjadi pondasi
penting dalam pembentukan individu yang berkualitas dan berintegritas.
Adapun pendidikan
karakter adalah proses panjang yang melibatkan berbagai aspek kehidupan, termasuk
keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial. Film sebuah produk budaya memiliki
peran strategis dalam menyampaikan pesan-pesan moral dan etika yang dapat
membentuk karakter penontonnya. Film dapat menyajikan cerita yang sarat dengan
nilai-nilai kebaikan, seperti kejujuran, keberanian, tanggung jawab, kerja
keras, dan kepedulian terhadap sesama.
Nilai-nilai dari pendidikan
karakter sangat cocok disampaikan melalui film dan hal ini nampaknya sangat efektif.
Adapun nilai kunci pendidikan karakter pada film ceritanya harus menginspirasi
karena cerita yang kuat dan menginspirasi dapat menyentuh hati penonton dan
membuat mereka merenungkan nilai-nilai yang disampaikan. Karakter-karakter yang
menghadapi konflik dan tantangan dengan cara yang mulia dapat menjadi panutan
bagi penonton. Begitu pula pengembangan karakter yang baik tidak hanya
menampilkan cerita, tetapi juga menggambarkan perkembangan karakter yang
realistis. Melalui perkembangan ini, penonton dapat melihat transformasi
karakter dari awal hingga akhir cerita, yang mencerminkan pembelajaran dan
pertumbuhan pribadi.
Selanjutnya pesan moral
ini penting mengingat pesan moral jika disampaikan dengan jelas dan tidak
membingungkan. Namun pesan ini sebaiknya disampaikan secara alami melalui alur
cerita dan tindakan karakter, bukan melalui narasi yang terlalu menggurui dan
tidak kalah pentingnya adalah konflik
dan resolusi karena konflik merupakan elemen penting dalam cerita yang dapat
menunjukkan dilema moral dan etika. Resolusi konflik yang memuaskan dan sesuai
dengan nilai-nilai moral akan meninggalkan kesan mendalam pada penonton.
Faktor-faktor
tersebutlah yang menjadi fokus BBGP Jabar dalam membuat film pendidikan, yang sudah siap untuk ditonton sebanyak
sepuluh buah film yang di antaranya
berjudul para pemberani, si paling mabar, sepatu kotor, harmoni, sang pemenang, metapora, martabak
jagung buatan azka serta di bawah jemari mungil. Film yang telah dibuat ini
memang masih untuk siswa TK, SD, dan
SMP, namun siswa jenjang lain, guru dan orang tua bisa menyimaknya serta film-film tersebut bisa dilihat di kanal
Youtube, IG BBGP, dll. Film yang dibuat BBGP Jabar bisa dijadikan salah saran sarana pengembangan
pendidikan karakter di sekolah oleh bapak ibu guru dengan cara
mengintergrasikannya mata pelajaran yang cocok, karena mengintegrasikan
pendidikan karakter melalui film di sekolah dapat menjadi metode yang efektif
untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada siswa. Namun guru dan pihak sekolah
juga harus selektif dalam memilih film yang akan digunakan sebagai metode
penyampaian.
Selanjutnya setelah
guru mengajak menonton film, siswa dapat diajak untuk berdiskusi dan
merenungkan nilai-nilai yang terkandung dalam film tersebut. Guru bisa
memfasilitasi diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengunggah pemikiran
siswa tentang bagaimana mereka dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Kemudian guru memperkuat pesan yang disampaikan dalam
film, sekolah bisa mengadakan kegiatan tindak lanjut seperti drama, menulis
esai, atau proyek kelompok yang terkait dengan tema film. Tapi harus diingat
oleh guru bahwa menonton film dan mengadakan diskusi membutuhkan waktu yang
cukup panjang, yang bisa menjadi tantangan tersendiri dalam kurikulum yang
sudah padat. Apalagi tidak semua siswa terlibat
aktif dalam kegiatan menonton dan mendiskusikan film. Guru harus mencari cara
untuk menarik minat dan partisipasi semua siswa.
Peran strategis film
dalam menyampaikan pesan pendidikan karakter kepada siswa. Dengan cerita yang
inspiratif, pengembangan karakter yang realistis, pesan moral yang jelas, serta
konflik dan resolusi yang memuaskan, film dapat menjadi oase yang menyejukkan
dan memperkaya jiwa siswa. Film-film seperti film film pendek dan sederhana
yang dibuat BBGP merupakan contoh nyata bagaimana media ini dapat digunakan
untuk menyemai nilai-nilai kebaikan dan membentuk karakter siswa. Melalui film,
kita dapat berharap melihat lahirnya
siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berintegritas
dan bermoral tinggi. Di sekolah, integrasi pendidikan karakter melalui film
dapat menjadi alat yang kuat dalam membentuk siswa yang berkarakter dan
beretika merupakan sebuah keniscayaan. Untuk itu ajaklah siswa siswa menonton film film pendek karya BBGP Jabar di kanal youtube atau lainnya walau
mungkin terlihat sederhana namun bisa dimanfaatkan untuk sebuah media
pembelajaran…. Semoga.