Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Oleh Ahmad Rusdiana
Pelaksanakan tugas dan fungsi
organisasi tentunya didukung oleh sumber daya manusia (SDM). Istilah sumber
daya manusia merujuk pada individu-individu yang ada dalam organisasi yang
saling bekerja sama untuk mewujudkan tujuan organisasinya SDM yang diharapkan
saat ini adalah SDM yang unggul sehingga dapat menghasilkan karya dan kinerja
yang berkualitas, untuk mencapai keunggulan dan kompetifif di era yang penuh
tantangan dan ketidak pastian.
Banyak variabel yang
berpengaruh terhadap kinerja, salahsatu diantaranya adalah kompetensi.
Organisasi tentunya menginginkan agar setiap saat memiliki sumber daya manusia
yang berkualitas dalam arti memiliki persyaratan kompetensi untuk
didayagunakan. Sumber daya manusia yang berkompeten akan diperoleh dari para
karyawannya yang memiliki karakteristik pengetahuan terkait dengan pelaksanaan
tugas secara penuh, mampu melaksanakan tugas-tugas karena memiliki
keahlian/keterampilan (skill) yang diperlukan, bersikap produktif,
inovatif/kreatif, serta mau bekerjasama dengan orang lain.
Untuk mempertahankan sumber
daya manusia yang berkualitas, maka perlu menempatkannya pada jabatan yang
tepat serta harus dikembangkan dan dipelihara agar semua fungsi organisasi bisa
berjalan seimbang. Variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah
motivasi. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki suatu
faktor yang mendorong aktivitas tersebut. Oleh karena itu faktor pendorongnya
adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut. Apabila ia membutuhkan serta
menginginkan sesuatu, maka ia terdorong untuk melakukan aktivitas tertentu
untuk memperoleh apa yang dibutuhkannya.
Peningkatan kinerja karyawan memerlukan beberapa hal seperti motivasi yang
tinggi, kompetensi yang memadai, kepemimpinan yang baik, dan lingkungan kerja
yang mendukung karyawan untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Dakam Konteks 5K Lima
pilar kepemimpinan Abad 21, Johanes Djohan,
(2016), menempatkan kompetensi pada urutan kedua setelah Kekuasaan, selanjunta disebut (K-2).
Dalam pengertian sempit dan praktis, kompetensi sering dimaknai sebagai
pengetahuan dan keterampilan. Dalam arti luas kompetensi adalah segala bentuk
tentang motif, sikap, pengetahuan, keterampilan, perilaku, atau karakteristik
pribadi lain yang penting untuk melaksanakan atau yang membedakan antara
kinerja rata- rata dan superior.
Spencer dalam Wibowo (2017) menegaskan bahwa kompetensi adalah segala
bentuk sikap, motif, keterampilan, pengetahuan perilaku atau karakteristik
pribadi lain yang penting untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
membedakan antara kinerja rata-rata dengan kinerja superior.
Karakteristik kompetensi yang dapat mendukung kinerja organisasi menurut
Spencer and Spencer dalam Wibowo (2017), terdapat lima aspek yaitu:
Pertama; Motif, adalah sesuatu yang secara konsisten
dipikirkan atau diinginkan orang yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong,
mengarahkan dan memilih prilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu.
Kedua: Sifat, adalah karakteristik fisik dan respon yang
konsisten terhadap situasi atau informasi. Kecepatan reaksi dan ketajaman amata
merupakan ciri fisik kompetnsi seorang pilot tempur.
Ketiga; Konsep Diri, adalah sikap, nilai-nilai atau citra diri seseorang. Percaya
diri merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir setiap
situasi adalah bagian dari konsep diri seseorang.
Keempat; Pengetahuan, adalah informasi yang dimiliki
seeorang dalam bidang spesifik. Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks.
Skor pada tes pengetahuan sering gagal menprediksi presetasi kerja karena gagal
mengukur pengetahuan dan keterampilan dengan cara yang sebenarnya dipergunakan
dalam pekerjaan.
Kelima; Keterampilan, adalah kemampuan untuk mengerjakan
tugas fisik atau mental tertentu. Kompetensi mental atau keterampilan kognitif
termasuk berfikir analitis dan konseptual.
Komponen kompetensi yang motif, karakter pribadi, dan konsep diri dapat
meramalkan suatu perilaku tertentu yang pada akhirnya akan muncul sebagai
prestasi kerja. Kompetensi juga selalu melibatkan intensi (kesengajaan) yang
mendorong sejumlah motif atau karakter pribadi untuk melakukan suatu aksi
menuju terbentuknya suatu hasil.
Menurut McClelland dalam Sutrisno (2011), ada tiga komponen dasar untuk
memotivasi orang bekerja yaitu kebutuhan akan berprestasi, kebutuhan akan
kekuasaan dan kebutuhan afiliasi. Ketiga kebutuhan ini akan selalu muncul pada
tingkah laku individu hanya kekuatannya tidak sama antara kebutuhan-kebutuhan
itu pada diri seseorang.
Wallahu A'lam
Bishowab
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Founder tresnabhakti.org, pegiat Rumah
Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen pendidikan; Penulis buku:
Kepemimpinan Pendidikan; Kebijakan Pendidikan; Etika Komunikasi Organisasi;
Manajemen Risiko, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan
Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana
Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA,
MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan
Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun
1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan
pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70
mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Rumah Baca Tresna
Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan Panawangan Kab. Ciamis Jawa Barat.
Korespondensi :(1) http://a.rusdiana.id (2)
http://tresnabhakti.org/webprofil; (3)
http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators (4)
https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana +shopee&source (5)
https://play.google.com/store/books/author?id.